Rangkaian demi rangkaian telah terlaksana hingga tiba pada hari terakhir kegiatan MOS. Semua peserta camping, kini telah berkumpul di halaman sekolah untuk bersiap mendirikan tenda mereka. Pihak sekolah, juga telah menyetujui untuk diadakannya jurit malam sebagai penutup acara MOS tahun ini. Dengan catatan, setiap siswa selalu berada dalam pengawasan panitia.
"Bi tolong ambilin kayu itu dong buat nyangga ini," pinta Adnan sembari menunjuk bongkahan kayu di samping Albi.
Albi menoleh lalu mengambil bongkahan kayu di belakangnya, "Nih, cukup nggak?"
"Cukup," balas Adnan lalu menyangga ujung tendanya menggunakan kayu tersebut.
Setelah tenda terpasang, Albi beralih untuk membersihkan bongkahan-bongkahan kayu yang sudah tidak terpakai dan meletakkannya di belakang tenda, "Udah aman kan?”
"Udah kok," balas Adnan sembari membersihkan tangannya menggunakan tisu basah.
"Nih minum dulu," ucap Albi sembari menyerahkan sebotol air mineral.
"Thanks," balas Adnan lalu meminumnya.
"Bagi yang sudah memasang tenda dimohon untuk segera berkumpul di depan tenda masing-masing, karena akan ada pemberitahuan terkait teknis pelaksanaan kegiatan untuk malam ini," ucap Fandi memberikan arahan.
Semua siswa mulai meninggalkan kegiatannya dan segera duduk di depan tendanya masing-masing sesuai dengan arahan.
Setelah semua sudah duduk di depan tendanya, Fandi berjalan ke tengah lapangan agar suaranya bisa terdengar jelas, "Sudah berkumpul semua ya?"
Setiap siswa menoleh ke kanan kirinya untuk memastikan bahwa anggota kelompoknya sudah lengkap, "Sudah kak,"
"Baik kakak mulai. Setiap kelompok terdiri dari 4 anggota, bagi kelompok yang kekurangan anggota bisa segera menghubungi panitia agar dicarikan anak yang belum memiliki kelompok. Saat malam tiba tepatnya pukul 19.00 WIB, teman-teman sudah harus berkumpul seperti ini tanpa alasan apapun, karena api unggun akan segera dimulai, dan sekitar 20 menit setelahnya kita akan melangsungkan pentas seni yang menampilkan kreativitas dari setiap kelompok. Apa ada pertanyaan?"
Hening.
"Tidak ada? Baik saya cukupkan sampai disini, jika ada perubahan akan saya sampaikan secepatnya, kalian boleh istirahat atau berlatih untuk pentas seni nanti malam, tapi ingat harus tetap tenang dan dilarang gaduh. Enjoy the camping guys," ucap Fandi mengakhiri sesi arahan pagi ini.
"Kantin buka nggak sih? Haus gue," tanya Gea sembari meneguk salivanya.
"Buka sebentar tadi dan sekarang udah tutup," balas Mika.
"Aduh, boleh nggak ini keluar? sebentar aja buat beli minum sekalian nyari cemilan buat nanti malam, daripada cuma diam disini?" ajak Zuri merasa bosan dengan waktu luang yang diberikan.
“Gue coba tanya panitia ya, bentar” balas Mika lalu menghampiri Alee yang tak jauh darinya.
“Permisi kak, aku mau tanya. Boleh keluar nggak kak? mau beli minum sama cemilan, soalnya kantin udah tutup kak,” ucap Mika meminta izin.
“Boleh, jangan lama-lama ya,” balas Alee sembari menganggukan kepalanya.
“Makasih kak,” balas Milka dan dibalas senyuman tipis dari Alee.
“Boleh katanya, yok sekarang,” ajak Mika.
"Bentar gue ambil kunci mobil dulu di tenda," balas Alin lalu masuk ke dalam tenda untuk mengambil kunci.
“Yuk jalan,” ajak Alin saat kunci mobil sudah berada ditangannya.
Gea dan teman-temannya lalu melesat meninggalkan sekolah menuju ke minimarket terdekat untuk membeli minuman dan beberapa cemilan. Sesampainya disana, mereka menyebar untuk mencari kebutuhannya masing-masing dan bertemu kembali di kasir untuk menyatukan barang-barang yang akan mereka bayar, “Pake uang gue dulu ya,” ucap Mika agar transaksi mereka tidak memakan waktu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My "A"
Teen FictionSarfaraz Albi Wistara, seorang bocah yang berhasil mengundang Auli Tasalee Winola ke dalam hidupnya untuk melanjutkan kisah cinta yang terpaksa berhenti karena sebuah kejadian yang tak terduga. Dengan kepandaian Albi menyembunyikan masa lalunya, apa...