Menurut kalian kalau judulnya diganti 'not fruit' bagus ga?
Natha hanya mengedipkan matanya ketika melihat Sagara bangun. Setelah beberapa saat terdiam dia bangun dan membantu Sagara duduk. Liam berdiri di samping Natha dan melihat apa yang dilakukan olehnya.
"Lo yang nolongin gue?"
Natha hanya mengangguk, "ya, dia juga bantuin."
"Itu bisa Lo makan, gue mau balik ke kelas," Natha menunjuk makanan yang sudah ia beli dengan isyarat matanya.
"Ah, makasih.."lirihnya.
Karena tak ada kepentingan Natha pergi meninggalkan Sagara. Dia harus berganti baju dan belajar kembali. Liam pun memilih mengikuti gadis itu. Lagian untuk apa dia bersama Sagara. Dekat saja tidak.
Sagara yang ditinggalkan sontak saja pipinya memerah. Konyol sekali menurutnya, dia pingsan gara-gara lupa sarapan. Dan ditolong oleh orang yang sering ia ejek dan satunya lagi entah siapa. Dia tidak mengetahuinya.
"Malu-maluin aja." bisiknya sambil menutupi pipinya yang memerah.
***
"El, nanti malam ikut gue nongkrong ya, nanti gue kenalin ke temen-temen gue."
Natha berpikir sebentar. Ikut atau tidak. Apalagi besok libur. "Boleh, shareloc aja."
"Nanti gue shareloc. Gue pulang dulu!" setelah menepuk pundak Natha barulah Willy pergi.
Hari ini Natha menggunakan motor vario sebagai tumpangannya. Sedangkan motor Yamaha miliknya ia biarkan di rumah.
Baru saja Natha mengendarai motornya, ia berhenti ketika melihat temen sekelasnya duduk sendirian di samping gerbang.
"Ayo bareng gue!" ajaknya.
Sagara yang merasa dia diajak berbicara itu mendongak. Ia dapat melihat mata rubah itu seperti menatapnya dengan tajam. Padahal itu cuma perasaannya.
"Ga usah!" ia segera mengalihkan pandangannya.
Natha berdecak, "gerbang udah mau ditutup. Cepet naik!"
Di bayangan Sagara, orang di hadapannya ini sudah mirip serigala yang akan segera mencabik-cabiknya apabila dia tidak menurut. Dengan terpaksa dia naik ke motor itu. Tidak terlalu terpaksa sebenarnya karena tubuhnya lemas dan dia ingin segera pulang.
Natha segera mengegas motornya. Sekesal-kesalnya dia dengan orang yang sering mengejeknya itu, dia juga tidak akan tega meninggalkannya sendiri. Sagara yang tadi mirip kucing kecil yang baru saja dibuang. Natha merasa kasihan.
Dengan arahan dari Sagara, mereka berhasil sampai di rumah bertingkat yang terlihat mewah. Sagara turun dan mengucapkan terima kasih. Namun Natha yang mengenakan helm itu tidak mendengar dengan jelas. Dia berpamitan ke satpam dan menjalankan motornya kembali untuk pulang.
Sagara menghela napas. Mungkin bisa saja orang itu mengabaikannya dan pulang duluan. Tetapi dia malah mengantarnya pulang ke rumah. Padahal Sagara sudah sering mengejeknya pendek, harusnya dia marah kan?
Perlakuan baiknya itu justru membuat Sagara bingung. Apa yang bisa Sagara lakukan untuk membalas kebaikannya?
***
Perempuan dengan rambut two block itu melihat lokasi yang dikirim oleh Willy. Tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dan seingatnya tempat itu selalu penuh dengan para laki-laki dari berbagai kalangan umur.
Dia mengenakan kaos putih, celana dan jaket jeans biru yang sedikit besar dari tubuhnya. Setelah merapikan rambutnya barulah ia menuju tempat itu. Ini pertama kalinya Natha akan nongkrong dengan orang lain. Dia merasa semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Natha(nael)
Teen Fiction"El, kayaknya gue beneran nyimpang." "Hah?" *** Natha dulunya merupakan anak yang manis. Namun sejak mendengar pertengkaran hebat orang tuanya dan akhirnya mama-nya menjadi gila, sifat lemah lembut dan feminimnya hilang. Ayahnya yang tidak mengingin...