34 || Membela

7.2K 1.4K 615
                                    

‼️‼️‼️‼️‼️‼️

- Geng Bratadikara kemungkinan terbit bulan November

- JANGAN NAGIH KALO BELUM 1K VOTE DAN 600 KOMENTAR

Kalo lama ya jangan komplain ya, Aku tuh cuma pengen tulisanku yang nggak seberapa ini dihargai teman-teman, ngelunjak kah aku? Aku banyak mau ya? Kalo kalian ngerasa targetku itu kebanyakan, coba cek di bab sebelumnya, berapa ribu orang yang baca, lalu bandingkan, adakah aku minta lebih dari itu? Dibaca 4 ribu kali, adakah aku minta vote 5 ribu? Ayolah, jangan bikin aku kapok nulis🥲, kamu baca tulisan aku yang masih banyak kekurangan ini sampai bab ini tuh termasuk suka nggak sih? Aku gatau, tapi seenggaknya tekan votenya biar aku lebih semangat buat update, itu gratis, aku begadang loh demi bisa menghibur kalian tuh🥲. Kemarin sampe ada yang nanya "kenapa jarang update wattpad?" Ya gimana ya, banyak yang nagih bahkan sampe ke DM, tapi author note yang aku buat di setiap awal bab aja selalu diabaikan, entah transparan atau nggak keliatan, aku gatau juga. Sekarang banyak yang abis baca langsung pergi gitu aja, gak ada jejak sama sekali. Sedih rasanya.

Maksud aku ngetik panjang lebar di atas bukan mau maksa kalian semua buat vote ataupun komen, aku cuma curhat soalnya lama-lama muak aja banyak yang nagih, bahkan ada yang maksa buat up dua hari sekali. Aku gak bisa, soalnya aku aja sering dicuekin sama kalian🥲 🙏.

Terima kasih❣️
Maaf kalo kebanyakan ngomong 🙏
Selamat membaca🩷
.
.
.

Perpustakaan dipenuhi dengan cahaya terang yang memantul dari dinding-dinding putih bersih, memberikan kesan yang lapang dan rapi. Rak-rak kayu yang penuh dengan buku berjajar rapi, membentuk lorong-lorong yang mengundang siapa saja untuk menelusuri dan menemukan dunia baru di antara halaman-halaman tersebut. Di sudut ruangan, terdapat meja-meja kayu yang dilengkapi dengan lampu baca dan kursi empuk, menciptakan sudut-sudut nyaman untuk membaca.

Di salah satu sudut perpustakaan yang tenang itu, Naka duduk dengan sebuah buku di tangannya. Ia mengenakan cardigan bermotif kotak-kotak hitam putih yang longgar, terlihat kontras dengan kemeja putih yang dikenakan di bawahnya. Celana training dengan garis putih di samping melengkapi penampilannya yang santai.

Cahaya yang memantul dari jendela di sebelahnya membuat bayangan halus di wajahnya yang murung. Tatapannya terfokus pada halaman buku di tangannya. Namun, pikirannya melayang entah ke mana. Ia bersandar pada dinding di belakangnya, dengan satu kaki menekuk dan yang lainnya menimpa paha.

Suasana perpustakaan yang tenang itu tiba-tiba dipecahkan oleh suara langkah cepat. Naka mengangkat pandangannya saat merasa langkah itu semakin lama semakin dekat. Tak butuh waktu lama, seorang gadis dengan kemeja flanel oversized hitam putih yang menggantung longgar di tubuhnya, muncul dengan napas yang sedikit terengah.

“Naka, akhirnya gue nemuin lo di sini,” katanya mendesis, mengingat mereka sedang berada di perpustakaan.

Naka hanya mengangkat alisnya.

"Ini penting, ayo ikut, Dirga dihajar orang," ajak Dahlia tanpa membuang waktu.

Sontak, Naka segera menutup bukunya dengan cepat dan bangkit dari tempat duduknya. Ekspresi murungnya berubah menjadi serius dalam sekejap. Tanpa kata-kata lebih lanjut, ia mengikuti Dahlia keluar dari perpustakaan, langkah mereka tergesa menuju lokasi Dirga.

Naka dan Dahlia tiba di tempat kejadian dengan napas yang memburu. Suasana di sana sangat kacau. Kerumunan mahasiswa berkumpul, membentuk lingkaran, memperhatikan Dirga yang terpojok dan babak belur dipukuli oleh beberapa orang. Tidak ada yang berusaha melerai atau membantu, seolah tontonan ini adalah hiburan yang tidak ingin mereka lewatkan.

Geng Bratadikara (MASA PRE-ORDER) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang