Enak, itu empuk.

143 78 26
                                    

Tinggalkan votmennya ya prennn!!
Tengkyuu hohoho..

Happy reading 🥰

🎀🎀🎀


Keempat gadis dan satu cowok ... cowok jadi-jadian itu sekarang berada di kantin. Di meja mereka sudah dipenuhi dengan berbagai makanan yang mereka pesan.

"Eh cobain punya ekeh deh ini super duper delicious," ujar Alfian seraya menyodorkan sesendok puding miliknya pada Dara.

"Ogah ihk, bekas mulut lo." Dara dengan cepat menjauhkan tangan Alfian dari mulutnya.

"Helloww!! Mouth ekeh lebih wangi daripada your mouth yah!"

"Mulut lo pasti bau tai ayam."

Alfian seketika marah dan memukul kepala Dara cukup keras. "Sotoy lo Drakula!"

"Bencong sialan!" Dara balas memukul kepala Alfian.

Zera yang memerhatikan keduanya kini teralihkan dengan pertanyaan Laura padanya. "Ohya Zer, sebelumnya kamu sekolah dimana?" tanya Laura sambil menyeruput minumannya.

"SMA Trisatya." jawab Zera seadanya.

Laura mengangguk pelan. "Trus kenapa kamu pindah kesini?" tanyanya lagi.

"Lah? Emang gak boleh?" sahut Rara.

"No ... buka gitu, tapi maksud aku alasan dia apa gitu sampe pindah kesini," jelas Laura sebelum teman-temannya salah paham.

"Aku gak tenang disana, aku sering dibully. Kalaupun ngelapor sama guru, mereka juga gak peduli," ungkap Zera.

Kening Alfian mengerut mendengar hal itu. "You pindah dari sana karena sering di bully? Padahal di sekolah ini juga selalu ada Pembullyan. Apalagi sama murid baru. Kalo gak dijadiin babu, siap- siap you bakalan dibully habis-habisan," terang Alfian pada Zera.

Hati Zera terguncang mendengar pernyataan itu. Zera pindah dari Sekolah lamanya berharap untuk bisa menuntut ilmu dengan tenang di sekolah barunya ini. Tapi kalau sampai semuanya sama saja, sia-sia dong dia pindah ke sini.

Rara melempar tissue ke kepala Alfian hingga membuat cowok itu tampak kesal. "Tenang, aja, Ra. Selagi lo sama gue, gak bakal ada yang berani ngelakuin hal itu ke lo."

Dara mengangguk setuju. "Bener! Lo gak usah dengerin tuh si bencong."

Alfian melotot dengan mulutnya sedikit terbuka. "DARRRAAA! IHHHH!!!" pekiknya sembari menjambak kuat-kuat rambut sepundak milik Dara hingga membuat gadis itu menjerit kesakitan.

"Ahk! Setan lo banci. Lepasin rambut gue anying!"

Dan keduanya pun saling menjambak, sampai kantin yang semulanya biasa-biasa saja kini jadi riuh karena suara pekikan kagum dari bibir cabe-cabean.

Dapat dilihat mata mereka tertuju pada sekelompok laki-laki yang sedang berjalan memasuki kantin.

"Nah, itu dia tukang bullynya!" seru Alfian menyenggol lengan Zera.

Seorang laki-laki berjalan paling depan memimpin temannya dengan ekspresi angkuh, seragam putihnya sengaja dibiarkan terbuka hingga menampakkan kaos hitam polosnya. Dan beberapa temannya dibelakang ada juga yang sengaja tebar-tebar pesona membuat para cabe-cabean berseragam ketat tadi semakin memekik tak tertahan.

Zera terhenyak, cowok-cowok ini ... mereka yang tadi pagi bertemu dengannya. Cowok sialan! Jadi mereka yang sering membully orang-orang? Zera kembali teringat pertemuan mereka tadi pagi, apakah itu adalah awal bagi mereka untuk membully Zera sebagai murid baru?

Reza VE ZeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang