Pelan-pelan bacanya, jangan lupa klik bintang di pojok kiri 😉
Selamat membaca ⬇️
Natha berdiam diri di depan cermin full body miliknya. Sesekali ia berputar dan menyerongkan badannya untuk melihat penampilannya dari sisi lain.
Dibandingkan wajahnya yang terlihat tampan dan cantik, ia lebih menyukai tubuhnya yang ramping dan tegap.
Olahraga maupun latihan beladiri yang selama ini dilakukannya membuahkan hasil. Tubuhnya yang sedikit berotot di beberapa bagian, badannya lebih tinggi dari wanita lain, dan fisiknya yang semakin kuat. Serta satu ini..
Tangan lentiknya itu meraba perutnya, merasakan beberapa kotakan samar yang menghiasi bagian tubuhnya itu. Ia tersenyum tipis, membuat lesung pipinya sedikit terlihat.
Usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Namun..
Puk. Puk. Nata menepuk dadanya yang terlihat datar karena telah dililit kain sedikit erat. Entah kenapa dadanya ini tidak seperti perempuan lain, dengan kata lain dia tepos.. Apa karena dia masih dalam masa pertumbuhan?
Ia tidak tau harus sedih saat memiliki dada kecil karena tidak seperti perempuan yang seumurannya, atau harus senang karena ia tidak harus melilit dadanya dengan erat saat berpenampilan seperti ini.
Menyudahi pemikirannya yang tak tau kejelasannya, Natha segera memakai almamater dan menyampirkan tasnya ke bahu. Sebelum menutup pintu Nata terus berpikir apa ada barang yang tertinggal. Ketika dia merasa semua keperluan untuk sekolahnya sudah dibawanya, ia bergegas mengunci pintu dan memakai helm full face miliknya.
Dan kendaraan bermotor warna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang.
***
Dibalik helm yang dikenakan, Natha sesekali bersiul saat melihat pemandangan yang menakjubkan. Semua sudah pernah dilihatnya di kota Thezard. Namun kadang dia tidak sengaja melihatnya. Tapi ini?
Beberapa muda-mudi bermesraan di tempat yang ramai orang, entah itu taman kota, trotoar, maupun tempat-tempat umum lain.
Namun bukan itu yang ia maksud.
Ciuman. YA, MEREKA BERCIUMAN DI TEMPAT UMUM. TEMPAT UMUM KALIAN TAHU?!
Bukannya tidak pernah melihat, hanya saja Natha sedikit merasa aneh ketika muda-mudi itu melakukannya secara terang-terangan. Dan semakin aneh melihat reaksi orang di sekitarnya yang biasa saja.
Di tempat kelahirannya dulu saat melihat pasangan yang melakukan kontak fisik sedikit intim saja sudah ditatap sinis. Namun di kota ini? Aah, harusnya Natha paham sejak awal, kota Ghyre merupakan ibukota negara ini, jadi tak heran banyak orang dari luar kota yang pindah ke kota ini dan membawa kebiasaan mereka ke kota Ghyre. Salah satunya berciuman dengan panas di tempat umum.
Bahkan ada beberapa pasangan yang bajunya sudah berantakan karena badannya terus diusap maupun dijamah sana-sini oleh pasangannya.
Ck, ck, ck. Setidaknya kegiatan sentuh sana-sini dilakukan di tempat yang tertutup, tidak lihatkah mereka beberapa orang yang seperti menahan sesuatu. Pikir Natha.
Terus memikirkan hal itu di kepalanya hingga Natha tak sadar bahwa di depan sana gerbang sekolah sudah terlihat.
Mengurangi kecepatan motornya, Natha memarkirkan kendaraan miliknya di tempat parkir kemudian melepas helmnya.
Kaki jenjang itu melangkah meninggalkan parkiran. Mata rubah dengan iris berwarna hitam itu memindai bangunan sekolah yang dapat dijangkau oleh matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Natha(nael)
Teen Fiction"El, kayaknya gue beneran nyimpang." "Hah?" *** Natha dulunya merupakan anak yang manis. Namun sejak mendengar pertengkaran hebat orang tuanya dan akhirnya mama-nya menjadi gila, sifat lemah lembut dan feminimnya hilang. Ayahnya yang tidak mengingin...