Chapter 6: Challenge

1.1K 196 29
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆


Vegas tertidur sejak sore hari sehingga ia bangun di jam 10 malam. Lagi-lagi ia melewatkan makan malam, bahkan tak menghiraukan Pol yang mengetuk pintu kamarnya. Sebelum asistennya itu memutuskan untuk membiarkan Vegas dengan pola hidupnya yang agak seenaknya.

Yah, setidaknya Pol yakin Vegas tak akan mudah mati begitu saja.

Kediaman utama ini, seperti yang diceritakan oleh Bibi Nam.

Para pelayan dan pekerja di rumah ini akan pulang setelah pukul sembilan malam. Buktinya ketika Vegas berjalan-jalan di sekitar rumah, ia mendapati jika kediaman itu cenderung sunyi. Hanya ada keributan antara Pol, Time, dan yang lainnya, mereka sepertinya bermain kartu di ruang tengah bersama Paman Lan.

Pria itu yang tahu jika rumah utama ramai, segera berkunjung. Tampilannya cukup berantakan karena katanya belum sempat pulang ke rumah untuk mandi.

Vegas sebenarnya hanya ingin mengambil minun, tetapi asistennya menarik Vegas untuk menggantikan. Sehingga kini Vegas duduk di bangku bekas Pol, sedangkan makhluk tinggi itu mengambil bangku lain. Agar dia bisa mengintip kartu Vegas juga.

"Ku pikir kau cukup serius seperti Khun Rachana," cetus Kimhan yang melempar kartu ke atas meja.

Dibalas decakan oleh Kinn yang tak terima, sepertinya ia mendapatkan kartu yang buruk malam ini.

Lan tertawa pelan. Penampilannya agak  berantakan, seperti membiarkan kumisnya tetap tumbuh. Mungkin Lan memang harus segera menikah agar ada yang mengurusnya.

"Hidup itu menyenangkan kalau dinikmati." Pria itu menyodorkan kaleng birnya di udara dan ditos oleh Vegas dan yang lainnya dengan bir kalengan mereka juga.

Pol berceletuk. "Aku pikir akan terasa hidup di pemakaman saat tinggal di rumah ini."

Khun Rachana ramah, tetapi matanya tampak menekan orang lain. Sedangkan Pete Phongsakorn tampak dingin, meski perawakannya terbilang cantik untuk seorang pria. Lalu, tokoh baru ... Evelyn, wanita itu entah kenapa menimbulkan rasa tak suka Pol karena dia akan menatap yang lainnya dari atas ke bawah.

Itu tak sopan! Apalagi dalam konteks orang baru, karena terlihat seperti menilai.

"Kartumu jelek?" tanya Kinn saat melihat Vegas mengamati kartunya dengan lekat.

Kartu Kinn sudah dilempar ke meja seluruhnya, dia kalah. Sedangkan Kimhan terbilang cukup bagus. Lan juga kalah sebenarnya.

Sejak tadi Vegas tak banyak bicara, atau memang temperamennya yang memang seperti itu.

"Not bad." Dengan begitu Vegas menunjukkan kartunya, pertanda dia mendapat kartu paling baik malam ini.

Dokter Jom melempar seluruh kartunya saat melihat kartu Vegas. "Padahal tadi Pol hampir kalah!"

The Murder [VegasPete Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang