Chapter 3

267 32 0
                                    

"Tuan Kento, ini Saito Hikaru. Guru privat untuk Kazuha yang saya sempat rekomendasikan tempo hari."

Chris memasuki sebuah ruang kerja besar mengekori Yuta. Daripada disebut ruang kerja, ruangan ini lebih layak disebut perpustakaan yang luar biasa besar. Dengan lemari buku kayu yang kokoh menjulang tinggi di seluruh ruangan, dihiasi pernak pernik antik layaknya dari era Victoria, yang membaur apik dengan beberapa sentuhan apik Asia Timur.

Seorang pria yang sedari tadi duduk menghadap jendela kini memutar kursinya, sebatang sigaret menyelip di antara bibirnya, diikuti sunggingan senyum yang ramah.

"Ah, selamat datang, Tuan Hikaru. Aku sudah dengar banyak tentangmu, curriculum vitaemu sangat menarik dan memenuhi kriteria kami. Kulihat kamu umur 29 tahun, umur kita sama ternyata." Kento bangkit berdiri, mendekati tamunya dan menawarkan sekotak sigaret. "Kamu merokok?"

Chris dengan halus menolak.

"Sayang sekali. Ini sigaret yang dibuat khusus di Brunei, bahkan Sang Sultan nggak memiliki ini. Kamu nggak akan menemukan yang satu ini di mana pun." Kento tersenyum lagi.

"Anda punya barang-barang yang menarik, Tuan Kento."

"Nggak usah formal banget, lah. Santai aja. Dan ah, peraturan di sini cuma satu." sambung Kento. "Apa yang kamu lihat, dengar, dan rasakan di rumah ini, tetap tinggal di rumah ini. Sepatah kata pun tidak boleh kamu bawa keluar."

"Kenapa?"

"Bukan hal penting. Ayahku hanya benci rumor atau dibicarakan tetangga, itu saja. Kamu tahu, sejenis trauma difitnah. Dan jika kamu melanggar janjimu, ada hukuman yang harus kamu bayar."

"Hukuman?"

Kento berjalan mendekati Chris dan berbisik pelan, "Kamu bisa menyerahkan kelingkingmu pada ayahku sebagai bukti tulus permintaan maaf."

Chris melirik tajam ke arah Kento, yang disambutnya dengan tawa terbahak-bahak. "Bercanda, astaga! Aku bercanda! Jangan terlalu tegang, Hikaru! Maaf, aku terlalu banyak membaca buku soal Yakuza sepertinya. Akhir-akhir ini aku menemukan banyak novel yang menarik. Kalau kamu mau pinjam, silahkan."

Kento mengambil tasnya dan berjalan keluar, "Jam kerjamu pukul 10 pagi sampai 3 sore. Yuta akan menunjukkan kamarmu. Setelah jam kerjamu, kamu bebas melakukan apa saja asal ingat yang kuucapkan. Yuta, setelah kamu mengantar Hikaru, temui aku di tempat biasa."

Kento menepuk lengan Chris dua kali, baru akhirnya melangkah keluar ruangan. Tak berselang lama, terdengar suara mobil yang pergi menjauh dari rumah itu.

Dan Chris mengikuti Yuta menyusuri rumah besar itu itu, melewati lorong panjang dengan banyak gantungan lampu antik di langit-langit, lantai berkarpet yang sedikit berdebu hingga foto-foto keluarga yang layaknya keluarga biasa.

"Pak Hikaru! Ruang belajar Kazuha di sebelah siniii! Temboknya warna pink dan bunga-bunga, bagus kan?"

Terlebih lagi dengan Kazuha, anak perempuan cantik berumur 12 tahun yang sedari tadi kegirangan melompat-lompat melihat kedatangan guru privat barunya. Rumah ini cukup jauh dari sekolah mana pun, dan Kazuha masih terlalu muda untuk tinggal sendirian menyewa kos.

BRUK

"Ah, maaf." Chris tanpa sadar menabrak seseorang saat hendak masuk ruang belajar Kazuha.

Seorang lelaki yang sedikit lebih pendek darinya.

Ini orang yang kulihat di jendela tadi kan? Wajahnya sangat mirip dengan Kento.

"Kirino, ini Pak Hikaru. Guru privat Kazuha yang baru." Yuta mengenalkan.

"Cih." Tapi Kirino tak menjawab, ia hanya balas melirik tajam, seolah memberi peringatan, dan melangkah pergi lagi. Ekspresinya sangat datar sementara tatapannya sangat dingin.

Carpe Diem [Banginho] (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang