3. MASA LALU - PERMAISURI YANG TIDAK DIPILIH (3)

8 4 0
                                    

Berhari-hari Pangeran Heinrich tidak bisa tidur dengan tenang. Bahkan ia sama sekali tidak tidur. Saat malam bahkan siang ia selalu terlihat mondar-mandir di depan gerbang kerajaan.

Ia sudah tidak peduli akan kesehatannya sendiri. Ia hanya ingin keajaiban terjadi dan membawa Victoria untuk pulang.

Diam-diam dirinya mengirim beberapa pasukan untuk menyusul Victoria ke medan perang. Ia jugalah yang meminta salinan peta yang salah dibuat. Tapi sampai saat ini, tidak ada kabar juga dari orang kepercayaannya, Louis.

Beberapa hari lalu, Putri Elizabeth pulang dengan kekalahan. Ia bahkan tidak bisa memenangi area yang termasuk jauh lebih mudah daripada Zona Hitam itu. Bahkan mereka sendiri tidak tahu nama wilayah itu, hanya julukan saja yang bisa mereka sematkan.

"Nak, sebaiknya kau makan dulu. Lihat badanmu sudah menyusut seperti ini."

Ibunya dan beberapa rakyat pun berusaha membujuknya untuk tetap menjaga kesehatan. Bahkan Putri Anne juga sudah minta maaf dan sudah mengikhlaskan posisinya terganti oleh Putri Victoria. Ia bahkan langsung mengundurkan diri dari perlombaan itu.

Satu-satunya pemenang yang mereka tunggu adalah Victoria.

Heinrich hanya terdiam sambil menatap kosong ke arah makanan yang disodorkan salah satu dayang ibunya. Bahkan mungkin Victoria kelaparan di luar sana, bagaimana dirinya bisa makan dengan tenang?

Sekali lagi, Pangeran Heinrich bergeming. Ia tetap berdiri tegak melihat ke arah luar, berharap Putri Victoria akan kembali. Ia bahkan meminta beberapa kerajaan untuk membantu Victoria secara sembunyi-sembunyi. Namun banyak dari mereka yang mengatakan tidak bisa menemukan dimana Victoria.

Seorang pengawal dari Kerajaan rekanan, bahkan mengatakan bahwa mereka menemukan lobang yang sangat besar dan berisi mayat. Bisa dipastikan bahwa mayat-mayat tersebut adalah pasukan dari Putri Victoria.

"Sial, ini misi bunuh diri." Ujarnya, sedetik kemudian ia sadari bahwa semua ini adalah bagian dari rencananya.

Air matanya kembali menetes memikirkan betapa bodoh tindakannya. Ia benar-benar menyesali idenya saat ini. Ingin sekali Pangeran Heinrich kembali ke masa dimana ia memutuskan semua ini. Sudah jelas, dirinya ingin membatalkan semua rencana yang dia buat di masa lalu.

Tidak lama, semuanya mendadak menjadi gelap. Disertai teriakan ibu dan beberapa orang disekitarnya.

***

Heinrich membuka matanya. Melihat ke sekitar. Yang ia dapati hanyalah Putri Anne yang menatapnya khawatir.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Putri Anne.

"Anehnya, aku baik-baik saja. Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Putri Victoria?" Tanyanya langsung.

Putri Anne menghela nafasnya, ia tidak menyangka ternyata begitu dalam rasa suka Pangeran Heinrich terhadap Putri Victoria.

"Yang lebih aneh adalah aku yang tidak cemburu mendengarmu menanyakan Putri Victoria." Ucap Putri Anne sambil bersedekap.

"Hmm, mungkin memang kita sama-sama tidak terlalu mencintai satu sama lain." Pangeran Heinrich tersenyum tipis.

"Putri Victoria, hm sudah kembali. Kau pikir sudah berapa lama kau terbaring? Putri Victoria sudah kembali..."

Putri Anne tidak bisa menyelesaikan kata-katanya karena Pangeran Heinrich langsung berlari ke luar kamar.

"Mana Putri Victoria?" Tanyanya begitu memasuki Aula istana, tempat ibunya biasanya menggelar rapat.

"Dia. Sudah dikembalikan ke orang tuanya."

LOVE LINE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang