Midnight Obsession • 05 | We need each other

7.1K 483 154
                                    

Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai. Double Update!
Bisa gak lebih banyak komennya? Biar makin semangat.

••

Dingin menyerbu, menghantam kulit Treena yang putih layaknya porcelain. Kedua matanya tertutup rapat, sesekali mengeluarkan napas panjang lewat mulutnya ang terbuka. Conrad mencumbu nya, tak melewatkan satu incipun bagian bibir wanita itu.

Treena menelan saliva, sedikit mengintip keadaan saat mendarat, jatuh diatas kasur berwarna gelap. Seketika itu pula, tubuhnya bergetar, merinding hingga kaki dan ubun-ubun.

Conrad tak bergeming, terlihat semangat menarik bawahan Treena yang basah dan membuangnya jauh. Oh Damn! Wanita itu berdecak frustrasi, saat Conrad menindih nya. Tatap mata pria itu tajam, menandai wilayah. Sungguh, baru kali ini, Treena begitu yakin, saat seorang pria membuka pahanya. Conrad pria terpilih.

I can't fix anything. Maybe you should tell me now, while you can still talk.” Conrad berbisik serak, tepat di sisi telinga Treena. Ia menyeringai tipis, mengusap bibir Treena dengan ibu jari.

Treena mengulum bibir, berbaring begitu pasrah. Oh! Kenapa pria ini harus bertanya akan sebuah kerusakan dan dosa? Treena tak habis pikir, namun, wanita tersebut yakin, bahwa Conrad tak akan serakah pada tubuhnya.

“So?” Conrad sedikit mengangkat dagu. Menatap angkuh. Demi Tuhan, Treena mulai menilai prilakunya, sadar akan kebengisan seorang pria yang memiliki daya tarik.

Just.... Yes...”  kata Treena, siap dirusak.

Sigap, Conrad kembali membungkamnya dengan ciuman. Pria itu menoleh sekejap, menatap patung Cerberus yang menjadi saksi.
Masing-masing mata patung anjing itu, seolah mengerling ke arahnya. Hal tersebut, membuat Conrad kian bergairah.

Conrad kini turun, menjejali serta menyapu leher hingga kedua payudara Treena dengan lidahnya yang kasar dan basah. Astaga! seluruh bulu di tubuh Treena kini menegak sempurna.

“Conrad,” sebuah panggilan keluar dari bibir Treena. Saat tubuh bagian atasnya terasa kosong. Pria itu tak menjawab, hanya melempar senyum licik yang begitu jelas di antara kabut mata Treena.

Firts?” Tanya Conrad.

Treena langsung mengangguk. Sementara Conrad mengernyitkan bibir, menyeka rambut yang menghangi pandangannya. “Kau akan menjadi favorit ku,” katanya kemudian.

Conrad menarik turun celananya, berdiri telanjang, dan Treena langsung menelan ludah melihat pria itu. Berpaling ke arah lain dengan kening mengerut cemas. Treena berpikir, apa itu akan benar-benar muat dengannya? Mungkin akan sangat menyakitkan. Treena resah saat Conrad mendekat. Menarik dan melebarkan kedua celah kakinya lebar. Conrad di sana, bersimpuh di antara Treena sambil mengigit plastik pengaman.

Midnight ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang