04 || Budak Tugas

17.6K 2.1K 281
                                    

Haii, jangan lupa vomen yaa. Spam komen gapapa tapi tolong masih berhubungan sama ceritanya
.
.
.
.
Raka baru saja selesai mandi dan meraih beberapa buku di atas meja untuk persiapan belajar kelompok bersama Cello. Begitu dia keluar dari kamar, matanya langsung membulat kaget saat melihat Saka sedang bermain bulu tangkis di dalam rumah.

Raka semakin melongok heran saat mengintip ke lantai bawah dan melihat Naka yang bermain sembari berbaring di sofa ruang keluarga.

"Mas, kok main bulu tangkis di dalem rumah sih? Nanti kalo kena lampu gimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, kok main bulu tangkis di dalem rumah sih? Nanti kalo kena lampu gimana?"

"Di luar panas, Ka. Makanya kita berdua main di dalem rumah," jawab Saka tanpa menghentikan raketnya.

"Mas lo yang itu magernya kumat juga," lanjutnya sembari mengedikkan kepala ke arah Naka.

Naka yang masih rebahan hanya tersenyum santai. "Biarin aja, Ka. Lagian, bulu tangkis indoor kan lagi tren, jadi kita stay ahead of the game."

Raka hanya bisa menggelengkan kepala, tak habis pikir melihat tingkah dua kakaknya yang selalu punya alasan kocak untuk segala situasi.

"Terserah kalian deh, lanjutin, tapi kalo kena lampu terus Bapak marah, jangan bawa nama gue ya, Mas," kata Raka sembari melenggang menuruni tangga dan menuju ruang tamu.

"Nggak akan kena, santuy aja," ujar Saka dengan percaya diri.

"Hmm. Iya. Iya, percaya."

Ketika Raka baru saja duduk di ruang tamu dan meletakkan bukunya di atas meja, terdengar suara salam dari luar. "Assalamu'alaikum, Raka!" sapa Cello dari luar.

Pemuda itu dengan cepat bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah ke arah pintu, dan membukanya. "Wa'alaikumussalam. Masuk, Cel," ucap Raka.

Cello melangkah masuk ke dalam rumah, dan keningnya langsung berkerut saat mendengar suara gaduh. "Ini suara apaan?" tanyanya heran.

"Mas Saka sama Mas Naka lagi main badminton," jawab Raka.

"Di mana? Kok kedengerannya menggema gini suaranya?" Cello semakin bingung.

"Yang satu di ruang keluarga, yang satunya lagi di lantai 2," jelas Raka tanpa beban, menggambarkan situasi yang tak biasa tersebut.

"Gi ... Gimana? Badminton di dalam rumah gitu? Gila," ucap Cello.

"Mereka emang gila, gak usah heran. Lo mau minum apa? Gue ambilin dulu."

"Apa aja deh," jawab Cello.

"Oke."

Saat Raka melenggang ke dapur, Cello tidak bisa menyembunyikan keheranannya.

"Gue tau keluarganya Raka emang unik, tapi emangnya boleh seunik ini?" gumamnya pelan, masih mencoba memahami kegilaan yang terjadi di rumah temannya itu.

Geng Bratadikara (MASA PRE-ORDER) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang