4: My Fault

1K 127 2
                                    

Setelah selesai mengucapkannya, Renee berlalu untuk membantu May di dapur, meninggalkanku yang hanya bisa menarik nafas dan menghembuskannya secara kasar lantaran bosan. Andai saja aku bekerja disini setiap hari. Namun saat aku melamar kerja kemari di kala itu, hanya tersedia jadwal kerja yang kuambil saat ini yaitu Senin, Rabu, Kamis, Ju'mat, dan Sabtu. Memang hanya selang dua hari aku harus bersantai-santai tanpa bekerja, tapi kau tahu betapa membosankannya itu? Terlebih, aku tak suka shopping ataupun hang out bersama teman-temanku di sekolah.

Tiba-tiba sesuatu seakan-akan menyentakku, memberiku dorongan untuk merogoh saku ripped jeans-ku yang berwarna biru luntur. Dan kudapatkan sepucuk kertas berisikan beberapa digit nomor seorang pria yang baru saja merebut first kiss-ku tadi malam. Lantas kutekan beberapa tombol pada ponselku yang butut, maklum lah, aku belum mampu membeli produk yang berlambangkan apel di gigit di belakangnya. Kuberi nama kontaknya sebagai Mr. Confusing lantas kutekan tombol dial.

"The number you're calling is currently busy. Please try again in a few minutes."

Oh, sial. Aku pikir dia akan bebas di hari Minggu. Tapi oops, kenyataannya nomornya pun tidak bisa di hubungi. Tunggu, atau aku salah mengetik nomor teleponnya? Aku kembali mengecek ulang nomor di dalam kontak bernama Mr. Confusing dan menyadari tidak ada kesalahan disana. Mungkin ia sedang sibuk. Lagi pula, Thomas itu pria yang memiliki karir, bukan anak yang tidak jelas seperti aku. Entah kenapa aku ingin sekali bertemu dengannya. Memeluk tubuhnya yang agak kurus namun berotot dan merasakan sensasi hangat yang menggelenyar di tubuhku. Ya Tuhan, aku merindukannya. Kupaksakan diriku untuk turun dari kursi di meja pastry dan dengan langkah gontai berjalan keluar kafe berharap ia berdiri di luar, menyandarkan punggung pada mobilnya sembari melipat kedua tangan di depan dada. Sial, apa yang terjadi padaku?

Tiba-tiba ponsel di dalam saku celanaku bergetar spontan membuatku merogohnya dengan cepat dan langsung mengangkat telepon tanpa melihat nama dilayar. "Thomas? Kau kemana saja? Aku merindukanmu." Ucapku bersemangat dan sedikit berteriak. Namun suara di seberang sana terdengengar ribut sekali, seperti sedang diantara kerumunan orang-orang. "Thomas? Hey, katakan sesuatu! Aku ingin mendengar suaramu." Lanjutku tak kalah bersemangat.

"Apa? Thomas? Kau ini mabuk atau apa?" Suaranya terdengar menjengkelkan, bukan suara berat yang nadanya terdengar karismatik dan seksi. Kulihat ponselku dan melihat nama kontak Jeff Bastard tertulis disana. Oh, ya ampun, apa yang baru saja kukatakan? Benar-benar bodoh dan ceroboh! Aku mengutuk diriku sendiri. "Terserah kau dalam keadaan mabuk atau apa, tapi kau masih bisa mengerti apa yang aku ucapkan?" Jeff terdengar seperti mengolok-olokku.

"Hey, sialan, aku tidak mabuk. Aku hanya berpikir jika panggilan tadi itu dari seorang yang... ah sudahlah, tidak penting, apa maumu?" Tanyaku to the point. Jeff menarik nafasnya dalam, terdengar seperti bersiap-siap untuk menyatakan cinta kepada seseorang. Hingga setelah ia membiarkan jeda selama beberapa saat, ia kembali bersuara.

"Temui aku di Seven Eleven yang tak jauh dari flat-mu." Nada suaranya terdengar serius. Kemudian ia menutup sambungan telepon secara sepihak. Aku memaki-makinya kesal dan berjalan ke atas trotoar. Menyegat taksi dan bergerak menuju Seven Eleven untuk menemui Jeff si pria yang penuh teka-teki.

Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam Seven Eleven yang terlihat sepi. Kupikir akan ramai mendengar suara di belakang Jeff saat menelepon terdengar sangat ribut. Atau mungkin sebelumnya ia di tempat lain? Entahlah, itu bukan hal yang penting untuk di pikirkan. Kulihat Jeff menduduki kursi yang paling pojok di ruangan ini. Aku berjalan mendekatinya lantas duduk menghadap Jeff yang sudah menantiku sebelum aku sampai disini. "Sudah lama menunggu?" Tanyaku basa-basi. Ia menggeleng kemudian berdeham, membuatku menaruh kedua tanganku diatas meja dan menyeruput coke yang sudah di pesan Jeff.

Fading Away (Thomas Sangster Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang