Tiga Puluh Empat

2.2K 295 13
                                    

"Selamat datang, Tuan Muda!"

Begitu Shaka dan teman-temannya tiba di kediaman Argantara, para maid sudah menanti dan menyambut kedatangan mereka. Karena seluruh pekerja yang akhirnya kembali dipekerjakan setelah Shaka asli memberhentikan dan meliburkan mereka dahulu, kini hal-hal kecil dan sederhana sudah mulai diterapkan kembali.

"Ah gilaa~ Udah lama banget gak kesini! Ada kali dua tahun sejak Bang Aaron mundur dari ketua Galaxy." Ujar Varo, begitu mereka bertujuh memasuki kediaman Argantara. 

Selain Arka, teman-teman Shaka yang saat ini datang bersamanya memang sudah sering mengunjungi mansion Argantara jauh sebelum ia memasuki dunia ini. Jadi tak heran jika semuanya tidak merasa canggung dan langsung memasuki area ruang utama yang mana menjadi space yang tepat untuk berkumpul dibandingkan dengan ruang tamu.

"Gak banyak berubah ya rumah lu, Ka!" Tambah Zidan.

"Eh, iyakah? Aku gak gitu inget sih sama suasana rumah dulu gimana, jadi gak tau juga deh ada yang berubah. Anyway pada mau minum apa biar sekalian disiapin Kak Mina nih!" 

"Gua yang ada aja deh asal pakai es! Panas banget ini soalnya"

"Gua juga ngikut!"

"Sama."

"Terserah."

"Hmmm.."

Shaka menghela nafas lelah mendengar jawaban tak pasti dari kelima temannya itu. Setelahnya pemuda itupun menatap kearah Arka yang belum menjawab dan hanya diam disebelah Max sedari tadi.

"Hehehe~ Milkshake boleh deh..." Ujar Arka, mengerti bahwa tatapan yang Shaka layangkan mengisyaratkannya untuk tidak memberi jawaban serupa seperti teman-temannya yang lain.

"Ya udah. Kak Mina, kalau gitu tolong siapin aja Es Jeruknya empat, Milkshakenya dua, sama Ice Americanonya satu!"

"Baik, Tuan Muda..." Dengan begitu Mina yang sedari tadi berdiri di sisi ruanganpun beranjak pergi menyiapkan minuman untuk Tuan Muda dan Para Tamunya.

"Ice Americano buat siapa, Ka?" Tanya Zidan.

"Ya buat Garalah! Buat siapa lagi coba?"

"Dih! Suasana rumah sendiri lupa, tapi minuman kesukaan si Gara inget aja!" Komentar Varo.

"Ya biarin dong! Garakan spesial!" Ujar Shaka sebelum mendudukan dirinya di sebelah Gara.

Sementara itu pemuda yang bersangkutan hanya tersenyum puas dan mengusak surai Shaka. Mengabaikan tatapan tajam yang dilayangkan seseorang padanya. Dan yang terjadi setelahnya adalah semua orang yang disibukkan dengan gadget mereka masing-masing. 

...

Setelah beberapa menit berlalu, Shaka yang mulai lelah dengan gawainya lantas meletakkan smartphonenya di atas meja dan menatap teman-temannya yang lain yang masih sibuk dengan ponsel mereka. Kecuali Arka yang sepertinya juga mulai bosan sama sepertinya. 

Tak lama setelahnya sebuah ide muncul dalam benak Shaka. Dengan begitu pemuda itupun mendekati Arka secara perlahan.

"Kak Kak! Main yuk!" Bisik Shaka yang tidak ingin mengganggu teman-temannya yang lain yang tengah sibuk bermain game online pada ponsel mereka.

"Main apa, Ka? Kita cuman berdua, temen-temenmu pada sibuk sendiri itu." Arka membalas ucapan Shaka dengan bisikan yang tak kalah kecil. Mendengar respon yang sesuai dengan harapannya, Shakapun mendekatkan wajahnya pada telinga Arka dan mulai membisikkan hal yang sebelumnya ia pikirkan.

Transmigrasi RyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang