Bagian 3

105 9 4
                                    

Perjalanan pada setengah jam awal berlangsung aman sampai Kairi dan Mia tiba di titik  tracking yang bercabang menjadi tiga. 

Semuanya terlihat benar-benar sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya terlihat benar-benar sama. Tidak ada perbedaan sama sekali sehingga mereka harus mengecek kembali map dan memperhatikan petunjuk-petunjuk pada papan yang di paku seadanya ke batang pohon. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I think this way," ucap Kairi menunjuk track paling kiri.

"Wait," seru Mia sedikit ragu. 

Ia mengeluarkan ponselnya untuk mengecek map yang ia foto di pintu masuk tadi. Seketika Mia teringat peringatan Kiboy tentang betapa buruknya ia dalam membaca arah dan peta. Dulu Kiboy-lah yang selalu pintar dalam memilih jalan dan membaca petunjuk sehingga ke manapun mereka pergi dengan motornya, bahkan ke gang-gang kecil untuk sekedar membeli jajanan viral, mereka akan tiba ke tujuan dengan selamat. 

"I think you're  right," Mia menyetujui.

Mereka memilih track pertama yang terlihat paling sederhana dan memasuki hutan bersama-sama. Mereka berjalan di sepanjang jalur yang sudah ditentukan sambil bercerita dan berbagi cerita tentang permainan Mobile Legends.

Kairi tertawa, "Aku masih ingat pertandingan Mobile Legends yang sangat sulit di Filipina. Aku hampir saja kalah, tapi timku berhasil membalikkan keadaan pada menit terakhir. Itu salah satu pertandingan paling epik yang pernah aku mainkan."

Mia tertarik mendengar ceritanya, "That sounds cool! Gimana kalian bisa ubah keadaan gitu?"

Kairi menjelaskan, "Komunikasi sih dengan baik dan saling support aja. Itu kunci keberhasilan main ini. Gua yakin tim di sini bisa gitu juga."

Kairi terdiam sejenak seolah teringat sesuatu."Wait, you didn't say your name properly, are you new here?" (Sebentar, lu belum kasih tahu nama, lu anak baru?"

Mia mengangguk,"Hi Mia here, baru sekitar 2 minggu kerja part-time di sini,"

"Ah I see. Your English is good,"

Pipi gadis itu memerah karena pujian sederhana dari Kairi,"Thanks, that's my major," (Makasih, itu jurusanku)

"You're a student? How old are you?" (Lu mahasiswi? Umur berapa?)

"Eighteen," ia menambahkan,"Officially eighteen today, actually," (Delapan belas hari ini, sebenarnya)

Kairi terkesiap,"Lu ulang tahun hari ini? Wah happy birthday then! We're on the same age, you know!" (Wah, selamat ulang tahun, kita umurnya sama dong)

Mia menunduk tersenyum sedikit tersipu, Kairi adalah orang ketiga yang memberinya ucapan selamat hari ini setelah ibunya melalui pesan singkat dan juga Rani yang adalah sahabat sekaligus teman sekamarnya. 

"Thanks again, I guess," jawab Mia. (Makasih lagi, kayanya)

Semakin jauh mereka berjalan, yang terlihat hanya sederetan pohon yang makin rapat. Suara binatang hutan juga makin terdengar jelas mengelilingi. 

Kairi mulai merasa ada yang tidak beres, "Mia, ini ga kaya track yang simple. Lu yakin kita di jalur yang benar?"

Mia memeriksa petunjuk lagi, "Ini harusnya track yang benar, tapi kenapa kayanya makin sulit, ya?"

Mia dan Kairi mulai merasa ada yang salah dengan kondisi sekitarnya. Hutan yang semakin sunyi dan track yang semakin samar menyempit. Pepohonan di sekitar mereka pun terlihat jauh lebih besar daripada pohon-pohon sebelumnya. Mereka secara tidak sengaja memasuki track dengan tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi daripada yang seharusnya. Beberapa menit yang lalu mereka masih percaya bahwa mereka sedang mengikuti track yang benar, meskipun petunjuknya telah menipu mereka. 

Mia mengecek jam tangannya,"Kai, I think we're on the wrong path," 

Sudah lebih dari satu jam mereka berjalan seolah mengitari tempat yang sama berulang-ulang.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang