Chapter 1: An Envelope

3.5K 266 52
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

"Boss, jangan tidur di kantor," tegur Pol yang merapikan bekas makanan yang tergeletak di meja.

Tak hanya box makanan yang bergelimpangan, tetapi kaleng bir serta jus juga terletak sembarangan di lantai. Ditemani oleh kertas-kertas yang berhambur, isinya materi serta catatan-catatan berantakan dari bossnya. Tentu saja berkaitan dengan kasus yang sedang Vegas tangani.

Vegas Kornwit, detektif yang cukup terkenal di kota mereka. Terkadang Vegas akan bekerja sama dengan kepolisian jika mereka memerlukan jasa Vegas, tetapi ada kalanya Vegas mendapatkan jobnya sendiri dari klien yang datang ke kantornya.

Terhitung sudah lima tahun Vegas membuka kantor Detektif Swasta miliknya, tepatnya setelah ia menyelesaikan pendidikannya di Luar Negeri. Ia kembali ke negaranya dan memulai karirnya dengan kantor detektif kecilnya.

Macam-macam kasusnya, dari yang kecil seperti mencari kucing yang hilang sampai pada kasus besar seperti mencari orang hilang.

Pol menghela napasnya saat ia harus merapikan berkas-berkas Vegas. Mana setelah ini dia harus memunguti sampah-sampah yang berhambur ini. Pol jadi asisten ini rasanya seperti pembantu Vegas juga. Apa dia asisten rumah tangganya Vegas juga?

Haaahhh ...

"Kenapa kau datang malam-malam begini?" keluh Vegas yang merasa pusing karena kurang tidur.

Sedangkan Pol yang tengah memasukkan kaleng bir menatap Vegas heran. "Ini sudah pagi, Boss! Kenapa tak pulang kalau kelelahan?"

Ini sudah hari ketiga Vegas menginap di kantornya.

"Aku baru menyelesaikan kasus kemarin, Pol."

Vegas bangkit dan pergi ke kamar mandi. Mencuci mukanya dan bercukur karena dia terlihat sangat berantakan. Mungkin Vegas akan pulang sebentar untuk mandi, baru dia mengantar berkas hasil penyelidikannya pada kepolisian.

"Istrihat sedikit, Pak Boss. Misalnya pergi ke pulau begitu," cetus Pol yang bersemangat. Tapi agak dia tahan juga karena bossnya ini kalau datang dinginnya, bahkan kulkas pun tak perlu dihidupkan.

Pasti beku sendiri tubuh Pol kalau ditatapnya tajam!

Vegas menggelengkan kepalanya sambil bercukur. "Kau mau tak ku gaji bulan ini?"

Kan ... Baru saja Pol mengusulkan, Vegas sudah mengeluarkan senjata andalannya.

Membuat Pol segera berlari ke mejanya. Mengambil surat dengan segel klasik berbentuk bunga mawar. Dia meletakkan di meja yang baru Pol bersihkan, sebelum duduk di sofa. Bersiap mengajak Vegas bicara dengan baik tentang isi surat itu.

"Bagaimana jika di sana kita bekerja, Boss? Ke Chumphon!"

Vegas tak terdengar menyahut.

Siapa tak tahu desa kecil berpulau itu. Meski kecil tetapi penghasilannya besar, bahkan diekspor ke kota mereka dan bahkan luar negeri. Produksi perkebunan teh serta peternakan sapi di pulau itu luar biasa suksesnya. Kadang juga banyak yang datang ke sana untuk minum teh sambil menikmati pantai Chumphon yang indah, yah ... Ini khusus orang-orang kaya yang gemar berlibur.

The Murder [VegasPete Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang