Tengah malam harusnya sebagian orang atau normalnya sudah terlelap ke alam mimpi. Tapi pengecualian buat Ice yang mendadak siuman dari tidur baca: bangkit dari alam mimpinya di tengah malam buta. Entah kerasukan atau karena apa si penghobi hibernasi itu sekarang tengah duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Oh kalau di perhatikan lebih lagi, ada dua botol kaca berwarna hijau tergeletak habis diatas meja.
Rumah sepi sebab setengah penghuninya masih dalam misi, menyisakan tiga orang. Dirinya, Thorn dan Blaze yang baru saja sampai rumah satu jam lalu dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Bagaimana tidak? Si bara itu pulang dengan wajah kusut, muka letih dan setelah makan malam ia langsung tepar di tempat tidur. Mana ngorok lagi.
Alhasil Ice yang sekamar dengannya harus berpindah tempat dan malah sekarang ia tak bisa tidur.
Di tengah ke gabutannya. Tiba-tiba Thorn keluar dari kamarnya dan lumayan terkejut saat melihat si elemental Es itu tengah selonjoran di sofa ruang tengah.
"Icy mau bergadang?".
Ice yang sebenarnya sudah lumayan terpengaruh minuman tadi kini malah disuguhi pemandangan manis si Bendul ijo yang hanya menggunakan kaus hijau muda kebesaran yang memamerkan bahu dan leher putihnya. Inginnya dia menahan hasrat untuk tidak menerjang Thorn. Tapi malah si Bendul ijo itu yang mendekati nya. Alhasil Ice tentu memanfaatkannya dengan baik.
"Sini. Duduk di sini". Ice menepuk pahanya, memberi kode pada Thorn untuk duduk di sana.
Tanpa banyak bicara Thorn langsung menurutinya, ia duduk menghadap Ice. Ice menyeringai lalu tanpa permisi ia menyelusupkan tangannya ke balik kaos Thorn. Mengelus sensual punggung bocah rimba itu.
"I-icy...geli".
Ice berbisik seduktif di telinga Thorn, yang membuat wajah anak itu langsung merah padam.
"Bagaimana?".
"I-iya. Ta-tapi pelan-pelan".
"Ku Nggak jamin".
Ice langsung membaringkan tubuh Thorn dan melucuti setiap pakaiannya hingga bocah itu sepenuhnya telanjang. Thorn mencoba menutupi area sensitifnya, malu karena Ice memandangnya begitu intens.
"Jangan liatin begitu, malu".
"Iya".
Ice merunduk untuk mencium Thorn dan dengan senang hati ia menerima dan membiarkan Ice mendominasi dan menginvasi mulutnya. Thorn melenguh kecil disela ciuman penuh gairah itu dan tak lama Ice melepaskan pangutan bibirnya, membiarkan Thorn mengambil nafas.
Pemuda bermanik biru laut itu lalu turun ke area leher untuk meninggalkan beberapa kismark dan bite mark. Ia juga merangsang kejantanan Thorn yang sudah tegak sejak tadi dan sudah mengeluarkan pre-cum.
"Icyhhhh~ mnhhhh, fa-faster".
Bukannya menurut, Ice malah sengaja menghentikan urutannya membuat Thorn yang hampir pelepasan mendelik sebal.
"Nggak seru kalo kamu keluar duluan".
Ice lalu menanggalkan pakaiannya. Thorn meneguk ludah saat ia melihat kejantanan Ice yang sudah tegak dengan ukuran yang wow sekali.
"Nggak akan muat Icy".
"Kita paksakan".
Ice lalu mengangkat sebelah kaki Thorn dan meletakkannya di pundak, ia juga melumuri jarinya dengan cairan pre-cum dan tanpa aba-aba ia langsung menusukkan kedua jarinya ke lubang Thorn yang mana membuat ia tersentak dan menegang.
"Rileks Thorn, atau kau akan merasa sakit".
Thorn mencoba rileks dan membiarkan dia jari ice keluar-masuk lubangnya, membuat ia mendesah tak karuan. Itu baru jari, gimana kalo batangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/329733313-288-k980146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Boboiboy Story
Short StoryHanya sekumpulan ide dan imajinasi liar aink yang muncul disaat-saat tertentu. Bisa jadi sangat sus. All genre bahkan Yaoi, jadi silahkan baca jika kalian ingin. Cr cover:NaradaKarias(commision)