-6

157 7 0
                                    

"kamu tak ingat" dia keluar menunjukan wujudnya, seorang wanita berambut coklat sekarang ada di hadapanmu, mukanya tampak familiar
" kamu? " ucapmu, kamu berusaha mengingat, tunggu ... Liana?!
Kamu sedikit terkejut, saat melihat wajahnya kamu kesal benci dan kecewa tapi semua perasaan itu hanya kamu bisa lampiaskan dengan kepalan tangan mu
"dimana suamiku ?" tanya mu geram
Liana menjentikan jari dan keluar lah seorang pria ... Tunggu itu ... Dia bukan Jonggun siapa dia?!
"liana. Di mana. Suamiku. " tegas mu
"pfft, sedari kemarin emang tak ada suamimu kamu bodoh sekali, itu hanya Revan yang menyamar bisa bisanya kau tertipu "
Kamu kesal menatap dia tajam
Kamu berlari kearahnya memberikan serangan kepada wanita sialan itu sayangnya seranganmu di tangkis oleh pria di sampingnya, kamu dan pria itu terus bertarung
Pikiranmu kacau untungnya kamu berhasil menenangkan pikiranmu dan mengikuti ritme pertarungan itu

Waktu berlaku kamu hampir kehabisan tenaga anehnya pria itu tak terlihat kehabisan tenaga kamu sadar akan satu hal lehernya seperti mengeluarkan kabel yah itu cukup aneh bagi manusia kamu berlari kearah belakang pria itu dan membuka tudung hoodie yang dikenakannya
Kamu mundur memperhatikan sudut ruangan itu disamping kiri ruangan ada keran air yang menyala betapa beruntungnya, kamu melihat ada gelas plastik tak jauh dari keran itu kamu segera berlari menghampiri keran itu dan mengisi gelas plastik nya dengan air
Saat pria itu mendekati mu kamu memasukan gelas plastik itu langsung kedalam mulutnya
Sesuai perkiraan mu dia hanya robot
Kamu mengatur nafasmu, melirik pada liana eh kemana liana seingat mu tadi dia masih ada disini
Kamu melihat pesan di ponsel mu

Liana sialan, apa yang dia lakukan di rooftop kamu mau menghampiri nya tapi kamu masih takut ada hal itu terjadi lagi

..................
Flashback
.................

Pagi hari di rumah mu, kamu dan alvi bergegas pergi ke sekolah berjalan kaki tak diantar oleh ayahmu karna ayahmu sedang sibuk, jujur saja aslinya kamu tak mau masuk sekolah firasat mu begitu buruk sekarang, tapi kamu senang karna ini pertama kalinya kamu pergi ke sekolah bersama alvi

Kamu sampai di depan gerbang kamu dan alvi pun masuk ke aula sekolah yang begitu luas kamu berjalan ke lantai 3
Memasuki kelasmu dan berpisah dengan alvi, kamu duduk di bangku sampai temanmu menghampirimu
"eh lo tadi kesini bareng alvi? " tanya chika
"iya, kenapa emangnya? "
"ya gapapa si, cuman lo gatau klo si alvi pacar liana? " tanya chika lagi
"gw tau, emang kenapa dengan itu? Ada yang salah? " tanyamu keheranan
"temen gw yang satu ini" chika hanya menghela nafas "yah intinya lo hati hati aja" tambah chika
"sesuka mu saja" jawabmu, tak mengerti akan situasi itu

Sore harinya
Ketika kamu hendak pulang ada satu siswi yang memanggil mu
"hey, kamu dipanggil liana" teriak siswi itu
"oh, baiklah? Dimana liana sekarang? " tanyamu
"di rooftop" ucap siswi itu terlihat ketakutan
"kalau begitu aku pergi dulu " tambah siswi itu dan langsung berlari ketakutan
Kamu keheranan, menaiki anak tangga satu persatu, semakin dekat kamu ke rooftop semakin mencekam pula suasana nya
Kamu meletkan langkah kaki pertama mu di atas rooftop melihat liana dan temannya di atas rooftop
Kamu pun menghampiri mereka dengan tatapan matamu yang tajam dan postur tubuhmu yang tegak sempurna
"ada apa?  Kudengar kamu memanggil ku, iya bukan? " tanyamu dengan nada dingin
"bisa bisanya lo masih nanya, setelah lo ngerebut cowo gue! Bisa bisanya lo berlagak ga tau" liana kesal
Pipimu terasa panas dan nyeri pada saat yang sama sedikit merah ada di pipimu kamu melihat tangan liana yang baru saja melayngkan tamparan di pipimu
"sialan, berani beraninya lo nampar gw! " ucap mu geram
"maaf" ucap liana
Kamu terkejut akan ucapan liana, betapa aneh sikapnya itu
Liana mengulurkan tangannya berniat menjabat tanganmu kamu pun hanya memberikan tangamu lalu liana mendorong mu kesamping berharap kamu jatuh dari gedung 3 lantai itu, alvi yang sedari diam saja mendorong mu dan malah alvi yang terdorong
Alvi terjatuh dari gedung itu

Kamu melihat ke bawah melihat alvi yang tergeletak, banyak darah di sekitarnya dan banyak orang yang mengelilingi nya
"alvi! " teriakmu, kamu pun langsung berlari ke bawah matamu berkaca kaca tanganmu gemetar, saat melihat mayat alvi tergeletak di depanmu kamu tak sanggup melihatnya kamu menangis sekncang kencangnya meluapkan emosimu
"alvi bangun, kakak mohon, bangun alvi, kalau tak ada kamu siapa lagi yang bisa kakak sayangi, siapa lagi yang bisa menyemangati kakak selain kamu, kakak mohon bangun alvi, semua barang yang kakak sukai semua mahluk hidup yang kakak cintai semuanya sudah diambil oleh ayah ibu, sekarang kamu mau meninggalkan kakak juga? Kakak mohon bangun alvi, kakak tak sanggup kalau tak ada kamu"

kamu melihat muka alvi, muka indah itu, muka yang selalu membuatmu tersenyum muka yang membuat mu melupakan kelelahanmu, kali ini muka itu dingin pucat dan tampak tak bernyawa, kondisinya sekarang begitu menyakitkan bagimu











maaf baru up author lupaa ( ཀ͝ ∧ ཀ͝ )

Jonggun x fem! reader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang