14

323 33 3
                                    

Ketika Renjun terbangun di pagi harinya, dia dipenuhi perasaan yang tidak enak. Mimpi itu lagi, mimpi pertemuannya dengan Jeffrey, dan kemudian lelaki itu berbisik bahwa dia adalah milik Jeffrey...

Renjun bergidik ngeri. Kenapa dia memimpikan Jeffrey lagi? Apakah diam-diam lelaki itu menjadi kuat dan mengirimkan pesan melalui mimpinya? Renjun meraba samping ranjangnya dan menemukan ranjangnya kosong. Jaehyun sudah tidak ada di sana. Dia bergegas bangun dan melangkah ke kamar mandi. Perutnya terasa mual.

Renjun melangkah ke arah wastafel dan menggosok gigi, tetapi tidak bisa menahan rasa mualnya dan muntah-muntah di sana. Setelah selesai dia menyalakan keran air keras-keras dan menyiramkan air ke mukanya. Renjun lalu membuka pakaiannya dan melangkah ke pancuran air hangat, dia menyalakan keran pancuran dan membiarkan hempasan air hangat menimpa tubuhnya, melemaskan otot-ototnya.

Tubuhnya terasa pegal. Pegal yang nikmat. Percintaannya dengan Jaehyun begitu menggebu-gebu dan memuaskan. Jaehyun seolah tidak ada puasnya menyentuh Renjun. Ketika mereka tertidur dan tanpa sengaja tubuh mereka bergesekanpun, lelaki itu akan terbangun dan menggoda Renjun dengan penuh gairah, membangunkannya dan mereka akan bercinta lagi.

Renjun mengelus perutnya yang mulai membuncit. Di dalamnya ada bayinya, buah cintanya dengan Jaehyun. Jaehyun bilang dia akan menjaga Renjun dan bayinya, jauh dari jangkauan Jeffrey. Tetapi benarkah Jeffrey semudah itu dikalahkan?

Perasaan gelisah yang aneh menyergap Renjun, membuat dadanya terasa sesak. Mimpi itu, mimpi di mana Jeffrey mengatakan bahwa Renjun adalah miliknya terngiang-ngiang jelas di benaknya. Renjun merasa takut, takut kalau Jeffrey benar-benar melaksanakan apa yang dikatakannya.



🦊


Renjun turun menuju ruang makan dan menemukan Jaehyun sedang berbicara dengan pria yang dipanggil Jeffrey dengan nama Johnny, sejenak wajah Renjun pucat pasi, masih segar di dalam ingatannya ketika Johnny waktu itu berdiri di rumah Jeno dan kemudian Jeffrey menyuruhnya membereskan mayat Jeno.

Lelaki itu jelas biasa-biasa saja melihat Jeffrey membunuh seseorang, jadi dia pasti orang kepercayaan Jeffrey, bukan Jaehyun. Kenapa Jaehyun berbicara kepadanya?

Mata Jaehyun melirik ke arahnya, lalu sedetik kemudian menatap ke arah Johnny dengan dingin, "Kurasa sudah selesai Johnny, kau boleh pergi."

Johnny membalikkan badan dan langsung berhadapan dengan Renjun yang berdiri ragu ketakutan di ambang ruang makan. Ada sedikit sinar geli di mata Johnny melihat ketakutan Renjun, dia menunduk memberi hormat sedikit dengan sopan kepada Renjun, lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Renjun masih berdiri ragu di ambang pintu dan menatap Jaehyun dengan ragu. Apakah yang ada di depannya ini Jaehyun... ataukah Jeffrey?

Jaehyun tersenyum dan mengerutkan keningnya melihat Renjun hanya berdiri di situ, "Renjun? Kemarilah."

Renjun melangkah mendekat dengan takut, "Kenapa kau berbicara kepada Johnny?" matanya melirik ke arah kepergian Johnny.

Ekspresi Jaehyun tampak biasa saja, "Dia kepala pengawalku Renjun, kenapa?"

Renjun menelan ludahnya dan mengamati Jaehyun dengan cermat, berusaha mencari tanda-tanda, apa saja yang bisa memberitahunya siapakah yang sekarang ada di depannya.

"Dia ada di sana malam itu, ketika Jeffrey membunuh Jeno..." Renjun berbisik dengan pelan sambil tetap menatap Jaehyun. "Dia...dia biasa saja ketika melihat mayat itu, Jeffrey... Jeffrey bahkan menyuruhnya membereskan mayat itu dan dia melakukannya.."

Jaehyun meletakkan garpunya dan menatap Renjun dengan sedih, "Renjun... maafkan aku karena kau harus mengalami kejadian itu,
sungguh. Tetapi Johnny masuk ke dalam rumah ini memang karena Jeffrey yang membawanya masuk... dan aku berpikir dia diperlukan di rumah ini, kau tahu."

From The Darkest SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang