Empat Belas

26.8K 2.4K 88
                                    

I'm back!!! TOLONG REMINDER KEMARIN JANGAN DILUPAIN, YAAAA. Dan mulai sekarang kalau ada yang komen next, lanjut, atau tuntutan update cepat dan banyak lainnya bakal ku block :). Aku menerima komentar apapun selain itu. Arigatoo and happy reading~

...

Malam harinya seluruh anggota keluarga Argantara dinner bersama di ruang makan mansion mereka. Ini adalah pertama kalinya Arkan makan malam kembali bersama ketiga putranya sejak menghilangnya Sang Mantan Istri yang bahkan tak ingin Arkan ketahui kemana. Dan jika kalian bertanya dimana Kalingga, Pria berumur itu telah kembali ke mansion miliknya sendiri.

"Arslan, bagaimana pekerjaanmu?" Arkan selaku kepala keluarga membuka percakapan begitu makan malam mereka selesai.

"It's Fine, Dad. I can handled everything well so far (Baik-baik saja, Dad. aku bisa menangani semuanya dengan baik sejauh ini)." Jawab Arslan dengan penuh keyakinan.

"Dan Aaron, bagaimana kuliahmu?" Kini Arkan beralih kepada putra keduanya yang terduduk di samping Arslan.

"Aman juga, Dad! Gak ada yang perlu dikhawatirkan." Aaron menjawab dengan senyum penuh percaya dirinya. Arkan yang melihatnya hanya mengangguk puas lalu beralih menatap Shaka yang terduduk disamping kirinya.

"Bagaimana dengan Shaka, hm?" Tanya Arkan, nada suaranya lebih lembut dibandingkan saat bertanya kepada dua anaknya yang lain.

Sementara itu yang ditanya hanya diam tak menanggapi. Indra penglihatan Shaka terfokuskan pada dessert berupa pudding yang terdapat tak jauh di depannya.

'Puddingnya kelihatan enak... Tapi kenapa cuman tiga? Disinikan ada Daddy, Bang Alan, Bang Aaron sama aku. Harusnya ada empat dong? Apa kokinya gak tau ya kalau Bang Alan pulang? Kalau cuman tiga aku dong yang kebagian? Kan aku yang paling muda... Huftt, tapi itu pudding coklat, mana kelihatan enak banget lagi.'

Ya, pikiran Shaka terus berkecamuk pada pudding coklat itu. Hal tersebut juga tak luput dari penglihatan Daddy dan kedua kakaknya yang hanya mampu terkekeh pelan membayangkan apa yang ada dipikiran remaja itu.

"Want to eat the pudding, hm? (Ingin memakan puddingnya, hm?)" Pada akhirnya Arkan mengganti pertanyaannya.

"Yeah... eh???" Shaka spontan menjawab ya sebelum akhirnya tersadar bahwa bukan puddinglah yang menjadi topik pembicaraan mereka sebelumnya.

"Hahaha... Deeek, Dek.. Kalau mau puddingnya ya ambil aja." Aaron tertawa melihat tingkah adik satu-satunya itu. Sementara Arkan dan Arslan hanya tersenyum gemas.

"Tapi puddingnya cuman ada tiga..." Jawab Shaka dengan tak bersemangat. Aaron lantas berdiri dan memutari meja untuk duduk di kursi kosong sebelah Shaka sebelum memberikan sepiring pudding kepada adiknya itu.

"Kalau gitu ambil aja bagian abang, abang gak gitu suka makanan manis kok." Ucap Aaron. Shaka yang mendengarnya lantas memberi tatapan berbinar. Jika anak itu memiliki ekor sudah pasti ekor miliknya tengah bergerak dengan cepat ke kanan dan ke kiri saking girang.

"Makasih, Bang Aaron!" Serunya. Seolah tak mau kalah, Arslan yang melihatnya pun berdiri dan memberikan sepiring pudding lainnya ke hadapan Shaka.

"Makan juga punya Abang." 

"Makasih, Bang Alan! Shaka saaayang Bang Alan!" Arslan tersenyum penuh kemenangan sembari menatap Aaron mendengar kalimat tambahan yang Shaka berikan padanya, tapi tidak pada adik pertamanya itu.

Melihat kedua putranya yang menarik perhatian si bungsu membuat Arkan tak ingin kalah. Diambilnya satu piring pudding tersisa dan diberikannya kepada Shaka.

Transmigrasi RyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang