Still You Part 33

225K 7.9K 1.4K
                                    

HOLAAAAA~~!! Maaf ya part ini lamaaaaa banget apdetnya T____T

Kesibukan membuat semuanya terbengekalai >,<

Masih ingat cerita sebelumnya? Hehehe pasti udah lupa ya -_--

Membosankan dan banyak typo!

Happy reading~

Part 33

Bayangan pipi merona Clara disertai raut wajah yang tersipu saat kemarin sore di cafe, tepat setelah ia menyanyikan lagu untuk gadis itu, selalu melintas di pikirannya.

Setiap detik. Disetiap tarikan nafasnya. Tidak pernah berhenti.

Terlebih bayangan saat Clara dengan gugup dan penuh perasaaan mengatakan kalau dia selalu mencintainya.

Selalu... Oh, Tuhan. Rasanya ia ingin menghentikan waktu detik itu juga. Ingin mengulangi moment tersebut kembali.

Itu berarti, dari dulu perasaan Clara tidak berubah untuknya, kan? Apakah tandanya kalau Clara dulu juga menyimpan perasaan padanya?

Penantiannya sekian lama tidak sia-sia bukan.

Aga otomatis menarik ujung bibirnya dalam tidurnya. Alunan merdu suara Clara masih dan selalu terngiang di telinganya.

"Aku hanya ingin Mas Aga tahu, kalau aku selalu mencintaimu...."

Berulang terus menerus membuat hatinya makin berdebar jika mendengar kalimat itu dari Clara. Ini benar-benar gila.

Raut wajah dengan senyum malu-malu Clara disertai pipi yang memerah saat dia habis menciumnya setelah mengucapkan kalimat cintanya itu, membuat Aga mengerang pelan dan juga tersenyum lebih lebar. Tiba-tiba ia seperti merasakan kecupan hangat di bibirnya oleh bibir Clara.

Jelas ini bibir yang sangat ia hafal dan... membuatnya kecanduan.

Tangannya otomatis terangkat dan jemarinya mengusap pelan bibirnya. Rasa ciuman itu masih ada. Apa Clara sudah pulang? Eh, bukannya Clara belum pernah masuk ke dalam kamarnya di sinidi dalam kantor?

Aga mengerjapkan matanya dan melihat kesekeliling.

Sepi. Tidak ada sosok yang diharapkannya di sini.

Jadi, tadi itu hanya halusinasi-nya saja. Ah, kenapa rasanya seperti nyata.

Aga bangun dan mengusap pelan wajahnya. Menghembuskan nafas panjangnya ia berjalan ke arah jendela kamarnya.

Angin sore berhembus semilir menerpa wajahnya, ia sengaja membuka jendela kaca besar di dalam kamar kantornya. Melihat arlojinya, menunjukkan pukul lima sore. Ternyata sudah lama ia tertidur. Sejak, siang tadi... dan sekarang baru bangun. Astaga.

Tidak ada Clara di sampingnya, bekerja tidak semangat sama sekali.

Clara belum kembali.

Ngomong-ngomong, seharian ini, Clara sengaja dipinjam oleh Papanya. Entah ada keperluan apa, padahal Pak Jaya juga ada di samping beliau. Membuatnya jengkel saja.

Ia sudah membantah perintah Papanya, bahkan Clara juga tadi menyiratkan wajah tidak setujunya namun gadis itu tidak bisa menolak ajakan Papanya. Lebih tepatnya, Calon Papa mertua sih.

Jadilah, ia mengistirahatkan tubuhnya, karena memang pekerjaannya lumayan longgar hari ini. Tanpa Clara, dan entah kenapa gadis itu juga tidak menghubunginya sejak dibawa paksa oleh Papanya.

Kemana mereka?

Apa jangan-jangan Papanya menyodorkan Clara kepada relasi bisnis perusahaan. Ah, tidak mungkin. Aga menggelengkan kepalanya cepat kemudian beranjak menuju ranjang, mengambil ponselnya.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang