Prolog

1.1K 76 0
                                    

Arranged Marriage – Prolog


Yesha meremas sendok dan garpunya ketika sang ibu mengatakan jika kurang dari sebulan lagi ia akan menikah. Oh baru saja tadi siang ia bertemu dengan pria itu dan sekarang di makan malamnya ibunya mengatakan bahwa tidak lebih dari sebulan lagi ia akan menikah.

Yesha menatap ibunya, berusaha menolak apa yang baru saja ibunya itu utarakan, tapi wanita itu dengan cepat menyela Yesha bahkan sebelum gadis itu sempat mengeluarkan sepatah kata pun.

"Dia pria yang mapan, Yesha. Hidupmu akan terjamin jika menikah dengannya."

Hati Yesha gelisah, ibunya kenapa sangat tega kepadanya, bukan hidupnya yang terjamin tapi perusahan milik ibunya yang akan mendapat keuntungan. Yesha tidak bodoh untuk menyadari pernikahan apa yang akan ia jalani. Apalagi kalau bukan pernikahan bisnis. Di kehidupan para pembisnis sepertinya banyak pernikahan yang berlandaskan bisnis untuk saling menguntungkan satu sama lain.

Demi Tuhan meskipun pria itu tampan dan kaya, Yesha tentu saja merasa berat, ia nantinya akan menikah tanpa adanya rasa suka ataupun cinta.

"Tapi, Mi, kita baru bertemu tadi siang. Yesha rasa kami perlu waktu untuk saling mengenal"

"Lebih cepat lebih baik, Yesha."

"Aku tidak mencintainya..,"

Ibunya berhenti mengunyah makanannya, menatap Yesha dalam diam untuk beberapa saat. Tangan lentiknya bergerak menyentuh tangan Yesha yang mengepal di atas meja.

"Kita tidak butuh cinta untuk bisa hidup, Nak."

Ibunya bangkit dari duduknya dan pergi meinggalkan ruang makan. Meninggalkan Yesha dengan dada bergemuruh dan matanya yang mulai memanas. Kenapa ibunya jadi seperti ini? Ibunya jadi gila uang semenjak kematian ayahnya. Melakukan segala cara agar perusahaan keluarga tetap berdiri jaya. Tapi apa harus mengorbankan anaknya sendiri?

Hanya tangisan Yesha yang terdengar di ruang makan yang sepi itu.

***

Yesha duduk termenung di atas ranjangnya, melihati kaki telanjangnya dalam diam. Memikirkan hari esok yang mungkin akan sangat berat untuknya. Napasnya memberat, membayangkan banyak kemungkinan apa yang terjadi besok. Selama beberapa minggu ini bahkan Yesha tidak sering berjumpa dengan pria yang akan menjadi suaminya. Segala persiapan pernikahan sudah diurus oleh ibunya dengan percaya sepenuhnya pada jasa Wedding organizer.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan Jeffrey Wardana yang menatap adiknya sayu. Pria itu mendekat, mendudukkan diri di samping Yesha yang baru menyadari kedatangan kakaknya. Gadis itu hanya melempar senyum tipis pada sang kakak, membuat Jeffrey meringis.

"Maafkan Kakak. Harusnya kakak bisa menghentikan niatan Mami untuk menjodohkanmu." Suara berat penuh penyesalan itu mengalun di telinga Yesha. gadis itu mengangkat kepalanya, menatap kakaknya. Berusaha mengatakan jika semua yang akan terjadi akan baik-baik saja.

"Bukan salahmu, Kak."

Besok ia menikah. Itu fakta yang tak terelakkan untuk Yesha. Yesha tidak tahu kenapa harus ada pernikahan bisnis di dunia ini. Kesuksesan perusahan membuat ibunya tergiur dan mengorbankan anaknya untuk menikah dengan pria yang tidak ia kenal. Yesha baru bertemu dengan pria itu bahkan tidak sampai lima kali selama beberapa minggu ini dan akan menikah dengannya besok.

Yesha masih ingat ketika dirinya memohon kepada sang ibu untuk membatalkan perjodohan yang sangat tidak ia inginkan. Tapi ibunya itu batu. Dan ia hanya bisa menangis di pelukan sang kakak ketika perlawanannya kepada sang ibu sia-sia.

Jeffrey segera menarik adiknya ke dalam pelukannya, begitu menyadari adiknya mulai mengeluarkan bulir-bulir bening. Jeffrey merutuki diri sendiri karena tidak bisa mencegah ibunya melakukan hal konyol yang dinamakan perjodohan –hanya untuk bisnis. Bahkan di zaman sekarang yang semuanya serba maju, ibunya itu masih kolot.

Jeffrey mengelus surai hitam Yesha. Ia tahu adiknya sedang rapuh sekarang. Hanya Jeffrey yang tidak bisa Yesha bohongi. Jadi percuma saja mengatakan baik saja dikondisi yang sebaliknya kepada kakaknya itu.

"Apa aku akan bahagia dengannya, Kak?"

Jeffrey tidak bisa menjawab karena kanyataannya ia juga tidak tahu jawabannya. Ia tidak bisa menjamin adiknya itu akan hidup bahagia dengan pria yang akan dinikahinya meskipun nanti hidupnya bergelimang harta. Tapi bagaimanapun caranya Jeffrey akan memastikan jika adiknya akan hidup bahagia.

Yesha mengeratkan pelukannya pada sang kakak. Mencari kenyamanan dan ketenangan untuk hatinya yang sedang dilanda rasa gusar. Membayangkan hidupnya nanti seteleh menjadi istri orang yang tidak dicintainya, membuat dada Yesha bergemuruh. Perasaan takut sangat kentara walaupun Yesha berusaha menampiknya.

Jeffrey melepaskan pelukannya, ibu jarinya bergerak menghapus air mata dari pipi Yesha. Berusaha memberikan senyum terbaiknya untuk sang adik. Ia bangkit dari duduknya dan akan meninggalkan kamar Yesha jika saja gadis itu tidak menahannya.

"Malam ini tidurlah di sini, Kak."

"Kau ini sudah besar –besok juga akan menikah. Tidak seharusnya kau tidur bersamaku."

Yesha memanyunkan bibirnya, berusaha membujuk kakaknya untuk menuruti keinginannya.

"Ayolah, ini yang terakhir. Jika sudah menikah aku tidak mungkin bisa seperti ini lagi dengannmu."

Tidak ada pilihan lain selain mengikuti permintaan sang adik. Dirinya membaringkan tubuh di samping Yesha. Jeffrey itu sangat sayang dengan adiknya dan akan melakukan apapun demi adiknya. Yesha juga sangat manja padanya, sejak kematian sang ayah, Jeffrey juga menggantikan sosok ayah bagi Yesha meskpiun usianya masih muda sekali.

"Ya, jika aku melakukan ini setelah kau menikah, mungkin suamimu akan menonjokku."

Yesha terkekeh sebelum berusaha memejamkan matanya. Gurauan kakaknya itu tak luput untuk ia pikirkan. Apa mungkin suaminya itu melakukan hal itu. Suka saja tidak. Mungkin nantinya mereka akan tidur terpisah.


-tbc

Ini work yang pernah aku publish. Sekarang aku publish lagi dengan nuansa lokal dan beberapa perbaikan. Cerita ini juga dipublish di karyakarsa. Kalian bisa mengunjungi profil karyakarsaku (https://karyakarsa.com/redyerimie) untuk mendapatkan update secepat yang aku bisa. 



Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang