"Tuan." Sosok pria dengan berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya dipanggil. Dia memakai topeng yang memiliki dua warna, hitam dan putih. Pria itu melirik pada salah satu anak buahnya.
"Sebentar lagi, kita akan sampai di kota serigala." Pria itu mengangguk.
"Tuan Rush, maaf jika lancang. Apa kita akan menghancurkan kota mereka?" Pria yang bernama Rush itu diam, dia memegang sebuah liontin bewarna merah yang selalu ia kenakan.
"Menurutmu? Akan kita apakan mereka?" Suara beratnya terdengar.
"Saya.. tidak tahu."
Terdengar kekehan geli dibalik topeng itu. Dalam diam tersenyum dan menghembuskan nafasnya perlahan. "Yeah, akan kupikirkan setelah sampai nanti."
Liontin yang ia pegang di tatap, mulai digoyangkan pelan. "Aku lebih ingin bertemu dengannya."
"Arian Asterope."
.
Tiga hari kemudian.
Balik ke sisi Rian. Mereka sudah berada di sana selama delapan jam lamanya. Setelah Ashe, pangeran sekaligus calon raja serigala baru menjelaskan situasi mereka memutuskan untuk membuat rencana.
"Aku akan melawan Rush ini," kata Rian dengan cepat.
"Kau yakin?"
"Jika hanya tingkat enam, bagi Rian itu mudah," sahut Theo. "Terlebih, Rian juga bisa mengendalikan iblis," lanjutnya.
"Kamu.. bisa mengendalikan iblis?" Ashe menatap kaget.
"Benar, aku mendapatkan kekuatan itu baru-baru ini." Rian memberikan senyuman kecil. Ashe menatap diam-diam berdecak kagum memuji kehebatan Rian.
"Kita harus cepat pergi dari sini sebelum ketahuan." Kyoga bangun dia mengemasi tas kecil yang ia bawa dan memakai tudung jubah menutupi wajahnya.
"Bagaimana kita mengejar Rush? Dia memakai kereta kuda bukan?" tanya Theo.
"Tidak perlu khawatir, anak buahku juga berada di desa ini. Kita bisa menerobos menyelamatkan mereka dan mengejar Rush kemudian," ucap Ashe.
"Kita.. menunggangi serigala?" Rian bertanya diangguki Ashe.
"Serigala tidak kalah cepat dari kuda." Ashe tersenyum bangga membuat Zebiro terkeleh geli. Zebiro menepuk bahu Ashe dan menatap mereka satu persatu.
"Baiklah, sudah diputuskan."
"Ayo kita selamatkan ras serigala. Kita akan mencari informasi tentang tuan kami, dan kita akan pikirkan itu kemudian."
"Baiklah."
Mereka mulai berjalan masuk ke dalam gua yang tentu tembus kedalam desa serigala. Sampai saja mereka lansung dihadang oleh belasan iblis yang seakan menunggu kedatangan mereka.
"Sudah kuduga penyusup melewati jalan ini!" teriak salah satu iblis.
"Kalian! Berani-beraninya melangkahkan kaki disini?! Dan kalian mencuri pangeran serigala!"
"Ini menyebalkan, bukankah mereka yang menculikku?" Ashe mendengus sebal bercekak pinggang dengan sombong.
"Iblis sialan."
Satu persatu, belasan iblis yang menghalangi mereka sudah ambruk di serang oleh Zebiro dan Theo.
"Aku tidak menbunuh mereka," kata Zebiro dengan senyumannya.
"Kau harus membunuh mereka, mereka menyebalkan." Sedangkan Theo yang membunuh iblis lansung, sampai berubah menjadi debu.
Zebiro hanya tersenyum. Hanya butuh beberapa detik mereka sudah bisa mengalahkan iblis yang kekuatannya sangatlah lemah. Itu adalah hal yang mudah. Terlebih, saat kembali melangkah masuk iblis yang ditemui pun semakin sedikit dan mereka lansung berhasil mengalahkan iblis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Bastard Duke [S2]
FantasySon Of A Bastard Duke S2. Diutamakan membaca S1 terlebih dahulu. No Romance. ---------- Setelah insiden hancurnya akademi, Rian menghilang tanpa jejak hanya menyisakan sebuah surat yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Musim dingin tiba, salju m...