Zenaya terbangun lebih awal, tapi ada yang berbeda ketika ia bangun. Dirinya melihat Reindra yang tertidur di atas sofa. Pertanyaannya, sejak kapan? Kenapa ia tidak menyadarinya?
Ia memandangi wajah Reindra. Wajahnya sangat mulus, hidung yang mancung, di tambah bulu mata yang tebal. Reindra memang tampan, tapi ia sangat menyangkan sikap dinginnya.
Mungkin jika Reindra tidak dingin, Reindra akan di dekati banyak orang. Sekarang saja sudah banyak.
Zenaya terkejut ketika Reindra tiba-tiba membuka matanya. Ia mengalihkan pandangannya, menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.
"Ngapain?" Ucap Reindra menatap tajam Zenaya. Sebenarnya tidak risih karena ia sudah terbiasa. Tapi Zenaya berbeda, tatapannya seperti kelaparan ingin memakannya.
"Hah?"
Reindra berdecak sebal melihat respon Zenaya. "Lo ngapain liatin gue?"
"Lo ganteng." Ceplos Zenaya. Ia segera menutup mulutnya. "Eh, maksud gue. Iya lo emang ganteng, tapi lo jangan ge-er."
Reindra terkekeh geli. "Gue tau, nggak usah salting gitu. Gue ke bawah dulu." Pamit Reindra.
Zenaya masih mencerna apa yang Reindra lakukan. Ia memukul pipinya pelan. Ternyata bukan mimpi, ingin menjerit tapi ia ingat ini bukan rumahnya. Ia segera bersiap. Membersihkan kamar dan juga dirinya sendiri.
Ia melihat Raika yang sedang menyiapkan makanan, Zenaya jadi merasa bersalah. "Selamat pagi, kak. Maaf Zenaya nggak bantu nyiapin makan pagi."
"Nggak apa-apa, kok. Udah sini duduk, kamu tinggal makan." Kata Raika menuntun Zenaya.
Mata Zenaya berkaca-kaca. Raika yang melihat Zenaya panik. "Eh, kamu kenapa. Aduh, kakah ngelakuin kesalahan, ya? Maaf, ya? Kamu nggak nyaman atau gimana? Bilang sama kakak."
Zenaya mengusap air matanya yang tiba-tina terjatuh. "Aku nggak apa-pa, kok. Cuman terharu aja, makasih banget udah nampung aku di sini."
"Kamu itu udah kakak anggap sebagai adek, udah nggak usah kaya gitu. Sekarang makan, nanti berangkatnya bareng sama Reindra." Ucap Raika.
Kalian pasti bertanya-tanya tentang orang tua Reindra dan Raika? Orang tua mereka ada, hanya saja terlalu sibuk bekerja sampai melupakan anak-anaknya. Perannya memang ada, tapi tidak dengan sosoknya.
Orang tuanya akan pulang ke rumah jika tidak ada keadaan yang mendesak. Maklum, mereka pengusaha jadi sibuk.
Reindra sudah menyelesaikan makannya. Ia melirik ke arah Zenaya yang masih menikmati makan paginya. Agak kesal karena Zenaya sangat lelet.
"Makannya cepet," Dengus Reindra.
"Duluan aja, aku mau naik angkot aja." Ucap Zenaya tersenyum lembut.
Raika melotot melihat tingkah adiknya. "Reindra, kamu jangan kaya gitu. Kasian Zenaya."
Reindra berdecak sebal. "Iya."
Setelah menyelesaikan makannya, Zenaya berpamitan kepada Raika. Raika juga memberinya uang saku, tapi ia tolak karena tidak enak. Tapi berkat paksaan dan rengekan Raika akhirnya Zenaya pasrah.
Reindra? Ia memarahi Zenaya karena tidak langsung menerima uang yang diberikan kakaknya. Tentu saja Zenaya tidak menganggapi ocehan Reindra.
✨✨
Mereka sudah sampai sekolah, tetapi perhatiannya teralihkan ketika melihat Farah yang digoda oleh sekelompok laki-laki kurang belaian.
Dengan sigap Zenaya membantu Farah layaknya pahlawan kesiangan. "Heh, kamu ngapain ganggu temen Zenaya?! Nggak sopan banget jadi orang, kamu nggak pernah diajarin sopan santun, ya? Sini deh, Zenaya ajarin biar tau sopan santun." Zenaya sebenarnya takut, tapi demi sahabatnya ia mengesampingkan rasa takutnya.
"Bocil diem aja, jangan ikut campur. Kalau mau ikut campur boleh aja. Lumayan." Kata lelaki kurang belaian itu menatap Zenaya dengan tatapan menggoda.
Zenaya memukul lelaki itu dengan tasnya. Karena merasa tidak terima ia ingin memukul Zenaya, tapi di tahan oleh Reindra.
Lelaki itu melepaskan cekalan Reindra dan menatap tajam. "Lo nggak usah ikut campur." Ucap lelaki itu dengan tajam.
––––––––🌸🌸––––––––
-🦋 BATAS HALU 🦋-
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY, IT'S MY FAULT
Teen Fiction[STORY 2] Kisah seorang Zenaya yang di jauhi oleh orang sekitarnya. Dia tidak tahu kenapa orang-orang menjauhi dirinya. Hingga suatu hari, Zenaya merasa benar-benar merasa bersalah karena mengetahui sebuah fakta yang menyakiti dirinya dan juga ora...