06. Si Kembar Yang Licik

29 4 0
                                    

Happy Reading






❝ Cara kami memang salah. Lalu apa yang mereka lakukan itu sudah benar? ❞

 Lalu apa yang mereka lakukan itu sudah benar? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06. Si Kembar Yang Licik

Matahari bersinar terik tepat di atas kepala. Meski sudah tengah hari, para petani terlihat sibuk dengan aktivitas di sawah mereka masing masing. Musim dingin hampir tiba matahari masih menunjukan kehangatannya di negeri Vespera.

Pasar tua namun memiliki segalanya yang kita butuhkan tampak begitu ramai dengan pengunjung, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Bekas hujan membuat beberapa genangan air di jalanan. Meski begitu pasar yang berdiri cukup lama itu ramai sekali dengan para pedagang dan pembeli.

Seorang remaja laki laki dengan senyum secerah matahari berjalan penuh semangat dengan tangan yang memeluk berbagai bahan makanan. Penampilan sederhana nya tak terlalu terlihat mencolok. Sekedar blouse coklat muda dan celana bahan coklat tua membuat nya begitu tampan. Di samping nya, bak langit malam tanpa bulan dan bintang. Seorang anak laki laki menggerutu tak jelas dengan raut suram.

"Aishh menyebalkan sekali, apa maksudnya tadi. Tidak sanggup membayar?! Dia pikir kita tidak punya uang?!!" Zaven Laursen. Pemuda tampan dengan mata kucing indah nya sejak tadi bermuka masam dengan gerutuan sebal yang terlontar dari mulut nya.

Sang kakak berusaha tersenyum kepada sekitar saat ia sesekali menendang batu kerikil sebagai pelampiasan.

"Berhentilah Zaven, orang orang mulai memperhatikan kita." masa bodoh dengan sekitar. Zaven mengabaikan ucapan sang kakak.

"Ayo, kita belum beli sayur nya." Zion menarik lengan Zaven ke salah satu kios sayuran langganan mereka.

"Selamat pagi bibi cantik!!" Zion menyapa dengan ramah wanita yang sedang sibuk menata sayuran.

"Wah selamat pagi juga Zion, seperti biasa?" Zion mengangguk cepat membuat surai coklat terang nya bergerak memantul mengikuti. Dengan sabar Zion menunggu bibi penjual sayuran itu menyiapkan pesanan nya. Ia yang memang langganan di sana membuat sang penjual hafal apa saja yang di belinya.

Sementara Zion sedang menunggu sesekali berbincang pula dengan sang penjual. Zaven malah sibuk memperhatikan setiap orang yang berada di pasar tersebut. Ia merasa bosan menunggu Zion yang sedang berbelanja dan bercengkrama dengan beberapa orang. Berbanding terbalik dengan Zion yang mudah bergaul, Zaven tipe orang yang sulit untuk berteman dengan sembarang orang.

"Ayo pulang!!" ia menarik lengan Zion secara tiba tiba membuat sang empu terkejut. Beruntung Zion sudah selesai dengan urusan nya. Bahkan beberapa orang memandang Zaven heran.

VESPERA: Siapa Iblisnya? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang