Jeandra atau lebih tepatnya dulu di panggil Andrean Mahendra adalah anak broken home yang selalu menghabiskan waktu nya untuk membaca buku atau bermain dengan hp nya kenapa Andrean tidak depresi seperti orang orang? karena menurut nya depresi itu tak akan membuat Andrean mendapatkan uang walau terkadang adrean merasa kesepian dan menginginkan kehangatan keluarga.
Keluarga Andrean terlihat seperti keluarga normal pada umumnya tapi ayah Andrean adalah seorang bajingan yang sesungguhnya karena ia mentelantar ibu Andrean lalu melimpahkan semua hutang nya pada ibunya yang menjadi single parent 3 anak untuk melunasi semua hutang itu kedua kakak Andrean berjualan gorengan di tepi jalan raya sedangkan ibu Andrean kerja menjadi buruh pabrik adrean yang saat itu masih bayi selalu dititipkan ke tetangga mereka.
Ibu Andrean bahkan rela mencari sayuran liar yang berada di samping samping rumah untuk dimakan sedangkan untuk susu Andrean sendiri hanya di berikan 2kali sehari karena tidak memiliki uang untuk membeli susu.
Sedang ayah Andrean sendiri hanya pergi begitu saja tanpa memberikan uang pada mereka, setelah pergi begitu saja dari kehidupan ibu Andrean ayah Andrean menikah dengan wanita lain dan saat ini ayah Andrean telah menikahi 4 wanita termasuk ibu Andrean dan selalu meninggalkan wanita wanita itu dengan banyak anak yang harus di urus.
Momen yang paling membuat Andrean sadar betapa kesepian nya ia adalah ketika Andrean di jauhi teman teman dan saat ia mengunjungi rumah sepupu nya ia melihat sepupu nya tidur di paha ayahnya dan bicara begitu akrab sungguh saat itu Andrean begitu ingin juga mengalami hal itu tetapi bahkan Andrean yakin ayahnya bahkan sudah lupa pada nya.
Seingat Andrean ayahnya hanya pernah mengunjungi nya 4 kali saja yaitu saat ia berumur 9 tahun, 11 tahun, 12 tahun saat kakak kedua nya menikah dan 13 tahun saat kakak pertama nya menikah
(Kakak kedua Andrean menikah lebih dulu dari kakak pertama nya) setelah itu Andrean tak pernah melihat ayahnya lagi bahkan sekarang Andrean telah lupa bagaimana rupa ayahnya yang Andrean ingat hanyalah ia punya ayah itu saja.Ok balik ke Jeandra saat ini
Jeandra yang tiba tiba mengingat masa lalu sebagai Andrean secara tidak sadar melamun dan mengabaikan panggilan dari orang disekitarnya hingga Jeandra tersadar karena ia merasa tubuhnya di goyang goyang saat Jeandra sadar dari lamunannya Jeandra melihat wajah khawatir yang di tampilkan oleh keluarga nya.
"Apa ada masalah jean? Kamu kok ngelamun dari tadi Sampek gak denger di panggil dari tadi" tanya Shyla
"Aku gak papa kok ma cuma kepikiran pelajaran di sekolah sebelum nya"jawab Jeandra dengan senyuman di wajahnya.
"Kali ada apa apa bilang sama kita ya jangan di pendam sendiri"ucap kakak pertama Jeandra, Andara Reiner Michaelis.
"Iya bang" jawab Jeandra lagi dengan senyuman yang tak lepas dari bibir nya.
"Dah ayo semua lanjutin makannya" perintah Sebastian
Mereka makan dengan tenang terkadang diselingi canda tawa dan obrolan ringan yang lagi lagi membuat hati Jeandra terasa hangat.
Setelah selesai makan Jeandra ijin kembali kekamar nya untuk mandi setelah melihat jam di ruang tamu yang menunjukkan waktu 06.30 malam, saat sampai di kamar Jeandra langsung mandi dan berganti pakaian setelah selesai Jeandra menjatuhkan dirinya ke kasur sambil melamun menatap langit langit kamarnya.
Ia teringat dengan keluarga nya dulu, bagaimana kabar kakak nya? Bagaimana kabar ibunya? Apakah mereka baik baik saja? Apakah ibu nya akan sedih akan kepergian nya? Memikirkan itu membuat jeandra tanpa sadar menetes kan air mata sambil terus menatap langit langit kamarnya.
Tiba-tiba Jeandra mendengar suara benda jatuh dari sudut kamar nya seketika ia pun tersadar dari lamunannya dan langsung menghapus air matanya.
"Kenapa aku menangis? Dan suara apa itu?" Jeandra lalu berdiri dari rebahan nya dan melihat sudut kamar ia melihat sebuah buku yang terjatuh dari rak buku di kamar nya.
Jeandra berjalan ke arah buku itu dan langsung mengambil nya, lalu Jeandra berjalan kembali ke kasurnya dan duduk diatasnya sambil membuka halaman demi halaman buku itu.
Ternyata itu adalah sebuah buku kosong tapi di awal buku itu terdapat tulisan tulisan yang saat Jeandra baca itu semua adalah apa yang terjadi selama ia berada di sini dari mulai Jeandra membaca novel 'lovely alaya' hingga saat ia makan malam bersama keluarga nya.
Jeandra langsung dengan terburu buru melihat cover buku itu 'second life for Andrean' judul buku itu membuat jeandra kaget hingga langsung melempar bukunya tanpa sadar.
"Kehidupan ke dua untuk Andrean? Untuk ku tapi kenapa? Aku bukan orang yang istimewa kenapa harus aku" ucap Jeandra bertanya tanya Jeandra langsung mengambil kembali buku yang ia lemparkan sebelumnya.
"Apakah setelah aku selesai mengisi seluruh halaman buku ini aku akan bisa kembali kedunia asal ku lagi?"
"Mungkin akan mudah tapi ini adalah dunia novel dimana semua hal bisa saja terjadi apalagi plot armor yang selalu di miliki oleh para protagonis tak bisa diremehkan"
"Hah~ eh tapi aku harus ngapain di sini?"tanya Jeandra entah pada siapa lalu Jeandra membolak balikkan buku itu untuk mendapatkan jawaban nya tapi tak ada hasil dari usaha nya itu.
"Gak ada apa apa, jadi aku harus ngapain sekarang, bisakah aku hidup sesuka ku?"
TBC
Sebenarnya itu cerita masa kecil ku sendiri karena aku pernah bilang kalo Jeandra atau Andrean itu adalah aku versi cowok jadi aku juga masukin masa lalu ku.
Gak ku masukin semua sih karena sebagian bakal tetep jadi rahasia buat ku.
861 kata
Dah mau lanjut nangis dulu bay
MUNGKIN AKU BAKAL SLOW AP DULU KARENA LAGI BANYAK MASALAH DI KELUARGA AMA SEKOLAH MANA JALAN BIASA AKU LEWAT DI COR ULANG LAGI KAN GUA HARUS MUTER JALAN JAUH JADINYA DAN AKU JUGA LAGI ADA MASALAH AMA GURU KU DAN MASALAH KEUANGAN ಡ ͜ ʖ ಡHAAAH KADANG AKU MIKIR "ANDAI AKU KAYAK JEANDRA" TAULAH YA JEANDRA KAN KAYA(´ε` )
KAMU SEDANG MEMBACA
second life for andrean
ספרות נוערMaaf ini cerita pertama ku kalo deskripsi nya acak-acakan tolong di maklumi aja ya。◕‿◕。 Andrean Mahendra yang sering kali dipanggil rean tidak menyangka akan mati dengan cara yang sangat tidak elite sekali yaitu karena tersedak tulang ayam yang...