01

74 6 0
                                    

Ceroboh--- guling guling gedubrak.

Itu adalah kata yang cocok mendeskripsikan seorang jeon jungkook. Sudah naik kelas 12,namun sama sekali belum bisa mengontrol diri untuk berhati hati. Jungkook itu orangnya tidak sabaran, sering melakukan hal dengan terburu buru. Ngebut banget kayak kereta patas.

"Aw, sakit ma" Ringis jungkook ketika eugene _mamanya sibuk mengobati luka di keningnya.

"Kamu tuh lain kali hati hati dong kokie! Untung mama lagi di rumah, tau nggak mama kaget banget pas ngeliat kamu turun dari angkot udah kayak terjun bebas! " Kata eugene cemas.

Pasalnya bukan sekali duan kali mendapati putra semata wayangnya pulang dengan keadaan bonyok. Sekarang saja keningnya terluka. Sisi kiri benjol dan yang sisi kanan memar. Berangkat berniat sekolah, pulang sudah seperti korban amukan massal.

"Kokie tuh udah hati hati juga. Siapa suruh naro kursi di ambang pintu angkot"

"Kebiasaan suka nyalahin! Kamu itu jangan ceroboh ceroboh banget kokie, belajar jaga diri! "Kata eugene seraya membereskan p3k. " Mana sampe kejambretan gitu lagi. "

Jungkook terdiam, ia bergumam pelan seraya melirik eugene menggunakan ujung matanya " Mama kayak yang perduli banget sama kokie"

"Ya jelas perduli lah. " Eugene menyahut cepat "kamu itu anak mama! Kalau anak domba baru mama enggak perduli. "

Jungkook semakin terdiam, ia hanya menunduk seraya memainkan ujung pakaian sekolah nya getir. Hanya eugene yang jungkook punya saat ini, ia sudah tidak lagi mempunyai ayah semenjak tiga tahun lalu. Dirinya seorang yatim. Pantas saja jika eugene sangat menghawatirkannya.

Memang naluri seorang ibu tidak bisa di ragu kan lagi. Tapi nyatanya hubungan jungkook dan eugene sedang tidak baik. Terlihat sangat jelas jika dinding pembatas itu berdiri dengan kokoh. Menjelang dengan tegap. Menjadikan ikatan antara anak dan ibu renggang. Hampir tiga tahun lamanya. Hanya karena satu alasan sampah.

"Mama mulai minggu depan bakal jarang ada dirumah. Bakal bolak balik ke luar kota" Kata eugene membuka suara setelah keheningan melanda.

"Hem, udah biasa" Balas jungkook datar.

"Tapi kamu enggak boleh sendirian terus"

"Nggak sendirian kok, bertiga sama malaikat Raqib Atid"

"Jungkook! " Panggil eugene layaknya sebuah teguran. Bukan waktunya bercanda. "Mama serius"

Jungkook terkekeh miris. Siapa di sini sedang bercanda? Justru eugene, ia bilang tidak boleh membiarkan dirinya sendiri, tapi nyatanya wanita itu selalu pergi, tanpa pernah menemaninya sebentar saja. Oh ya, jungkook lupa eugene adalah wanita karir, jelas kesibukannya nomor satu di banding putra nya sendiri.

"Mama bakal nyewa bodyguard, "
Kata eugene berhasil membuat jungkook mendongak.

"H-hah? "

"Selama mama di luar kota dan sibuk kerja, kamu enggak bakal sendiri lagi"
Eugene tersenyum penuh arti, wanita kemudian mengambil ponselnya.
"Terlebih lagi kamu orang nya ceroboh, jadi mama rasa kamu.... "

"Oh tidak bisa maddam! " Sela jungkook lebih dulu sebelum eugene menuntaskan kalimatnya "mama lupa kokie seorang pria bisa menjaga diri? , kokie nggak setuju! "

"Mama enggak perduli"

"Mana bisa begitu ma!, dimana harga diri kokie sebagai pria gentlemen? Hayo lah ma" Tanya jungkook sengit dengan nafas turun naik tak teratur "anak presiden aja kalau jajan jarang di kawal. Lah ini? Orang kerjaan kokie mati suri di atas kasur masa harus nyewa bodyguard segala. Alay ma, A-tu-de-lay. Alaysss"

Dark & wild (Taekook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang