PROLOG
"Ra, Will you marry me?"
"No--aish!" Aku nyaris ingin menerkam cowok berambut agak panjang melewati telinga yang berdiri di hadapanku saat dia sembarangan menjitak keningku.
"Sa! Sakit!" makiku kesal. Aku melotot padanya. Jitakan ibu jari dan telunjuk Hamsa tuh panas banget. Dan itu tidak sekali atau dua kali dilakukan oleh Hamsa. Berulang kali dan ujung-ujungnya selalu membuat kesal.
"Lo yang kenapa bilang no?" sewotnya balik. Air muka Hamsa semakin keruh dengan pancar mata yang terbaca tidak terima, membuatku mendesah lelah.
"Ya kalau gue I do, lo jadinya nggak nikah sama pacar lo, tapi sama gue, dong."
Aku kembali mengaduh usai jitakan Hamsa mengenai keningku.
"Ra. Lo lagi pura-pura jadi Aera meski nama lo Ara."
"Tap--" Aku gagal memberikan jawaban saat Hamsa lagi-lagi menarik tanganku sebelum kembali menyematkan cincin pada jari tengah karena cincinnya kebesaran jika tersemat pada jari manis.
"Will you marry me, Ra?" Pandangannya naik.
Dia hanya melakukan simulasi sebelum melamar Aera, tetapi kabar buruknya, kerja jantungku tidak pernah main-main apalagi berkhianat.
"Ra?"
"I do."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Rock
Romance"Ra, kalau nanti Aera nolak lamaran gue, lo yang nikah sama gue ya?" Sehari sebelumnya, Hamsa bilang ia akan melamar Aera. Esoknya, Ara yang diajak menikah.