SURREPTITIOUS : 30

578 90 13
                                    

Milik Masashi Kishimoto
Jangan lupa vote dan komen
A story by Aliza_H
Happy Reading!


.

.

.

.

.





Dengan wajah pucat penuh keringat dengan dada yang naik turun, Sakura berlari terbirit-birit menyusuri lorong hotel yang nampak sepi. Dalam perjalanannya, wanita itu mengambil nafas sejenak dengan menumpukan beban tubuhnya pada tembok di sampingnya.

Tak lama setelahnya tubuhnya merosot begitu saja, seolah tenaga yang terakhirnya telah ia gunakan untuk berlari hingga jauh kesini.

Dalam hati Sakura meruntukki dirinya sendiri.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia berakhir tidur lagi dengan Sasuke? Sial.

Bahkan saat terbangun dari tidurnya dalam dekapan Sasuke, otaknya masih belum mampu mencerna segala sesuatu yang telah terjadi. Di dorong oleh rasa terkejut dan panic, Sakura pun segera memungut pakaiannya dengan tergesa-gesa dan langsung pergi meninggalkan Sasuke yang sedang tidur sendirian.

Sakura mengacak-acak rambutnya frustrasi. "Toneri bajingan." Umpatnya.

Setelahnya ia menyembunyikan wajahnya dalam dekapan tangannya, "Tapi aku juga bajingan karena meminta lebih dan menikmatinya, arghhhhhhhh..." Desahnya putus asa.

Sekarang, Sakura tak yakin mampu menunjukkan wajahnya di depan Sasuke lagi. Logikanya, bagaimana bisa ia yang mencampakkan Sasuke, namun ia juga yang meminta dan menikmati berhubungan intim dengan Sasuke lagi? Wanita macam apa dia ini?

Yah, walaupun faktanya, bukan hanya Sakura saja yang menikmati saat-saat panas tersebut.

Hanya saja... ah, sudahlah.

Sakura menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. "Baiklah, anggap hal itu tidak pernah terjadi. Hanya lupakan, lupakannn~" Ujarnya pada dirinya sendiri sembari menepuk-nepuk pipinya kasar.

"Ma, apa yang kau lakukan disini?"

Tubuh Sakura menegang karena terkejut selama beberapa saat. Ibu dua anak itu menoleh dengan muka pucat pada seorang bocah yang berdiri di perempatan lorong di depan sana.

"Sarada?"

Sarada yang berdiri di ujung lorong itu berjalan mendekat kearah Sakura yang nampak begitu tegang. Tatapan gadis kecil itu yang penuh dengan tanda tanya, tanpa sadar membuat Sakura meneguk ludahnya sendiri dengan kasar.

"Bibi Ino dan Paman Sasori mencarimu, Ma. Kau tidak ada di kamar jadi kami semua khawatir." Tidak ada pertanyaan dalam ucapan Sarada, hanya sebuah pernyataan sederhana saja. Walau begitu entah bagaimana Sakura merasa terintimidasi sehingga ia harus mengatakan bagaimana situasi yang telah di alaminya.

"A-ah, maaf sayang, Mama memesan kamar lain untuk beristirahat kemarin." Dengan gerakan kaku, Sakura mengusap tengkuknya pelan, "Mama pikir memesan kamar lagi akan lebih baik untuk beristirahat dengan tenang."

Sakura sadar dengan pasti bahwa alibinya ini tentunya terdengar aneh, meski begitu, dia tidak dapat menemukan alasan lainnya. Hanya itulah yang terlintas di benaknya saat ini.

Tanpa sadar Sakura mengulum bibirnya sendiri. 'Maafkan Mama, karena berbohong padamu, Sarada.' Sejujurnya Sakura terlalu bingung harus seperti apa sekarang ini.

"Oh, begitu."

Sejenak Sakura terhenyak mendengar respon Sarada.

Terlihat jelas bahwasanya Sarada tidak mau memusingkan perkataan Sakura. Gadis itu bahkan hanya mengangkat bahunya acuh, sebelum kemudian kembali berjalan pergi menuju kamar yang mereka tempati.

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang