"Pagi Alee," sapa Della sembari melambaikan tangannya kepada pemilik nama yang ia ucap.
Alee menoleh ke sumber suara, "Pagi juga Della,".
Della mengeluarkan sebuah buku agenda dari dalam tasnya, "Nanti jadi rapat buat bahas kegiatan MOS kan Lee?" tanyanya.
Alee melihat sejenak ponselnya untuk melihat timeline kegiatan, "Iya jadi,"
"Ini gue ada usulan muatannya, nanti gue sampain pas rapat," ucap Della.
Alee membelalakkan matanya sembari menatap buku agenda yang Della pegang, "Wih apa tuh? spill dong," ucap Alee penasaran.
Melihat Alee yang semakin mendekat dengannya, Della langsung menutup bukunya, "Ngga ah nanti aja biar lo penasaran," ledeknya.
"Yah kok gitu sih, ya udah deh. Oh iya Del jangan lupa juga siapin template buat bikin proposalnya ya," ucap Alee pasrah berujung mengingatkan.
"Oke siap Lee, aman udah gue buat," balas Della lalu memasukkan buku agendanya ke dalam laci dikarenakan bel masuk sudah berbunyi.
Alee dan Della merupakan salah satu anggota OSIS SMA JAYA BANGSA yang duduk di bangku kelas 12 IPA 4. Bulan depan, semua anggota OSIS dari sekolah tersebut akan mengorientasi siswa baru yang setiap tahunnya selalu diadakan sebagai bentuk pengenalan lingkungan sekolah. Kegiatan MOS akan memakan waktu selama satu minggu dengan berbagai rangkaian acara yang biasanya ditutup dengan camping di halaman sekolah dan pentas seni.
"Selamat siang semua, pada pertemuan kali ini kita akan mendiskusikan terkait kegiatan MOS yang akan dilaksanakan bulan depan, bagi teman-teman yang sudah memiliki rancangan terkait kegiatan tersebut silahkan bisa disampaikan agar bisa didiskusikan bersama," ucap Fandi membuka rapat perdana mereka untuk pembahasan MOS.
Della mengangkat tangannya.
Fandi menunjuk Della untuk mempersilahkannya berbicara,"Ya Della silahkan,"
Della melangkahkan kakinya ke depan ruangan dan mulai mempresentasikan rancangannya, mulai dari hari pertama hingga hari terakhir, "Itu kalo dari gue, hampir sama dengan MOS tahun lalu, barangkali dari kalian ada masukan silahkan disampaikan, selanjutnya gue kembalikan ke Fandi,"
Setelah dirasa cukup, Fandi membuka sesi tanya jawab untuk membebaskan siapapun berpendapat dan langsung ditanggapi oleh Aldo dengan mengangkat tangannya, "Kira-kira kalo ada jurit malamnya gimana? tempatnya di luar sekolah, kan asik tuh buat penutupan,"
"Gimana yang lainnya? Apakah setuju atau ada usulan lain?" tanya Fandi membalikkan usulan Aldo kepada anggota lainnya.
"Boleh sih tapi berarti nanti tetap ada camping dulu kan?" tanya Alee memastikan kegiatan tersebut tetap ada.
Aldo menganggukkan kepalanya, "Iya tetap ada, jadi nanti hari terakhir kita camping seperti biasa di halaman sekolah. Kalo tahun biasanya kan malamnya cuma pentas seni tuh, nah tahun ini ditambah jurit malam di luar sekolah,"
"Tapi kira-kira pihak sekolah ngizinin ngga ya Fan?" tanya Alee pada Fandi.
Fandi terdiam sejenak, "Belum tau, karena ini hitungannya hal baru, mungkin pihak sekolah akan mempertimbangkan. Jadi kita perlu kasih alasan yang kuat kenapa jurit malam harus ada biar pihak sekolah memberikan izin,"
"Kalo dari kamu apa Do alasan kenapa jurit malam harus ada?" tanya Alee ingin mengetahui latar belakang dari usulan yang disampaikan Aldo.
"Alasannya biar ngga monoton. Kalian sadar ngga sih kalo MOS itu dari tahun ke tahun acaranya gitu gitu aja? Oke gue jelasin dulu secara singkat kegiatan hari terakhir dari pagi sampe selesai biar kalian ada gambaran. Pagi hari kita bikin tenda bersama, siang waktu luang, sore penyampaian teknis kegiatan, lalu malamnya kita pentas seni dengan menampilkan kreativitas setiap kelompok. Selesai pentas seni, semua siswa baru kembali ke tendanya masing-masing untuk tidur, dan tengah malam sekitar jam satu atau jam dua mereka dibangunkan untuk jurit malam. Sebelumnya, panitia akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengisi masing-masing pos yang misal aja berjumlah 4 pos, di dalam pos panitia bisa menanyakan hal hal sesuai dengan tujuan adanya pos tersebut. Setelah selesai, mereka diarahkan kembali ke sekolah dengan jalur yang berbeda dari jalur masuk dan untuk mempermudah per kelompok sebaiknya dibekali peta sebagai petunjuk jalan mereka. Gambaran dari gue gitu sih, intinya biar ada suasana baru aja," balas Aldo menyampaikan teknis kegiatan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My "A"
Teen FictionSarfaraz Albi Wistara, seorang bocah yang berhasil mengundang Auli Tasalee Winola ke dalam hidupnya untuk melanjutkan kisah cinta yang terpaksa berhenti karena sebuah kejadian yang tak terduga. Dengan kepandaian Albi menyembunyikan masa lalunya, apa...