"Aku tidak tau ada nama tempat seperti Schicksal di German." Ucap Nezu.
"Ternyata benar-benar tidak ada ya." Ucapan Kiana membuat Aizawa menatapnya penuh arti. "Apa yang kau maksud dengan tidak ada?"
"Aku──"
"Maaf aku terlambat datang." Seorang Pria berambut kuning dengan perawakan yang kecil baru saja membuka pintu dan masuk.
"Kau sudah datang." Ucap Nezu.
Pria berperawakan kecil itu tersenyum kecil. "Aku memiliki urusan, karena itu aku harus menyelesaikannya terlebih dahulu." All Might, pria yang berperawakan kecil itu mengalihkan pandangannya ke arah Kiana. "Jadi kau adalah gadis itu, ya. Aku senang kau baik baik saja."
Kiana hanya menatap mereka semua dengan tatapan bertanya-tanya.
Aizawa kembali menoleh ke arah Kiana "Jadi, apa yang akan kau katakan tadi, Kaslana?" Dia menatap instens Kiana, mengharapkan jawaban sejujur-jujurnya keluar dari mulut Kiana.
"Aku bukan berasal dari dunia ini."
Semua mata menatap tak percaya ke arah Kiana. Bukan berasal dari dunia ini? Apakah gadis ini bercanda? Omong kosong macam apa ini! Tatapan terkejut mereka begitu menusuk ke arah Kiana, karena disertai perasaan tidak percaya pada ucapannya.
"Entah kalian percaya atau tidak, aku tidak berasal dari sini. Aku bahkan tidak tau mengenai dunia apa ini." Ucap Kiana.
Mereka bertiga masih belum mendapatkan ilham di pikirannya masing-masing. Bisa saja itu hanyalah alibi. "Nak, apakah kau benar-benar bukan berasal dari dunia ini?" Toshinori bertanya dengan hati-hati yang diangguki Kiana sebagai jawaban. "Siapa namamu?"
"Kiana Kaslana."
Tidak ada bukti gadis ini adalah mata-mata, tapi mereka masih harus memastikannya lebih lanjut. Meskipun begitu, Kiana kelihatannya tidak sedang berbohong, atau bahkan sekedar melontarkan candaan.
"Apakah kau tidak ada hubungannya dengan Shigaraki Tomura dan Liga Penjahat?" Ujar Aizawa.
"Apakah itu semacam organisasi kejahatan di dunia ini?" Wajar jika mereka masih curiga, seorang gadis yang tiba-tiba ditemukan tak sadarkan diri di sebuah gang──dengan tebakannya bahwa dunia ini pastinya memiliki masalah dengan para penjahat yang mereka sebut sebagai Liga Penjahat──bisa saja menjadi spekulasi bahwa gadis ini adalah mata-mata yang dikirim musuh.
"Jadi, kau benar-benar tidak tau itu." Aizawa menghela napas ringan. "Jadi apa keputusan mu Kepala Sekolah?"
Nezu mengangguk. "Baiklah kami percaya ucapanmu, Kaslana san. Tapi, apakah kau bersedia memberikan informasi lebih lanjut mengenai dirimu kepada kami?"
Kiana mengangguk setuju.
"Nak Kaslana, apakah kau memiliki kekuatan?" Tanya Toshinori.
"Aku memilikinya." Ucap Kiana.
"Bisa jelaskan lebih detail?"
"Ya?" Kiana mengerjap, bagaimana dia menjelaskannya, ya? Terlalu rumit, dia malas berbicara panjang lebar. Kiana berdehem ringan, "Sebut saja kekuatanku sebagai Finality."
"Secara spesifik, aku sulit menjelaskannya, intinya aku mewujudkan apapun semauku." Tatapan yang di lontarkan kepada Kiana oleh pria berambut kuning itu membebaninya. "Manipulasi realitas."
"Benarkah itu?!" Toshinori terkejut mendengarnya, siapapun pasti mengerti seberapa kuatnya itu. "Kaslana, aku berharap kau bukanlah ancaman. Mendengar kekuatanmu yang tergolong kuat, karena jika kau adalah penjahat, kami akan sangat dirugikan." Ucap Aizawa.
Kiana menghela napas, takdirnya akan selalu menjadi ancaman kemanusiaan. Tapi itu bukanlah keinginannya.
"Dan untungnya aku bukanlah penjahatnya disini. Jangan khawatir, apa yang kau katakan tidak akan terjadi. Lagipula tidak ada untungnya untukku, aku tidak tau apa-apa tentang dunia apa ini." Ucap Kiana.
"Taukah kau Kiana bahwa di dunia ini 80% manusia memiliki Quirk." Kiana menoleh ke arah Nezu. "Itu adalah kekuatan bawaan sejak lahir." Jawab Toshinori.
"Benar, karena itu pastinya disetiap penjuru dunia ini, akan selalu ada penyalahgunaan Quirk untuk tujuan tak terpuji. Tugas kami adalah menumpas mereka. Terima kasih kepada Aizawa san karena berhasil menemukanmu sebelum kau jatuh ke tangan yang tidak diinginkan." Ucap Nezu.
Kiana mengerti maksud ucapannya, mereka berhasil mengurangi masalah karena menenukannya lebih dulu. Jika tidak, para penjahat yang mereka maksud pasti akan merekrutnya paksa dan merugikan pihak mereka. Kiana tersenyum kecil, dia bukanlah mainan dan dia juga tidak bodoh untuk membedakan keadilan. Bahkan meskipun dia ditemukan lebih dulu oleh para penjahat, belum tentu dia akan menerima tawaran dari penjahat itu.
Justru sepertinya mereka yang ada di ruangan inilah yang menyelamatkan para penjahat itu karena berhasil membawanya.
"Karena kau berasal dari dunia lain, aku meragukan bahwa kekuatanmu bisa di kategorikan sebagai Quirk." Lamunan Kiana buyar mendengar ucapan Aizawa. "Tentu saja bukan." Ucapnya.
"Begitu ya." Ucap Toshinori.
"Baiklah Kiana Kaslana, terima kasih sudah menjawab pertanyaan kami. Sekarang kau bisa kembali beristirahat, kami akan pergi dari sini." Ucap Nezu tersenyum sebelum akhirnya pergi dari ruangan Kiana beserta kedua pria disekitarnya.
"Ahh aku harap semuanya akan baik-baik saja." Kiana menidurkan dirinya dan menutup kelopak matanya.
"Aku lapar..."
── ❛❛Bersambung.❜❜
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝑷𝑰𝑬𝑪𝑬 𝑶𝑭 𝑫𝑬𝑺𝑻𝑰𝑵𝒀 (OC Kiana x BnHA)
Fiksi Penggemar❛❛Apa yang terjadi setelah sebuah cerita tamat?❜❜ On going ° ° ° ° "Kau tidak sendiri, lihatlah sekitarmu, mereka semua disini menunggumu. Dan lihatlah ke depanmu, ada diriku yang akan selalu ada untukmu──" "Jangan berpikir bahwa kau sendirian sek...