15

443 45 10
                                    

"shhh! pelan-pelan juna!"

justin meringis saat juna berjalan lebih cepat dari nya, padahal pemuda itu sedang memapah nya.

"ya salah lo juga anjing, tadi malem gue bilangin jangan aneh-aneh, eh malah jejogetan di kamar mandi."

"rasain, mangan tuh bengkak!" ujar juna dengan sedikit aksen bahasa jawa yang sempat ia ketahui dari yoga.

justin merengut, lagian dirinya tadi pagi hanya joget kecil saat sedang menggosok gigi, seharusnya juna menyalahkan lantai yang tiba-tiba terasa licin lalu membuat nya jatuh.

"ya maaf sih, lo juga kalau gak ikhlas bantuin gue mending pergi aja sana!"

juna memutar mata nya, "emang lo bisa jalan sendiri, bocah?"

"anjing! gue bisa jalan sendiri, lo yang bocah tau."

juna mengangguk tak peduli lalu meninggalkan justin ditengah koridor, menuruti apa yang justin pinta. meninggalkan dirinya.

justin tergelak, ia tak menyangka bahwa juna benar-benar meninggalkan nya.

"JUNAAA!"

teriakan menggelegar yang berasal dari mulut nya sama sekali tak juna hiraukan.

"ih, kok ditinggalin beneran sih? juna gak asik." gerutu justin sambil berusaha untuk berjalan, meski harus berpegangan pada dinding sebelah nya.

ia berjalan dengan kaki sedikit terseok, sepanjang langkah diisi gerutuan seorang pemuda kelahiran september itu tentang betapa susah nya berjalan dengan kaki kanan yang membengkak dan sedikit menyumpahi juna yang benar-benar meninggalkan nya.

salah dirinya juga sih, tapi ya minimal sebagai teman yang baik harus nya ya jangan seperti itu lah, terkadang juna memang sedikit menyebalkan.

tapi ada untung nya juga sih, dirinya jadi tak perlu ikut lomba futsal, lalu dirinya juga tidak akan disuruh-suruh jika ikut menjaga stan jualan mereka.

ugh, tuhan, terimakasih untuk bengkak di kaki nya. demi tuhan wajah justin sekarang terlihat lebih sumringah walau masih kesusahan untuk berjalan.

saat berada di belokan, secara tak terduga justin bertemu dengan hades yang tengah berjalan bersama seorang perempuan yang tak asing lagi bagi nya.

itu hannah.

raut sumringah justin sejenak langsung lenyap menguap, sekarang dirinya entah kenapa ingin jungkir balik saja rasa nya.

"oh, hai justin."

sial, sial, sial, sial. kenapa hades harus menyapa dirinya!!!

justin tersenyum kikuk lalu membalas sapaan tersebut, "hai hades."

"kaki nya gimana?" sialan, justin jadi tertahan sejenak di sana.

"oh ini, sedikit bengkak.. tapi puji tuhan masih dua biji." ujar nya yang diakhiri guyonan.

hades terkekeh mendengar ucapan tersebut, "mau digendong gak?"

justin termangu, apa-apaan itu yang barusan keluar dari mulut hades?

"anu, cewe mu gimana?" hades menoleh, terlihat hannah yang hanya tersenyum.

"gapapa, hannah bisa ngintil kok. ayo?" hades berjongkok di depan justin.

dengan kaku pemuda kelahiran september itu bergerak mendekati punggung tegap milik yang lebih tua.

"akhh!"

justin secara reflek berteriak ketika merasa tubuh nya melayang akibat hades yang membenarkan letak pemuda itu di punggungnya, setelah itu hades mulai berjalan dengan justin di punggung nya serta hannah yang mengekori kedua nya.

cola ; hjwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang