O9

381 56 11
                                    

entahlah, sepertinya sekarang darah hades tengah mendidih kala melihat pemandangan di depan nya.

dua tangan yang saling betautan, terlihat nyaman dan kontras sekali dengan apa yang hades rasakan.

tepat di depan nya sekarang, terdapat lizi serta justin yang tengah berjalan sambil bergenggaman tangan.

tak terima, kesal, dan marah dapat hades rasakan dengan jelas di lubuk hati nya. cemburu? tidak, hades kan tidak memiliki hak atas hubungan keduanya.

wannath yang berjalan disamping nya pun hanya bisa menggeleng pelan seraya memaklumi saudara nya ini, padahal masih pagi dan selanjutnya dapat wannath pastikan bahwa hades akan menjalani harinya tanpa semangat dan mood yang berantakan.

malang sekali hades kita ini.

"psst!!" wannath mencolek-colek lengan hades, pemuda tersebut hanya menoleh menatap wannath dengan tatapan datar nya. "iri ya?"

hades hanya berdecak malas tanpa membalas pertanyaan wannath, dan tanpa di duga nya wannath menggenggam tangan hades. "biar lo gak iri, hehe."

hades tersenyum gemas, rasanya ingin sekali mencekik perempuan di samping nya ini.

"yang ada kalian bikin orang lain iri, lihat tuh." celetuk juna yang entah sejak kapan sudah berada di belakang mereka sembari sedikit menguping pembicaraan keduanya.

jari telunjuk juna menunjuk beberapa orang yang memandang kedua kakak beradik di depan nya ini dengan pandangan tak suka.

"gue yakin sehabis ini gue bakal punya lebih banyak haters." gumam wannath.

hades melepas genggaman, menggantinya dengan sebuah rangkulan. "gapapa, ada gue."

tangan nya yang satunya menepuk bangga dada nya, air muka yang tampak lebih bernyawa dari sebelum nya.

"bang maaf, tapi muka lo tengil bener." ujar juna polos membuat hades meluruhkan senyuman nya.

"sialan lo!"

.

.

tangan hades bergerak memberikan formulir yang lusa kemarin ia dapatkan kepada bu lintang.

bu lintang tersenyum senang, "bagus deh kalau kamu mau! ibu juga sudah dapat patner nya, kamu mau jadwal bimbingan nya kapan?"

"selain hari rabu sama hari sabtu saya bisa bu." ucap hades sopan.

bu lintang mengangguk-anggukkan kepala nya. "setiap hari selasa sama kamis setelah jam pulang sekolah, bagaimana?"

hades mengangguk setuju. "tapi bu, kalau boleh tau patner saya siapa, ya?"

"oh iya! ibu lupa. namanya justin, murid pindahan dari belanda." hades termenung mendengar nya.

cklek!

"nah itu dia orang nya!" ucap bu lintang saat suara pintu terbuka terdengar.

pandangan kedua nya bertemu.

gila sekali, jadi hades benar-benar akan berada di satu tim yang sama dengan justin? ini takdir atau lelucon?

gerakan justin yang melangkah mendekatinya mampu menyadarkan hades yang tengah melamun, kini keduanya terduduk bersebelahan.

bu lintang memberikan setumpuk kertas kearah keduanya. "ini contoh materi yang bisa kalian pelajari, bimbingan nya mulai minggu depan setelah jam pulang sekolah setiap hari selasa dan kamis temui ibu di lab multimedia."

"ada yang mau bertanya?" keduanya menggeleng kepala.

hades menunduk sejenak, "saya permisi dulu, bu." dengan senyum sopan hades berdiri dari duduknya meninggalkan ruangan tersebut ㅡyang tentunya diikuti oleh justin.

cola ; hjwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang