one

1.8K 14 0
                                    

1. Violetta's transmigration

Mata yang sejak tadi tertutup itu mulai bergerak. Violetta melenguh merasakan tubuhnya yang remuk redam. Apakah permainan Orion bisa membuatnya sesakit ini? Sial, rupanya cowok itu lumayan kasar juga.

Vio mulai mengerjapkan matanya, silau cahaya mulai menyapa maniknya. Dia meringis ketika merasakan tubuhnya yang benar-benar sakit, apalagi wajahnya. Ingat sekali saat bermain beberapa kali Orion menamparnya, namun bukankah tidak keras hingga membuatnya sampai sakit?

Perempuan itu menatap sekeliling yang begitu tampak asing. Bukankah beberapa jam yang lalu dirinya ada di kamar? Vio mengucek matanya karena pandangannya yang buram. Lapangan? Sekolah? Perasaannya mulai tidak enak, otaknya berpikiran yang tidak-tidak. Mungkinkah Orion membawanya ke tempat umum setelah melakukan hubungan badan? Meski dengan pandangan buramnya, Vio melihat sekeliling dengan teliti memastikan benar-benar tidak ada orang. Dengan mata yang tidak jelas itu, Vio yakin sekarang waktu sudah sore karena langit berwarna jingga.

Krek!

Tangannya meraba benda yang tidak sengaja dia senggol. Kacamata? Vio mengambil benda yang telah rusak itu, memegang kacamata dengan satu temples dan mendekatkannya pada mata. Benar saja, pandangan buram kini menghilang, meski dengan lensa yang sudah retak Vio masih dapat menangkap sekitarnya dengan jelas.

Hidungnya mulai mencium bau tak sedap juga bau anyir, dan baru menyadari itu berasal dari tubuhnya. Tunggu sebentar, tubuhnya? Violetta meraba dadanya. "Gunung gue mana?" pekiknya terkejut dadanya rata.

Tangannya turun meraba bagian tengah di antara kedua kakinya, di sana dia merasakan hal yang aneh. Gundukan itu, tidak seharusnya ada pada dirinya.

"MAMA!!!" teriak Vio merasa seakan dunianya runtuh.

"Astaghfirullah mas Shua?"

Vio menoleh pada pria paruh baya dengan baju khas satpam berlari ke arahnya, masih dengan lelehan air mata dia menatap satpam yang kini menatapnya prihatin. Memang dirinya saat ini mengenaskan. Jadi cowok? Itu adalah hal yang gila.

"Mas di bully lagi?" tanya pak satpam membuat Vio mengernyit.

Dibully? Jadi alasan dirinya tergeletak di tengah lapangan dan badannya bau itu karena dia di bully. Beraninya mereka merisaknya, apakah orang itu tidak tahu siapa Violetta?

"Mas Shua gak papa mas?" Satpam itu heran karena pemuda itu tidak mengatakan apapun. "Mas mending mandi dulu, ada baju gantinya kan mas? Ayo saya bantu!"

Setelah diberitahu oleh satpam letak lokernya, Vio mengganti seragam kotornya dengan kaos olahraga yang untung saja ada di sana. Dua puluh menit Violetta menggosok tubuhnya dengan sabun batang yang diberikan satpam padanya, menghilangkan bau air comberan yang tidak juga hilang. Dan hampir tiga puluh menit, akhirnya dia sudah bersih dan baunya sudah hilang.

Violetta membuka pintu bilik, melihat dari cermin penampilannya dari atas hingga bawah. Rambut panjangnya menjadi pendek, dadanya yang besar kini menjadi rata, barang berharga nya kini berganti. Lelucon macam apa ini?

Tangannya meraih kacamata rusak tadi kemudian mendekatkan ke mata. Benar, dirinya berubah menjadi cowok. Astaga musibah apa ini yang menimpa dirinya? Vio melirik seragam putihnya yang kotor kemudian mengambilnya.

"Joshua Arrayan S?" gumamnya membaca name tag di seragam tersebut.

"Jadi ini namanya?"

Violetta melemparkan seragam itu ke tempat sampah dan keluar dari kamar mandi. Kakinya masuk ke dalam kelas cowok bernama Joshua ini, karena tadi dia melihat nama kelas di loker Joshua. Melihat hanya ada satu tas di meja yang penuh sampah itu membuat Vio yakin bahwa itu memang tas miliknya, ralat milik Joshua.

TRANSLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang