Kota Ghyre

838 106 5
                                    

Baca part sebelumnya, ada sedikit tambahan. Kalau ada kalimat yang aneh bilang, biar diganti.

Vote-nya, supaya update lebih cepat

"Huhhh.. akhirnya selesai.." gumam gadis itu sambil merebahkan dirinya di kasur.

Setelah menempuh perjalanan udara selama beberapa jam, sampailah Natha di tempat yang telah disiapkan Kania. Tepatnya berada di kota Ghyre, daerah Levont, Barat daya dari kota Thezard tempat kelahirannya.

Tak seperti kota Thezard yang sedikit sepi dan tidak terlalu maju, kata yang keluar pertama kali dari mulut Natha setelah berada di kota ini adalah "wow!"

Banyaknya bangunan megah yang menjulang tinggi, teknologi yang lebih maju dibandingkan dengan kotanya, dan yang paling Natha suka adalah banyaknya tempat wisata. Mungkin ia akan mengunjunginya saat libur sekolah nanti.

"Tinggal 2 hari lagi gue sekolah. Semoga semuanya berjalan dengan baik." Perlahan-lahan mata rubah itu tertutup sempurna. Faktor kelelahan membuat Natha cepat tertidur meskipun waktu kini masih menunjukkan pukul setengah 8 malam.

***

Rumah minimalis dengan cat warna pearl grey itu tampak asri. Beberapa pohon di lingkungan sekitarnya menambah nilai keindahan komplek perumahan tersebut.

Memejamkan matanya sambil menghirup udara pagi ini, Natha merasakan ketenangan yang membuat perasaannya membaik.

Menyudahi kegiatannya, ia akan mencari penjual makanan di sekitar. Perutnya sedari tadi seolah berteriak meminta makan, maklum dia kemarin belum makan. Setelah mengisi perutnya Natha berencana untuk membeli kebutuhannya di supermarket.

Dengan mengenakan celana pendek selutut serta kaos hitam, Natha duduk di motor hitam kesayangannya setelah memakai helm.

Motor dengan merk Yamaha r125 itu melaju meninggalkan pekarangan rumah yang baru saja ditempati tersebut.

Motor dengan merk Yamaha r125 itu melaju meninggalkan pekarangan rumah yang baru saja ditempati tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natha melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin melewatkan hal sekecil apapun. Dan tentu saja kalau ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi seperti kebiasaannya di kota Thezard, pasti berakhir dia tak tahu jalan pulang.

'Kenapa itu perumahan juga ga ada yang jual makanan, ck.' Natha berdecak kesal dalam hatinya. Dia merasa sudah lama berada di jalan. Bahkan saat berangkat tadi udaranya masih dingin dan sekarang sudah menjadi sedikit panas.

Ketika melihat beberapa penjual makanan di sekitar ruko-ruko kosong, Natha melambatkan laju kendaraannya. Ia berhenti di depan penjual makanan yang terlihat lebih sepi dibandingkan yang lain. Natha sudah sangat lapar dan malas mengantri, jadi lebih baik memilih pedagang yang sepi.

"Nasi gorengnya satu, makan di sini."

Begitu suara berat milik Nata terdengar, penjual nasi goreng itu segera membuat pesanannya. Raut senangnya tidak dapat disembunyikan di wajahnya yang tak lagi muda, ia bersyukur akhirnya mendapatkan pembeli setelah berjam-jam menunggu di tempat ini.

Natha(nael)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang