❄️❄️ two

2.3K 113 4
                                    

[COLD]

❄️❄️

SELAMAT MEMBACA

Sebuah kamar dengan interior elegan namun terlihat menakutkan dalam satu waktu yang bersamaan. Warna hitam menjadi dominasi dari ruangan luas itu.

Tapi bukan itu yang menjadi topik utama kita. Seorang pemuda berperawakan tegap semampai nya serta rambut blondenya berbaring dengan nyaman.

Entah tertidur atau pingsan, karena cukup lelap seperti jika adanya gempa pun mungkin tak akan menggoyahkan si pemuda dari tidur lelapnya. Tapi seperkian detik selanjutnya mata indah namun tajam itu terbuka perlahan.

Menampilkan bola mata hazelnya yang indah namun terkesan tegas. Kernyitan terpampang jelas pada dahi mulusnya. Lalu detik selanjutnya dia mencoba bangkit dari baringan dan mencerna apa yang terjadi.

Lalu langkah nya membawa tubuh atletis itu menuju cermin yang berada cukup banyak di sekelilingnya. Lalu dia terdiam nge freez.

Degg..

"A-apa ini??!" Ucapnya dengan lantang. Tersemat jelas nada bingung didalamnya.

Tangan itu bergerak dengan perlahan menyapu permukaan wajah tampan yang sangat diidamkan para kaum hawa. Masih dengan keterkejutan nya dia berucap kembali dengan lirih.

"T-tidak mungkin, ini pasti mimpi!!" Elaknya dengan menampar kedua pipi yang dia rasa bukanlah wajahnya.

"Jelas-jelas tadi saya kecelakaan dan mati dalam mobil pada aliran sungai yang deras." Monolognya mencoba untuk mengingat kembali peristiwa beberapa saat lalu yang menewaskan nyawanya sendiri.

Yaaa dia Jaegar, Jaegar Navares. Apakah ada yang masih ingat?

"Jangan-jangan...

AAKH!!

Dengungan keras yang menyakitkan itu dan sekelebat ingatan-ingatan bermunculan seperti puzzle yang berkaitan satu sama lain. Potongan demi potongan ingatan itu terus bermunculan hingga tubuh itu meluruh tidak berdaya kelantai ditopang oleh tubuh yang bersandar pada kaca didinding.

"Hahh..ini lebih menyiksa daripada sesak nafas tadi sewaktu sekarat." Keluh Jaegar saat sudah membaik dari sakit kepalanya.

"Potongan ingatan," ucapannya kembali sembari merenungi kejadian yang baru saja menimpanya.

"Transmigrasi, saya benar-benar tidak menyangka akan adanya kejadian langka ini."

"Na Jaemin yaa..?" Gumamnya mengangguk-angguk sambil berusaha berdiri dan melangkah menuju balkon yang ada dikamar itu.Kamar yang Jaegar yakini adalah kamar milik dari tubuh yang saat ini sedang ia tempati.

"Kenapa juga kamu harus kasih tubuh kamu untuk saya Jaemin? Saya sudah senang akan bertemu tuhan dan terhindar dari kejamnya dunia."

"Tapi tak apa, akan ada banyak hal yang perlu saya coba di kehidupan baru saya." Seringai nya dengan kekehan. Tak tahu tertawa karena apa, dan bagian mana yang terdengar lucu?

"Esokk,, saya sudah menyiapkan rencana untuk besok." Dan setelahnya Jaegar oh tidak Jaemin melangkah memasuki kamarnya kembali.

COLD || JAEMJEN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang