Jodohku Tertinggal di Tahun 1972

26 - Pemecatan

1972

"Woi!" teguran itu bersamaan dengan jatuhnya tepukan di pundak Sayuti.

Sayuti langsung menoleh dan terbelalak melihat siapa yang berdiri di sampingnya. "Burhan?"

Tidak terasa sudah hampir tiga bulan sejak Sayuti kembali ke Pare-Pare. Dan hari ini, ketika dia sedang asyik berjualan kue seperti biasanya, tiba-tiba dikagetkan dengan kemunculan sahabatnya itu.

"Tadi aku langsung ke rumahmu, tapi kata tetangga, kamu sudah kembali jualan."

"Kok, kamu malah di sini? Memangnya nggak kerja?"

Pundak Burhan merosot perlahan. "Pucuk Jati sudah ditutup."

"Ha?" Sayuti kaget luar biasa.

"Juragan Darwis menerima tawaran temannya untuk melebarkan sayap di Ujung Pandang."

"Tapi, kenapa yang di Bone harus ditutup?" Sayuti tampak sangat menyayangkan.

"Katanya biar bisa fokus. Karena Juragan Darwis sekeluarga juga akan pindah ke Ujung Pandang."

"Termasuk Sukma?"

Burhan mengangguk.

"Kamu tahu alamat mereka di Ujung Pandang?"

Burhan menggeleng.

Sayuti melempem di tempat duduknya.

Gara-gara kemunculan Burhan yang tiba-tiba ini, Sayuti teringat lagi dengan obrolan mereka malam itu.

"Kamu lagi memikirkan apa? Kok, tampangnya kusut begitu?" tanya Burhan yang baru selesai mandi.

"Besok, aku akan jujur ke Juragan Darwis soal hubunganku dengan Sukma."

"Serius?" Burhan langsung duduk di samping kasur Sayuti. Rasanya sulit memercayai kalimat barusan.

"Aku sudah lama memikirkan hal ini, dan benar-benar nggak bisa ditunda lagi."

"Kamu yakin?"

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Kinar bersama meja ajaib itu, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏