Happy Reading
•
•
•
•
•
•
•❝ Tidak sulit mengakui sesuatu yang sebenarnya,yang sulit adalah menerima konsekuensi nya.❞
14.Kematian Samuel
Elio menghadap sang ayah yang tengah bersiap untuk menikahkan sang adik.
Ia menunggu dengan sabar hingga sang ayah selesai dengan persiapannya.
"Apa yang mau kau katakan Elio?" Samuel menatap serius putranya.
"Aku mohon ajukan lamaran ku kepada Eirian untuk menikahi tuan putri Aire. Aku mencintainya ayah, aku ingin menjadikannya istriku." Samuel tampak terkejut mengetahui keinginan sang putra sulung.
"Apa maksudnya Elio?"
"Iya ayah, aku sangat mencintai nya. Dan sejak tahun lalu kami memang sudah menjalin hubungan dengan serius. Aku mohon katakan pada paman Evander bahwa aku ingin menikahinya."
Samuel memijat pangkal hidungnya. Ia tiba-tiba merasa pusing mendengar ucapan putranya.
"Elio, apa kau sadar akan ucapanmu? Kau ingin menikahi Aire...., kau tahu kan kalau ia adalah adikmu. Ibumu dan ratu Maren adalah saudara. Terlebih lagi Dryzel tidak akan memiliki Sekutu baru jika kau menikahinya."
Elio tahu jawaban itu pasti akan ia dapatkan. Tapi mereka sepupu jauh, apa salahnya?
"Ayah, aku akan memperluas wilayah Dryzel sekaligus menambah sekutu. Tapi biarkan aku menikahi Aire."
Samuel akhirnya mengalah. Percuma juga menjelaskan kepada Elio. Putranya kini tengah di mabuk cinta.
"Akan ayah bicarakan bersama Evander nanti. Fokus saja pernikahan adikmu terlebih dahulu, nanti akan ku bicarakan bersama Evander."
Elio tersenyum hingga kedua matanya pun ikut tersenyum. Ia membungkuk dalam dan berterima kasih kepada ayah nya. Ia tidak tahu akan semudah itu meminta izin kepada ayahnya.
"Baiklah ayah, aku berjanji akan menambah sekutu untuk Dryzel dan memperluas daerah kita juga." Samuel mengangguk pasrah dan pergi meninggal
kan Elio yang kegirangan. Pemuda itu terlihat begitu senang mendapatkan persetujuan dari ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VESPERA: Siapa Iblisnya?
FantasiTerjebak dalam karma membuat Sohan De Lys terpaksa menanggung dosa para leluhurnya. Terlahir dari aliran keturunan suci ternyata tak membuat sebahagia anak anak seusia nya. Tumbuh dengan melihat pertumpahan darah dan peperangan. Hingga mengenal seor...