Hiraeth

Bagian 10-End

Beberapa minggu setelah kejadian tersebut, Mia dan Kairi tidak berhubungan sama sekali. Mereka melanjutkan kehidupan masing-masing. Mia pada kuliah dan pekerjaanya, sementara Kairi disibukkan dengan jadwal latihan dan turnamen yang padat. Sesekali hanya beradu padangan sedetik dan saling mengangguk apabila tak sengaja bertemu di kantin kantor atau pada rapat besar.

Sampai pada suatu tengah malam, Mia yang tidak tahan lagi terpikir untuk sekedar mengecek akun sosial media Kairi berharap bisa mendapat sedikit barang informasi terbaru tentang cowok itu karena ia memang terlalu pengecut untuk bertanya sendiri.

Mia menelusuri halaman dan IG story Kairi satu persatu. Tidak ada yang spesial, hanya beberapa repost dari media e-sport lokal dan barang-barang yang ia promosikan. Mia hanya satu dari sekitar 700ribu follower IG cowok itu yang juga menantikan update terbaru dari si idola.

Ketenangan malam itu hampir pecah karena dia yang memekik kaget, hampir melempar ponselnya ke udara ketika tiba-tiba satu pesan muncul dari akun berverified bertuliskan @kairids.

Mia membangunkan Rani yang sudah tidur nyenyak dan berkata, "Ran, liat Ran! Kairi DM!"

Rani yang tadinya tertidur pulas terbangun kaget dan mengucek matanya, membaca layar ponsel Mia yang disodorkan terlalu dekat ke wajahnya. Dengan mata setengah terbuka Rani menjauhkan ponsel itu agar bisa melihat lebih jelas, kemudian kantuknya tiba-tiba hilang. "Bilang apa?" tanya Rani.

Mia menarik tangannya dan membaca dengan buru-buru, "Dia tanya 'sudah tidur?' Jawab apa nih? Kok dia tau IG-ku Ran?"

Rani mengangkat bahu merebut ponsel dari tangan Mia, "Eh dia nulis lagi!" seru Rani yang sudah seratus persen sudah sadar,"Besok free gak?"

Besok free gak?

Kata-kata yang memiliki efek sama persis pada cewek dengan "Sudah makan belum?" atau "Lagi ngapain?"

Mia menelan ludah, memandang Rani bingung, tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya karena pesan dari Kairi yang diluar prediksi BMKG.

Rani berkata, "Gimana, Mi? Mau?"

Mia ingin berteriak "YAIYALAH!" di muka sahabatnya yang agak bodoh ini. Pake nanya lagi! Tapi ia malah menjawab, "Entah, Ran. Tiba-tiba banget. Gatau juga mau apa,"

Rani nyengir geli, "Mungkin lo bisa kasih tahu kalo lo kangen peluk dia!" kekehnya.

Mia teringat kembali kejadian beberapa minggu lalu,"Cakep banget Ran anaknya," ia menatap lagi foto-foto Kairi di ponselnya dan memuji dengan tulus,"Wangi banget pula, udah gua kasih tahu belum?"

"Udah 738 kali Mi, bosan gua..." jawab Rani sambil menghempaskan diri ke kasur lagi.

"Gua remah ringginang sampingan sama dia, terlalu cakep,"

"Naksir lo?" tuntut Rani.

Tanpa ragu Mia menjawab, agak terlalu berlebihan,"Gila kali kalo ga naksir! Lu tau kan gua lemah sama yang cakep! Mana baik lagi rela-rela gendong gua yang gendut ini,"

"Yaudah, samperin tuh. Diajakin juga,"

"Takut Ran, kemarin kayanya gua ngigau yang engga-engga deh,"

Rani memutar tubuhnya tengkurap menghadap Mia,"Jangan bilang lo kasih tahu tentang Kiboy? Lo kan paling gamau,"

Mia menghela napas panjang sambil memainkan ujung sarung bantal di jemarinya,"Iyalah, orang dia udah ada cewek, cantik pula! Artis pula! Gua apa? Iyaa juga kalo dianggap mantan, kan kita ga pernah jadian, cuma deket. Makanya gua ditinggal,"

"Brengsek emang cowok gituan," Rani mengumpat ikut merasakan kesakitan sahabatnya.

"Kayanya dia mau nanya tentang itu deh, males banget Ran,"

Rani memberi saran,"Tanya aja mau apa gitu di DM,"

Mia berpikir beberapa saat, ada rasa takut namun juga penasaran yang hebat. Perasaan kedualah yang menang. Dia menarik napas mengumpulan kenekatan dan menulis,

Hi Kai, something I can help? What do you need? (Hai, Kai, ada yang bisa dibantu? Perlu sesuatu?)

Seen.

Langsung dibaca. Seseorang di seberang sana mengetik dan membalas saat itu juga.

Ngedate yuk besok.

Mia menelan ludah tidak percaya apa yang baru saja iya baca.

END

From author : Thank you yang sudah bertahan baca sampai akhir. Lagi ngefans banget sama si Kai. Terlalu lucuuu. Hehehe