11 (Sebelas)

30 9 3
                                    

"Gimana keadaan Alee Del? lo semalem ke rumah sakit kan?" tanya Rara penasaran setelah mendengar kabar Alee kecelakaan.

Della mengangguk, "Alhamdulilah semalam udah sadar, tapi kita doain aja semoga Alee lekas sembuh dan bisa sekolah lagi ya,"

"Aamin ya rabbal a'lamin," balas Rara mendoakan kesembuhan Alee.

"Yang ngasih tau lo kalo Alee kecelakaan siapa Del?" tanya Balqis ingin mengetahui informasi tentang Alee lebih lanjut.

Della mengambil ponselnya dari dalam saku seragamnya, jarinya membuka log panggilan semalam yang ternyata adalah resepsionis rumah sakit.

"Resepsionis rumah sakit," balas Della sembari menunjukkan layar ponselnya.

"Kok bisa dia tau nomor lo?" tanya Balqis keheranan.

Della menggeleng, "Iya juga ya? kok gue baru sadar sih sekarang?"

"Kalo gitu berarti pelakunya orang dekat dong? buktinya dia tau kalo lo temen Alee dan punya nomor lo pula" ucap Rara berusaha menebak.

"Nah bener tuh kalo sampe tau nomor lo emang deket banget, kan nomor privasi?" sambung Balqis merasa hal tersebut sangat aneh.

"Lo sempet ketemu orangnya di rumah sakit nggak? atau resepsionis yang nelpon lo ngasih tau ciri-cirinya mungkin?" ucap Rara kembali bertanya.

Della menggeleng, "Nggak sama sekali, om Samsul sempet nyari tau sih, tapi gue kurang tau hasilnya gimana,"

"Sumpah makin penasaran gue, aneh banget tau nggak tiba-tiba tuh orang tau nomor lo?" balas Balqis masih tidak menyangka semua hal yang baru ia dengar seperti diluar nalar.

"Sini-sini," ucap Della agar kedua temannya mendekat.

Balqis dan Rara lalu mendekatkan telinga mereka hingga jarak antara telinga keduanya dengan bibir Della cukup dekat.

"Kalo dia tau gue temen Alee dan bahkan punya nomor gue, mungkin nggak sih dia juga kenal kalian?" bisik Della pada telinga kedua temannya.

Della dan Rara memundurkan tubuhnya dan menatap Balqis, sedangkan Balqis malah mengedipkan matanya berkali-kali.

"Udah kehabisan kata-kata gue, fakta ini bener-bener diluar nalar banget," ucap Balqis sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rara menoleh ke arah Balqis, "Gue juga, seketika penuh nih kepala,"

"Habis dari mana lo? Tumben baru dateng?" tanya Aldo saat Dareen muncul dari balik pintu.

"Kita jenguk Alee yuk bareng-bareng," ajak Rara.

"Eh iya gue denger Alee kecelakaan ya?" tanya Fandi memastikan.

Bukannya membalas ucapan Aldo, Dareen malah terdiam sembari memainkan ponselnya yang sebenarnya tidak ada yang ia cari disana.

"Ayok, pulang sekolah?" ucap Aldo memberi saran.

"Gue nggak ikut dulu deh, ada urusan soalnya," ucap Dareen berbohong.

Fandi menoleh ke arah Dareen, berusaha membaca cowok itu dari raut wajahnya.

"Iya pulang sekolah aja, kita juga nggak ada rapat kan hari ini?" balas Della.

"Gassss," sambung Aldo.

"Ya udah, fix ya pulang sekolah kita jenguk Alee," ucap Balqis mengonfirmasi rencana mereka.

KRING... KRING....

Suara bel sekolah terdengar ke seluruh penjuru sekolah, membuat Fandi dan teman-temannya kembali ke tempat duduknya masing-masing untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran pertama mereka.
__

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang