three

1.1K 10 0
                                    

3. You Ready?

Hari sekolah pertama Joshua setelah berubah sangatlah damai seperti yang dia harapkan, ah mungkin setelah pagi tadi. Tadi Joshua dibawa ke ruang bimbingan konseling oleh guru kesiswaan. Ternyata Vania yang melaporkannya. Tidak banyak yang guru BK bicarakan, mereka hanya menasihatinya karena sepertinya mereka tahu tentang yang selama ini dia alami di sekolah. Jelas saja mereka memilih diam jika tidak ingin orang luar sampai tahu masalah yang terjadi di sekolah itu.

Perkelahian di sekolah juga dengan perisakan yang terjadi selama ini tentu saja akan membuat nama sekolah tercoreng jika sampai terbongkar. Mereka membiarkan Joshua begitu saja, dengan syarat Joshua tutup mulut dengan apa yang terjadi selam ini.

Tidak mau kebusukan itu terungkap tapi tidak bertindak dengan semestinya.

Apakah Joshua menyetujuinya? Lihat saja nanti.

Sepulang sekolah, Joshua mampir dulu ke toko baju. Melihat isi lemari yang di dominasi kemeja kotak-kotak yang terlihat kuno, sepertinya kini dia harus merombak isi lemarinya itu. Selain toko baju, Joshua juga mampir ke toko kosmetik. Buat apa penampilannya berubah jika wajahnya kering kerontang seperti tanah musim panas seperti ini, jelas saja kulitnya butuh perawatan.

Selesai dengan belanjanya, kini Joshua melajukan motornya untuk pulang. Kini dia sedang rebahan di kasur masih dengan seragamnya, tangannya berselancar di media sosial. Dia sedang mencari sebuah akun milik seseorang.

Ketemu. Setidaknya tidak seperti yang di novel-novel, transmigrasi yang dia lakukan tidak berbeda dunia. Mereka berada di dunia yang sama, bahkan di kota yang sama. Sempat terlintas untuk mencari orang itu saat ini, tapi dia merasa sekarang belum saatnya.

"Nantikan pertemuan kita, Joshua."

Perempuan yang kini berada di dalam tubuh Joshua itu sudah menetapkan tujuannya, akan membantu Joshua dan menyelesaikan semua masalah Joshua sebelum kembali ke tubuhnya. Tidak ada alasan khusus tapi dia merasa harus bertindak sesuatu agar segera kembali seperti semula. Transmigrasi misi biasanya memang seperti itu bukan?

Joshua memejamkan mata dan tertidur hingga sore hari. Dia terbangun karena bundanya yang pulang kerja membangunkannya menyuruhnya untuk makan. Joshua keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih fresh, lalu turun ke bawah untuk makan malam.

Makan malam keluarga mereka tidaklah hening, Romeo banyak sekali menceritakan tentang kelucuan yang terjadi hari ini padanya. Entah itu tentang teman kerjanya yang terjungkal di tangga, seorang penjual bakso yang gerobaknya nyungsep di selokan, bahkan tentang atasannya yang mobilnya di derek karena parkir di pinggir jalan saat kebelet buang air kecil.

"Kamu masih ingat om Fajar gak?" tanya Romeo pada Joshua.

Joshua terlihat berpikir. Tentu saja dia tidak ingat, bahkan awalnya nama orang tuanya saja tidak tahu. "Ingat ingat lupa sih, yah."

"Om Fajar sekarang mau nikah lagi loh."

"Loh Fajar mau nikah lagi, yah?" tanya Dara menimpali. Fajar itu teman satu SMA mereka dulu.

"Hmm." Romeo menjawab dengan deheman sembari menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Ini yang ke berapa ya, yah?"

Romeo mengangkat bahunya, lalu menghitung menggunakan jarinya. "Ke empat kalo gak salah."

Dara menggelengkan kepala. "Semoga yang kali ini gak cerai lagi."

"Kapan nikahannya, yah?"

"Minggu depan, bun. Lupa ayah tadi, undangannya di tas kerja."

Dara mengangguk.

TRANSLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang