5.Kejebak Hujan

151 15 6
                                    

Hujan turun deras di sore hari ini,mengguyur basah jalanan kota Bandung yang sudah lama kering. Terlihat beberapa orang menikmati hujan itu dari rumah mereka dan juga beberapa tempat yang mereka datangi,termasuk juga Albi.

Ia menatap rintik-rintik air yang mengalir melalui jendela supermarket. Saat ini dirinya berada sendiri di supermarket itu bersama sang kasir. Awalnya ia ingin menitipkan pesanan nya ini pada Ryan,tapi tiba-tiba abang nya itu di sambut tugas-tugas yang banyak dari dosennya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi sendirian ke supermarket yang lumayan dekat dengan rumahnya.

Matanya bergulir ke arah kanan begitu melihat seorang pemuda yang tiba-tiba terjatuh di seberang supermarket ini. Merasa seperti kenal,Albi menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas.

"Loh?..."

Dengan tergesa-gesa Albi segera keluar dari supermarket itu tanpa mementingkan dirinya yang kehujanan. Ia berjongkok di dekat pemuda itu,menepuk-nepuk pelan pipinya agar kembali tersadar. Pemuda itu membuka matanya dan bergumam pelan tak jelas sebelum pingsan.

"Angga!! Bangun hey!!!" Albi menepuk-nepuk kembali pipi Angga.

Karna tak tau harus bagaimana lagi,Albi kemudian membawa Angga ke rumahnya. Ia langsung membawanya masuk ke dalam kamar miliknya dan menggantikan baju Angga dengan baju Alvin.

Iya... Bisa di bilang bajunya Albi nggak ada yang muat:) sekalipun itu yang oversize nya:') jadinya Albi bawa aja baju Alvin dan untungnya pas.

Albi membaringkan Angga di kasurnya dan langsung mengobati wajah Angga yang sedikit penuh dengan luka.

Setelah selesai ia langsung mengganti bajunya dan pergi ke dapur untuk membuat bubur.

Untungnya di rumah nggak ada siapa-siapa. Mulai dari Ortunya yang pergi ke rumah nenek bareng si tiga bungsu,Ryan yang di kasih tugas bonus,Gisel sama Ivan yang pergi ke rumah temen,sampe Alvin yang lagi bantuin Gabriel beres-beres di apartemen barunya.

Dan syukurnya juga di rumah ini pelayan nya kagak banyak,eitss... Bukan nya Albi mau sombong nih ya,tapi rumahnya emang gede banget karna dia punya 7 saudara sama beberapa sepupunya juga yang kadang suka mondok di rumahnya.

Bibi yang suka bantu masak Bundanya nyamperin Albi.

"Aden butuh sesuatu?"

"Albi mau buat bubur buat orang sakit" Bibi ngangguk ngerti.

"Ya udah saya buatin dulu ya?" Albi menggeleng.

"Albi aja yang buatnya..."

"Tapi kan ade-"

"Boleh ya??" Albi memelas pada Bibi.

Karna tak kuat menahan kelucuan Albi,Akhirnya Bibi mengijinkan asal dia ikut bantu sedikit sama ngawasin. Albi sih setuju-setuju aja karna dia agak nggak sahabatan sama dapur.

Saat sudah selesai membuat bubur,Albi langsung pergi ke kamarnya. Ia menyimpan buburnya di atas meja dan menepuk pelan pundak Angga.

"Angga.. Bangun... Makan dulu ya?" Angga membuka matanya sedikit dan mengangguk pelan.

Albi dengan talenta menyuapi Angga,saat sudah habis Albi meminta Angga untuk tak kembali tidur dulu karna ia harus meminum obat pereda demam.

Angga menggeleng saat Albi menyodorkan obat padanya.

"Hey... Makan obat nya ya? Supaya bisa cepet sembuh.." Mau tak mau Angga mengangguk dan menelan obat itu.

"Anak pinter.." Secara tak sadar Albi mengusap rambut Angga.

Sepertinya ia terbiasa melakukan hal itu pada Ayden yang sering sakit-sakitan. Jadinya ia pun langsung menarik tangannya.

Angga yang merasa usapan di rambutnya berhenti pun,kembali membawa tangan Albi untuk mengusapnya lagi. Albi yang menyadari hal itu pun langsung melanjutkan usapan nya sembari memakan bubur miliknya.

Kenalin-Minwon-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang