Episode 9 : Di Bawah Sayap Ku

3.3K 332 11
                                    

"Kakak! Kakak! " seorang anak kecil berlarian dengan ceria di taman penuh bunga. Tatapannya terus tertuju pada seorang gadis cantik yang duduk tak jauh dari tempatnya di temani seorang pelayan.

"Razel! Jaga sopan santun mu nak! " marah sang pelayan sekaligus khawatir. Bagaimana bisa anaknya begitu lancang pada majikan yang dia layani? Walau ia tau sang putri cukup mengenal putranya, ia tidak yakin jika sang putri tidak akan tiba tiba menggila!

"Jangan marahi dia, biarkan saja. "

"Tapi-"

"Aku yang menyuruhnya. "

"Baik. " Pelayan itu pun dengan patuh membiarkan anaknya terus bermain. Dari waktu ke waktu, bocah itu akan memanggilnya atau orang yang ada di depannya.

"Kakak! Ibu! Ini untuk kalian! " Razel memberikan dua karangan bunga untuk kedua perempuan itu.

"Razel bagaimana bisa kau mengambil bunga seenaknya? " tukas Yemina, ibu tunggal Razel setelah putranya kehilangan sosok seorang ayah pada tahun ke duanya hidup di dunia.

"Biarkan saja, kalian bisa berlaku sesuka hati. Terimakasih Razel, apa kau ingin makan kue?" Callie mengambil karangan bunga dari tangan Razel, bocah yang pernah di tolongnya dulu lalu membersihkan tangan dan wajahnya yang penuh tanah.

Kedua mata Razel berbinar cerah. "Mau! "

"Anak manis. " Callie memberikan sepotong kue untuk Razel lalu pada Yemina yang terus menonton dengan khawatir. " Aku tidak akan melakukan apapun, jadi makanlah. "

"Ibu ini enak! Kakak memang yang terbaik! " riang Razel. Jujur saja, sebagai rakyat biasa seperti mereka, kue adalah makanan yang sangat mahal bahkan jika mereka mengunakan semua tabungan mereka untuk membelinya.

"......... Terimakasih, nona! " Dengan ragu, Yemina akhirnya melahap kue itu. Semburan rasa manis dari gula dan susu juga rasa asam dari stroberi meledak ledak di mulutnya. Rasanya sudah lama ia tidak memakan sesuatu yang mengandung gula dan susu mengingat hal itu adalah barang yang mahal.

Melihat ekspresi keduanya, Callie menambahkan. "Ambillah lagi jika masih kurang. "

"Baik! " Razel segera mengambil sepotong kue lagi. Sekarang yang rasa jeruk! Umm~ enak sekali!

Callie menatap keduanya dalam diam. Kedamaian kembali menghiasi seperti biasa.

Beberapa bulan telah berlalu semenjak kebangkitannya sebagai Saintess. Dan sudah beberapa bulan ini lah ketenangan dan kedamaian mengelilinginya.

Setelah berpapasan dengan Razel dan mengobrol, kini mereka lebih dekat layaknya kakak dan adik. Ia juga tidak pernah keluar dari paviliun jika bukan karena panggilan Raja atau makan bersama sesuai janjinya.

Dunia sosialita?

Callie bahkan tidak pernah memilikirkannya.

Ngomong ngomong, ia sudah lama tidak melihat Ayress. Mungkin karena guild sedang sibuk menerima permintaan. Mau bagaimanapun, di perbatasan barat kerajaan saat ini tengah terjadi peperangan melawan para moster.

Makhluk tanpa akal menyeramkan yang suka mengganggu manusia. Konon monster keluar dari neraka atas perintah iblis untuk membuat bencana bagi umat manusia.

Para kesatria dan bangsawan turun langsung ke medan perang. Ada yang melakukannya demi reputasi, ada pula yang ikut karena rasa kepahlawanan.

Karena perang ini, banyak rakyat yang menjadi korban. Callie menyumbangkan sebagian besar uangnya dan meminta pihak kuil untuk merawat korban peperangan. Berkat itu pula, citranya sedikit membaik di kalangan para pendeta. Yah walau dia sendiri tidak peduli.

The Antagonis Body! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang