11

413 28 2
                                    

Saya sarankan sambil menyetel musik Gangsta (Kehlani) atau Renegade (Aaryan Shah) ya, supaya dapet dark vibesnya and happy reading yeoreobun sekian terima gaji.







"Kau tidak boleh melakukannya. Kau sudah menyelamatkanku dari percobaan pemerkosaan yang dilakukan Jeno, dan sekarang kau mau merendahkan dirimu dengan melakukan hal yang sama?"

Jeffrey berdecak, "Aku membunuh Jeno bukan untuk menyelamatkanmu dari pemerkosaan. Aku membunuh Jeno karena dia berani-beraninya menyentuh kau yang sudah menjadi milikku." Matanya menyipit dingin, "Siapa pun yang berani menyentuhmu akan kubunuh."

Tubuh Renjun gemetar. Lelaki ini Iblis. Iblis yang tidak punya jiwa. Renjun salah mengira lelaki ini punya sedikit kebaikan dalam jiwanya ketika lelaki itu menyelamatkannya dan dengan lembut mengobati luka-lukanya. Ternyata lelaki itu melakukannya bukan untuk Renjun, tetapi untuk kepuasan egonya sendiri yang menakutkan.

"Aku akan bunuh diri kalau kau memperkosaku."

"Memperkosamu?" Jeffrey mengerutkan keningnya, "Waktu itu kau sama sekali tidak menolakku." Suaranya rendah merayu, "Kau ingat malam itu? Ketika kau bercinta denganku semalaman, berkali-kali, penuh gairah? Kau sepertinya menikmatinya, kau mengerang puas ketika mencapai orgasmemu dengan aku tenggelam dalam-dalam di tubuhmu."

"Hentikan!" Renjun berteriak, "Waktu itu aku mengira kau adalah Jaehyun!"

"Jaehyun atau aku bukankah sama saja?" Jeffrey mengangkat bahunya, "Jangan lupa Renjun, kami ini satu tubuh. Kau bercinta dengan Jaehyun berarti kau bercinta denganku. Begitu pun sebaliknya..." lelaki itu melangkah makin dekat, "Tidakkah kau merindukan tubuh ini? Tubuh yang pernah memelukmu?"

"Tidak! Mundur Jeffrey! Jangan dekati aku." Mata Renjun melirik ke segala arah, "Aku tidak mau."

"Kenapa kau mau bercinta dengan Jaehyun tetapi tidak mau bercinta denganku?" Jeffrey mengabaikan ancaman Renjun, dengan kasar
direnggutnya tangan Renjun dan disentuhkan ke dadanya, "Lihat ini, rasakan ini, kami ini orang yang sama bukan?"

Renjun berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Jeffrey, tetapi lelaki itu menahannya dengan kejam, membuat Renjun meringis kesakitan, matanya terasa panas dan dia menatap Renjun dengan menantang,

"Kau iblis kejam yang tidak punya hati. Aku sangat membencimu. Dan kau tidak bisa disamakan dengan Jaehyun. Jaehyun jauh... Jauh lebih baik dari dirimu."

Kata-kata Renjun rupanya menyulut kemarahan sampai batas kesabarannya. Lelaki itu mencengkeram kedua tangan Renjun dan mendekatkan wajahnya dengan marah,

"Kau bilang Jaehyun lebih baik dariku? Mari kita lihat!"

Jeffrey mendorong Renjun ke atas ranjang, secepat kilat Renjun melenting hendak bangun, tetapi Jeffrey sudah menindihnya dengan tubuhnya yang kuat. Kedua tangannya mencengkeram tangan Renjun dan mengangkatnya ke atas kepalanya.

Wajah mereka berdekatan. Renjun bisa melihat betapa tajamnya mata lelaki itu, betapa banyaknya amarah yang terkumpul di sana.

Jeffrey mendekatkan bibirnya, mencoba mengecup bibir Renjun, tetapi Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya menjauh sehingga bibir Jeffrey hanya menyentuh pipi dan rahangnya. Dengan gemas Jeffrey menurunkan tangannya, menggenggam kedua tangan Renjun hanya dengan satu tangan. Tangannya yang satunya mencengkeram rahang Renjun agar tidak bergerak, bibirnya lalu memagut.bibir Renjun, membuat Renjun mengerang dan menolak sekuat tenaga.

Jeffrey mengangkat bibirnya dan mengamati, "Sepertinya luka di sini sudah sembuh." Lelaki itu mengacu kepada luka bekas tamparan Jeno kepadanya malam itu. Luka itu memang sudah tidak bengkak dan hampir tidak terasa lagi.

From The Darkest SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang