prolog

359 17 3
                                    

Sebuah rumah besar tua di dekat hutan, rumah itu memiliki lantai dua dengan gaya jaman dulu yang masih kental.

terdengar teriakan di seluruh ruangan di rumah itu dimana ada suami istri yang sedang bertengkar hebat. 

"AKU SUDAH BILANG JANGAN BUANG BENDA ITU KENAPA KAMU TIDAK MENURUT PADAKU HAH" teriak seorang pria terhadap sang istri dengan raut wajah memerah karena marah.

"KENAPA KAMU INGIN MENYIMPAN BENDA DARI MANTAN ISTRIMU ITU, KAMU MASIH MENCINTAINYA DIA SUDAH MATI DIA TIDAK AKAN PERNAH HIDUP, KAU TIDAK MENGHORMATIKU SEBAGAI ISTRIMU DAN MEMILIH MENYIMPAN BENDA ORANG MATI ITU" balas istrinya 

"KAU SUDAH GILA HAH, KAU TAU SENDIRI ALASANNYA KENAPA AKU MASIH MENYIMPANNYA DIA BERBAHAYA KAU BISA MENCELAKAI KITA SEMUA DAN ORANG LAIN" pria itu meraih bahu istrinya dan mencengkramnya membuat istrinya sedikit meringis tapi wanita itu tetap keras kepala dan menepis tangan itu dengan sekuat tenaga

"ITU HANYA AKAL AKALAN MU SAJA PAH, AKU TAU KALAU KAMU MASIH MENCINTAI WANITA ITU DAN SETIAP MALAM MENATAP FOTONYA KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU?"

pria itu mengusap wajahnya kasar mendengar perkataan sang istri yang menuduhnya seperti itu.

"dengar aku tidak melakukan itu karena aku mau tapi karena aku harus melakukannya ini demi kita dan putri kita harusnya kau mengerti,aku sudah menjelaskannya padamu kenapa kamu menjadi seperti ini, dia akan mendatangi kita dia berbahaya" jelas pria itu sedikit menurunkan nada bicaranya tapi seluruh tubuhnya bergetar menandakan ketakutan yang besar.

"aku tidak percaya apapun yang kau katakan orang mati tidak akan bisa melakukan apapun" kata wanita itu 

pria itu menatap tidak percaya pada istrinya yang keras kepala itu "kau tidak tau apa yang kau lakukan, dia berbahaya kita akan mati"

wanita itu tiba tiba tertawa terbahak bahak mendengar perkataan suaminya.

"apa?. kau benar benar percaya dengan hal itu,kau benar benar takut. baik ayo kita buktikan" ucap wanita itu dan beranjak pergi menuju ke sebuah ruangan di atas tangga meninggalkan suaminya yang panik menatapnya.

"HEY APA YANG INGIN KAU LAKUKAN BERHENTI" dia mengejar istrinya dan berusaha menghentikannya

wanita itu masuk ke sebuah ruangan diikuti oleh pria itu dari belakang. dia mengambil bunga dan beberapa benda yang dikumpulkan mengelilingi sebuah tempat yang kosong yang awalnya tempat sebuah benda dan boneka lusuh dengan sedikit bercak darah.dia membuangnya ke lantai dan menginjaknya menghancurkan tempat.

pria itu berteriak keras dan berusaha menghentikan kegilaan istrinya itu."BERHENTI KAU GILA" wanita itu tertawa keras sambil terus mengacak ngacak tempat itu sebelum berhasil dihentikan oleh suaminya.

"sekarang apa?. tidak ada apapun yang terjadi oh aku juga harus mengucapkan mantra atau apa oh benar kau bilang kata itu padaku" wanita itu menyeringai menatap suaminya

"TUTUP MULUTMU ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU" teriaknya

sebelum wanita itu membuka mulutnya lagi pria itu mencengkram rahangnya keras dan hendak membantingnya sebelum pintu terbanting keras mengalihkan kedua sosok itu.

berdiri di depan pintu terlihat ada anak kecil perempuan berusia 7 tahun mengenakan baju tidur putih menatap kearah orang tuanya.

"ayah ibu apa yang sedang kalian lakukan" kata anak kecil itu sedikit bergetar karena takut

mereka melepaskan diri masing masing dan merapikan pakaiannya

"tidak apa apa sayang ibu sama ayah gak bertengkar kok, benarkan ayah" kata ibunya sambil tersenyum berusaha menenangkan anaknya dan suaminya hanya tersenyum kearah anaknya

"kalau begitu kenapa kamarnya berantakan?. dan siapa bibi di belakang itu" kata anaknya menunjuk ke belakang mereka.

mereka berdua mematung mendengar perkataan anak mereka "j-jangan bercanda sayang tidak ada orang lain disini selain kita" suaranya bergetar masih berusaha tersenyum.

tiba tiba anak itu menangis dengan keras. pria itu tanpa basa basi menarik istri dan menggendong anaknya berlari meninggalkan ruangan itu hendak keluar rumah. saat diatas tangga dia merasakan seakan akan ada perasaan yang sangat mencekam mereka panik dengan cepat berlari ke arah tangga.

terdengar suara keras dari pintu tertutup dari ruangan tadi saat sampai di ujung tangga hendak turun mereka mematung melihat sosok yang ada di bawah tangga dengan wajah pucat dan hancur."KUMOHON LEPASKAN KAMI, MAAFKAN KAMI TOLONG SAYA MOHON" teriak suaminya. sang istri yang melihat kejadian itu merasa sangat takut seluruh tubuhnya bergetar hebat dengan wajah pucat tidak bisa mengatakan apapun.

"TOLONG LEPASKAN KAMI SAYA MINTA MAAF, SAYA AKAN MEMPERBAIKINYA DAN MENCARINYA SAYA AKAN MELAKUKAN APAPUN KUMOHON LEPASKAN KAMI"

keheningan yang mencekam terjadi di ruangan itu tiba tiba suara jendela pecah dan angin menderu keras.pria itu menarik keluarganya untuk mencari jalan lain tapi sosok itu berdiri di hadapan mereka di lorong mereka semua ketakutan. wanita itu menangis keras dan bersujud

"KUMOHON MAAFKAN AKU, AKU SALAH TOLONG LEPASKAN KELUARGAKU AKU MOHON KAU BISA MEMBUNUHKU TAPI LEPASKAN MEREKA ITU SEMUA KESALAHANKU AKU MOHON PADAMU MAAF,MAAF,MAAF" katanya sambil terisak keras dan bersujud

.

tiba tiba tubuhnya terbanting dengan keras ke arah tembok dengan keras,suaminya berteriak menghampiri istrinya tapi tubuh istrinya terangkat lagi dan terbanting ke lantai.

"p-pergi aku" kata katanya terhenti saat dia batuk mengeluarkan darah"s-salh maaf k-kan a-kku t-tolong pergi dan s-selamatkan putri kita" suaminya terdiam mendengar perkataan istrinya dan mendekap anaknya yang masih menangis.

tubuh istrinya terangkat dan dicekik oleh sosok itu, pria itu hendak menolongnya tapi istrinya dengan putus asa menyuruhnya pergi dia berlari meninggalkannya menuju kearah tangga sosok itu sudah di depannya dengan masih mencekik istrinya yang sudah meninggal dia menangis melangkah mundur tapi tubuhnya terangkat dan dibanting ke bawah dengan keras dari lantai dua. darah berceceran menandakan peristiwa yang terjadi di rumah itu dengan keheningan yang mencekam menusuk sunyinya angin malam.

TBC

Selamat datang di cerita ini, ini fanfiction horor pertama yang di up di wattpad. Masih banyak kekurangan, semoga kalian enjoy bacanya.

Doll ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang