Chapter 01

588 56 0
                                    

Arranged Marriage – Chapter 01

Melviano Padantya. Nama pria yang akan ia nikahi. Tubuh tinggi tegap, rahang tegas, mata hitam yang setajam elang, dan bibir tipis yang memesona. Pewaris Padantya Group. Yesha tahu calon suaminya itu begitu sempurna. Itu kesan pertama yang Yesha dapat ketika mereka bertemu. Berhasil menggetarkan hati Yesha tapi tidak sekuat yang dibayangkan. Yesha masih butuh proses untuk menyukai pria itu, apalagi kesan dingin yang ia dapatkan. Yesha harus bekerja ekstra agar hatinya bisa menerima calon suaminya itu. Orang tua pria itu mengatakan jika Melviano hanya dingin pada orang-orang yang belum dikenal dekat.

Yesha menatap pantulan dirinya di cermin. Sudah siap dengan wedding dressnya, juga riasannya yang membuat wajahnya tampak semakin menawan. Tapi pancaran matanya yang sayu membuat semuanya terlihat tidak begitu berarti.

Kenapa hidupnya harus seperti ini? Menikah dengan orang yang tidak ia kenal? Yesha masih ingin melajang, menikmati masa mudanya, merintis karirnya, dan menemukan pria yang tepat untuknya dan bukan karena paksaan.

Yesha buru-buru menghapus air matanya yang akan jatuh ketika seorang wanita paruh baya masuk ke dalam ruangan di mana ia berada. Ah ternyata ibunya ya? Wanita yang sudah membuatnya memakai gaun sialan ini.

Yesha hanya memandang wanita itu datar ketika ibunya itu memeluk tubuhnya. Mengusap bahunya lembut, memberikan perasaan yang Yesha tidak bisa menjelaskannya karena terlalu abstrak.

"Putri Mami akan menikah."

Yesha bisa melihat senyum tulus ibunya ketika mengucapkannya. Gadis itu hanya bisa tesenyum tipis menanggapi ucapan ibunya itu.

"Satu hal yang harus kau tahu, Yesh. Ibu melakukan ini untukmu."

Yesha sudah akan mengucapkan ketidak setujuannya, mengatakan jika pernikahan ini bukan satu-satunya cara untuk membuat perusahan keluarganya bangkit atau suatu hal yang akan membuatnya bahagia, tapi kata-kata itu tertelan ketika suara lain mengintrupsi mereka.

Suara Jeffrey mengusik telinganya.

"Yesh, kau sudah siap?"

Yesha menghela napasnya berat sebelum menjawab pertanyaan dari sang kakak.

"Ya."

Ibunya menepuk bahunya pelan, kemudian melempar senyum manis pada kakaknya yang baru saja masuk. Wanita yang telah melahirkan dua anak itu meninggalkan ruangan setelah sebelumnya mengatakan gurauan pada Jeffrey yang akan mengantarkan Yesha ke altar. Yesha berdiri dan menghadap kakaknya, membuat kakaknya itu berdecak kagum melihat penampilannya. Yesha memutar bola matanya jengah. Gadis itu bergerak cepat memeluk kakaknya yang pasti akan ia rindukan setelah ia menikah.

Jeffrey tahu, ini semua berat untuk adiknya, dan ia menyesal tidak bisa menggantikan Yesha. Harusnya yang menjadi anak kolega ibunya itu perempuan saja jadi ia yang akan menikah dan Yesha tidak akan menanggung beban berat ini.

"Kak, apapun yang terjadi –berjanjilah kau akan selalu disisku." Ucap Yesha, gadis itu saat ini sedang menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kakak. Mencari kekuatan yang ia butuhkan untuk menjalani hari panjangnya.

"Pasti, Dear."

***

Ballroom hotel itu terlihat sangat mewah dan penuh dengan para undangan. Itu kesan pertama yang Yesha tangkap. Gadis itu melihat sekeliling, menatap ratusan pasang mata yang sangat ini tengah memandanginya. Ibunya ada di ujung sana. Duduk di barisan paling depan bersama keluarga Padantya. Dan calon suaminya –Melviano, berdiri dengan gagah di sebelah pastur. Tampak menawan dengan balutan Tuxedo warna hitam.

Yesha gugup. Tentu saja, bagaimanapun ini hari pernikahannya. Meskipun ia menikah karena keterpaksaan tapi tetap saja, dirinya tidak bisa membuang begitu saja rasa gugup yang sedang melandanya.

Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang