30 || Saka-Naka-Raka Part 2

8.8K 1.4K 632
                                    

Haii, ketemu lagi niih, notifnya muncul gak di kalian? Kemarin banyak banget yang gak dapet notif😭

Oo iya, ini masih mau lanjut gak sih? Kok seret komennya? Udah nggak seru ya?

Yuk tembusin 1K lagi biar semangat ini bangkit lagi setelah gempuran boikot kemarin, hampir gak lanjut nulis gara-gara itu 🙏😭.

Selamat membacaaa

💞💞💞

Jam pulang sekolah tiba dan Raka memutuskan untuk mampir ke toko alat tulis di dekat sekolahnya. Pemuda itu teringat bahwa spidolnya di rumah sudah banyak yang tidak berfungsi, sehingga dia ingin membeli beberapa yang baru dan menyambung hobinya.

Di tengah kesibukan Raka memilih warna-warna yang diinginkannya, tiba-tiba saja, tangan seseorang menyentuh bahunya. Raka hanya melirik sesaat, memilih untuk tidak menggubris ketika ia menyadari siapa yang mendekatinya.

"Om, mau spidol yang merah 2, sama yang-" belum sempat Raka menyelesaikan pesanannya, tubuhnya ditarik mundur dengan kasar. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar, menahan kekesalannya. "Lo mau apa lagi sih, Panji? Gue gak ada waktu buat ngeladenin lo. Pulang sana, gue mau beli spidol. Ganggu aja!"

Raka kembali fokus memilih spidol di etalase. Namun, Panji kembali menariknya.

"Putusin Sherina."

"Untungnya buat gue apa?" balas Raka dengan sikap santai.

Panji terdiam sejenak.

"Diem kan lo? Jangan sok nyuruh gue kalo 'perintah' lo itu gak ngasih manfaat di hidup gue."

Raka kembali membelakangi Panji dan menaruh atensinya pada deretan spidol yang ditawarkan dalam etalase toko. "Tadi Raka udah bilang spidol merah 2 ya, Om? Sama yang biru 1, itemnya 1. Sama yang permanen 1 deh."

Om penjual mengambilkan spidolnya seraya melontarkan pertanyaan yang muncul dibenaknya, "Beli spidol sebanyak ini, ada tugas apa, Mas? Maaf nih om penasaran."

"Buat coret-coret aja sih, Om. Bukan tugas apa-apa," jawab Raka dengan santai.

"Oooh, suka seni, ya." Komentar om penjual disambut Raka dengan senyum tipis.

Setelah membayar, Raka berbalik dan melihat Panji masih ada di sana, menatapnya dengan tatapan tajam. Namun, bagi Raka, itu tidak cukup untuk mengintimidasi, terlebih setelah menghadapi kakak-kakaknya yang lebih menyeramkan.

"Lenturin tuh muka, gue balik dulu," ucap Raka sambil melangkah melewatinya.

Namun, Panji menghentikannya dengan pertanyaan yang mengejutkan, "Lo mau lepas Sherina baik-baik atau gue rebut paksa?"

"Lo obses banget sih sama Sherina. Lo punya masalah apa sebenernya? Cewek masih banyak kali."

"Tapi yang gue mau cuma Sherina," kata Panji.

"Tapi Sherina gamau sama lo. Lo juga harus sadar itu. Inget dan mundur. Jangan cari ribut, gue mau damai, serius deh ya, gue gak suka ribut sama lo, buang-buang waktu," ujar Raka.

Di tengah ketegangan antara Raka dan Panji, sebuah suara menghentikan alur pertikaian mereka. Suara itu datang dari gerbang sekolah, dan sosok Cello muncul dengan tangan yang bermain kunci motor.

"Raka!" panggil Cello dengan suara lantang, mencoba menarik perhatian sahabatnya dari pertarungan kata-kata yang memanas.

Namun, Raka tetap tak merespons, matanya masih beradu dengan mata Panji.

Geng Bratadikara (MASA PRE-ORDER) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang