Hari ini Renjun sudah boleh pulang dari rumah sakit sambil membawa bayinya, putra kecil yang sangat tampan dengan rambut tebal dan wajah tampan yang menurun dari ayahnya.
Renjun menoleh ke arah Jeffrey yang sedang mengamati bayinya dengan begitu tertarik, "Di mana Jaehyun?" dia mengernyit karena Jaehyun tiba-tiba saja menghilang pagi ini.
Dua malam yang lalu Jaehyun lah yang menemani Renjun melahirkan anak ini, menggenggam erat tangannya di ruang melahirkan dan terus memberinya semangat sampai proses itu selesai.
Kata Jaehyun, dia sengaja tidak memberi kesempatan Jeffrey masuk ke ruang melahirkan karena khawatir, di sana ada darah dan darah bisa memicu Jeffrey untuk kembali melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Jaehyun pulalah yang menggendong putra mereka untuk pertama kali dan memeluknya penuh kebahagiaan. Jeffrey sama sekali tidak muncul. Tetapi pagi ini ketika mereka hendak pulang dari rumah sakit, Jaehyun menghilang dan Jeffrey yang menemaninya pulang.
Sejenak Renjun cemas akan reaksi Jeffrey terhadap putranya, tetapi lelaki itu hanya mengangkat alisnya dan tersenyum. Tidak bereaksi apa-apa. Berbeda sekali dengan sikap Jaehyun yang penuh kasih sayang kepada putranya.
"Kami berganti peran." Jeffrey menjelaskan. "Aku.. sebenarnya aku ketakutan dengan bayi itu." Jeffrey melirik lagi ke arah putra mereka, "Aku takut aku akan melukainya... tapi Jaehyun mendorongku, katanya aku harus mencoba."
"Kau mau menggendongnya?" Renjun menaikkan bayinya, menunjukkan wajah mungil yang sedang tertidur pulas dengan damai, "Tidak!" Jeffrey langsung beringsut menjauh, lalu menatap Renjun dengan tatapan menyesal, "Maafkan aku Renjun, aku hanya tidak ingin melukai bayi itu. Pelan-pelan ya?"
Renjun menatap Jeffrey dan tersenyum melihat kesungguhan yang ada di sana Jeffrey pasti mencemaskan anaknya, kalau tidak dia tidak akan mungkin menanggung ketakutan yang amat sangat bahwa dirinya mungkin akan melukai anak ini.
"Kau tidak akan melukai anak ini, aku yakin." Renjun tersenyum lembut kepada Jeffrey, "Mungkin kau hanya harus membiasakan diri."
Jeffrey tersenyum masam, "Jaehyun bisa begitu luwes menggendong anak ini seperti sudah melakukannya bertahun-tahun, sementara aku berjingkat ketakutan. Kau pasti menertawakan kekonyolanku." Renjun tersenyum, "Seperti yang kubilang tadi. Kau hanya perlu terbiasa."
🦊🦊🦊
Tetapi Jeffrey menghindari Ayden, putera mereka itu seperti wabah. Dia tidak mau berada dalam jarak kurang dari 10 meter dari bayinya. Lelaki itu sangat tertarik kepada bayinya, dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengamati Renjun. Matanya terus mengikuti gerakan Renjun ketika menggendong anaknya, mengganti popoknya, maupun ketika Renjun menyusuinya. Sampai kemudian Renjun merasa sedikit jengkel atas tingkah Jeffrey,
"Sampai kapan kau akan menatap di kejauhan seperti itu, Jeffrey." Renjun bergumam sambil menatap Jeffrey dengan tatapan ingin tahu, dia sedang duduk di kursi goyang dan menyusui Juyeon.
"Kalau kau tidak mau mendekatinya dan terbiasa, maka kau tidak akan pernah terbiasa."
Jeffrey menatap Renjun dengan pandangan sedih, lelaki itu memilih duduk di bawah bayang bayang di dekat jendela.
"Dia begitu mungil... " Jeffrey memandang tangannya sendiri, "Dan aku begitu kuat, aku takut akan meremukkannya.""Kalau kau memegangnya dengan benar, kau tidak akan meremukkannya." Renjun menyipitkan matanya, "Maukah kau mencobanya?"
Jeffrey menggelengkan kepalanya, "Tidak. Belum. Sepertinya aku belum siap."
Renjun mendesah tak sabar, tetapi lalu memutuskan untuk memberi Jeffrey waktu. Ini mungkin memang berat bagi Jeffrey. Dan Renjun bisa mengerti ketakutan itu, ketakutan jika tidak bisa mengendalikan dirinya dan pada akhirnya melukai anak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Darkest Side
Fanfiction[drama] [mature] [completed] [bxb] [m-preg] Hidup Huang Renjun semula biasa-biasa saja. Dia adalah anak yang tidak diakui ibunya sendiri, seorang artis ternama yang memilih merahasiakan keberadaannya di depan umum dan membiarkannya dibesarkan oleh k...