6. MASA LALU - WANITA LAIN

13 0 0
                                    

"Astaga, siapa ini? Cantik sekali"

Aku menengok keluar, melihat siapa yang datang.

Wanita itu. Wanita yang pernah dibicarakan Mas Bayu padaku. Wanita yang dari kecil sudah ia sukai.

Jangan bertanya apakah aku tahu atau tidak kisah mereka. Aku tau, bahkan sangat mengetahuinya. Sebelum kami menikah, wanita itu yang memenuhi hati dan hari-hari Mas Bayu.

Tidak, aku tidak pernah merebut siapapun. Aku hadir saat Mas Bayu kehilangan wanita itu. Melihat betapa setianya Mas Bayu, membuatku tertarik padanya. Memang salahku, bersedia menjadi istri dari seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya.

***

"Saya tidak menyangka ibu sangat menyukai Bunga. Dia memang mudah sekali dekat dengan orang lain." Ucap Bayu sambil membaringkan tubuhnya di kasur.

Tak jauh dari sana, Tari menoleh dan sedikit tersenyum menutupi rasa sakit yang ia rasakan.

"Kalian baru bertemu? Sejak dulu belum dikenalkan ke ibu?"

"Iya, kami tidak sengaja bertemu di tempat lama biasanya kami makan. Kau pasti tau tempatnya Tari, yang biasanya saya ajak kamu." Senyum Bayu terus mengembang sejak kepulangan Bunga yang tentunya dia antar sampai depan rumahnya.

"Bagaimana? Mas sepertinya bahagia sekali." Tanya Tari sambil duduk mendekat

"Tentu, kamu tidak lihat bagaimana dia tadi, semakin cantik. Badannya pun bagus, dia pandai merawat diri. Sudah seperti itu seharusnya wanita." Ucap Bayu sambil melihat Tari dari atas kebawah.

Tari paham, paham sekali apa yang dimaksud Bayu.

Dirinya.

Yang tidak pandai merawat badan. Dia memang tidak secantik Bunga, tidak memiliki badan yang bagus seperti Bunga. Tapi, banyak orang yang mengatakan dia manis, meski harus diakui badan bunga sangat ideal. Tari tidak memiliki badan yang seperti itu, bahkan dirinya cenderung memiliki badan yang berisi. Tidak pandai menata rambut dan menggunakan rias di wajahnya.

Bahkan saat ini Tari hanya terdiam, mendengarkan Bayu yang terus terusan memuji bahwa Bunga sangat sempurna. Berkali-kali menceritakan keberhasilan yang dilakukan Bunga, dibandingkan dengan Tari yang sudah tidak bekerja.

Saat ini, Tari memandang sedih ke arah kaca. Bagaimana bisa dengan percaya dirinya, ia mau bersanding dengan Bayu yang memiliki wanita sehebat itu di masa lalunya. Bahkan ibu mertua yang tak pernah tersenyum padanya pun begitu baik memperlakukan Bunga, bahkan Bunga diajak ke kamar ibunya padahal ia sendiri tidak pernah.

Tari memutuskan untuk beranjak keluar kamar, sedikit menghibur diri dengan melakukan aktivitas. Ia berencana ke Dapur, menyiapkan masakan untuk besok pagi karena Bayu dan Ibu Mertuanya bilang akan sarapan pagi dengan Bunga. Lagi.

"Coba saja Bunga datang sebelum kamu menikahi wanita itu. Mungkin ibu sekarang punya menantu yang sangat cantik. Ibu bisa mengajaknya ke acara teman-teman ibu. Bisa mengajaknya ke salon bersama."

"Mau bagaimana lagi bu, saat ini sudah terlanjur menikah dengan Tari." Ucap Bayu bernada sedih

Terlanjur?

"Lalu kamu akan bagaimana kedepannya? Tetap bersama Tari? Ibu tau kamu masih sangat mencintainya. Tari, apakah ada rasa sedikit saja dihatimu untuknya?" Tanya ibu mertuanya, yang berdiri memunggui Tari. Sehingga mereka berdua tidak tahu kalau ada Tari disana yang mendengarkan kata-kata kejam ini.

"Tidak tahu bu, kita lihat dulu saja. Yang pasti cinta Bayu hanya untuk Bunga saat ini. Bunga sangat cantik sekali bu tadi, berbeda sekali dengan dulu. Andai, andai saja Tari secantik itu, mungkin Bayu sudah melupakan Bunga." Kata Bayu enteng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE LINE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang