five

922 8 0
                                    

5. Who is that Girl?

Joshua duduk di ranjangnya sambil melihat isi amplop di tangannya. Ada segepok uang di dalamnya. Ini adalah hasil dari dirinya ikut balapan malam ini, padahal ini adalah pertama kalinya dan Joshua hanya iseng mencoba, tidak tahunya dia menang dan mendapatkan hadiah uang lima juta yang kini ditangannya.

Sebenarnya ini juga lumayan, dengan keuangan keluarganya yang memang pas-pasan. Jika dia menghasilkan uang sendiri untuk uang jajannya, itu bisa mengurangi beban orang tuanya.

Setelah menyimpan uangnya di laci, Joshua merebahkan tubuhnya si kasur sambil melihat-lihat akun milik seseorang. Sudah hampir satu bulan, tidak ada tanda-tanda kehidupan dari akun ini. Sibuk bermain di sosial media tiba-tiba ada notifikasi yang masuk membuat senyuman muncul di wajahnya.

Jennifer Laurels melakukan pemotretan bersama putrinya, apakah Violetta Blezensky akan mengikuti jejak sang ibu?

"Cosplay patung apa ni orang." Joshua terkekeh melihat foto seseorang yang terlihat canggung di depan kamera.

Joshua melangkahkan kakinya ke balkon untuk merokok. Melihat isi artikel itu memang sedikit membuatnya merasa senang tapi membaca sebagian isinya yang menceritakan tentang kisah keluarga hancur itu membuatnya sedikit merasa sedih, mungkin? Tidak bisa mendeskripsikannya, kini perasaannya sedikit merasa tidak enak.

Cekrek!

Mendengar suara itu, Joshua melihat sekeliling. Dia seperti mendengar suara jepretan kamera dan itu terdengar jelas meskipun samar, atau mungkin saja Joshua salah dengar. Tidak ingin memikirkannya, Joshua masuk ke dalam lagi setelah menghabiskan satu batang rokok. Perasaannya sudah mulai sedikit membaik.

Seperti hari sebelumnya, Joshua bersekolah tanpa ada masalah seperti biasanya. Ah, atau mungkin dulu tidak seperti ini? Sekarang banyak sekali perempuan yang mengejarnya, bahkan menghampiri kelasnya hanya untuk sekedar memberi bekal atau coklat untuknya. Bahkan lokernya bukan sampah yang dia temukan, tapi beraneka makanan manis kini memenuhi lokernya setiap hari.

Untuk teman, Joshua memang belum mendapat teman dekat meski banyak sekali yang mengajaknya untuk bergabung dengan mereka tapi Joshua belum mendapatkan orang yang pantas untuk berteman dengannya. Mengingat bagaimana perlakuan mereka dahulu padanya membuat Joshua seakan enggan percaya pada perubahan warga sekolah ini.

"Gabung sini aja bro!"

Joshua melihat seseorang dari meja yang berisi tiga orang itu melambaikan tangan padanya. "Udah penuh semua loh." Joshua menatap sekeliling yang memang sudah penuh semua dan hanya sebagian kecil kursi yang bisa dia tempati.

Menghiraukan mereka Joshua berjalan menuju meja empat orang gadis yang sedang asik berbincang. Kehadirannya membuat atensi empat gadis itu beralih padanya dan menatapnya bingung dengan semu merah di wajahnya. Didekati Joshua, siapa yang tidak tersipu?

"Kalian udah selesai makan 'kan? Boleh gantian mejanya?" tanya Joshua dengan sopan. Jika saja semua orang di kanting kini tidak menatap ke arahnya, sudah pasti Joshua akan mengusir mereka dengan menggebrak meja. Tapi berhubung sekarang Joshua sedang menjaga image nya maka dia urungkan itu.

"A-ah iya, boleh kok."

Setelah berhasil mengusir mereka dengan halus Joshua dapat makan dengan tenang. Meski matanya sempat bersitatap dengan Gery yang kini tengah menatapnya dengan tajam dari pojok kantin tapi dia acuh saja. Memang hampir satu bulan ini Gery selalu mengawasinya dengan mata yang seolah ingin lepas ketika melihatnya. Memang hanya sekedar menatap tajam yang dilakukan Gery. Setelah hari itu Gery tidak lagi mengganggu nya, atau mungkin belum. Tapi meski Gery nanti mengganggunya, Joshua sudah bersiap agar dirinya tidak lengah. Karena bagaimana pun Gery tidak akan diam saja setelah harga dirinya di injak-injak.

TRANSLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang