EPISODE 12 | lagi-lagi?

11.6K 1.1K 33
                                    

Bruk!

"Wahh selamat, makasi lho bang! " Cakra mengacungkan jempol pada mandala yang mengorbankan badannya di depan pesawat agar tidak mengenai Jaya dan rusak dengan benturan tinggi.

Kacau kalau pesawat ini rusak.

"Pesawat ini... " Jaya nampak memperhatikan pesawat yang di naiki oleh cakra.

Tentunya bukan bagian dalamnya yang di duduki oleh cakra, melainkan bagian atap pesawatnya.

"Ah... " Jaya nampak mengangguk sebentar ketika mengingat di mana ia melihat pesawat tersebut.

"Mandala, gerhana, kenapa pesawat ini masih di sini? " Jaya menatap menuntut pada kedua anaknya yang langsung membuang muka.

"Buang itu sekarang! " Perintah dari Jaya membuat para bodyguard yang ada di sekeliling nya langsung maju.

"Ap-apa apaan dad! " Mandala maju menghalangi.

"Daddy apa susahnya biarin satu barang aja sih?! " Bahkan gerhana yang biasanya cuek saja sudah meletakkan si oren dengan hati hati ke sofa dan ikut bergabung untuk menahan pesawat yang di kendarai oleh cakra.

Cakra sendiri tak paham, apa penting nya pesawat ini bagi mereka. Tapi berhubung dia juga suka sama pesawatnya, jadi dia bakal bantu.

"Enak aja! Kalau mau beli lah! " Cakra mendorong pesawat yang di kendarai olehnya menjauh. Berputar putar di ruangan luas sebelum menuju taman belakang.

"Eh? Dek di depan mu! " Mandala menunjuk kedepan, soalnya cakra melaju cepat sembari meledek para bodyguard yang mengejar.

"Eh ehhh?!" Cakra mengerem mendadak.

"Eittss! " Gerhana menahan badan pesawat yang hendak jatuh. Tapi cakra nya sudah jatuh duluan sih, cuma pesawatnya doang yang di tahan.

"Untung ngga lecet, " Gerhana mengusap dadanya lega.

"Woi! Gua kenapa ngga di tolong?! " Cakra berteriak murka, bisa bisanya makhluk satu ini hanya menyelamatkan pesawat! Padahal jelas jelas yang bisa merasakan sakit adalah dirinya!

"Bikin masalah aja lu! Kalau lecet gimana? " Gerhana tak peduli dengan kondisi cakra. Yang penting baginya saat ini adalah pesawat.

Bahkan dapat cakra lihat gerhana nampak membuat wajah marah saat melihat ada lecet sedikit di pesawat mainan itu.

"Maaf tuan muda, " Para bodyguard yang sudah tiba langsung menggotong pesawat itu menjauh.

"Elu sih! Ck lu ngga tau berharganya barang itu buat gue! " Gerhana berdecak malas. Dapat cakra lihat wajah abang tengahnya itu seperti ingin menangis, bahkan sudah ada air mata yang menggenang di matanya.

"Dad! Apa susahnya biarin satu barang aja? Kami ngga minta-" Mandala terdiam saat melihat jaya mengangkat tangannya.

"Kau tau apa alasan adik mu menjadi seperti itu hah?! " Jaya melirik cakra dengan lirikan matanya.

Membuat cakra secara otomatis menunjuk ke arah dirinya dengan wajah bingung. "Gua? Kenapa? " Melihat wajah menyebalkan cakra membuat gerhana semakin sebal.

"Kalau kau masih meminta lebih, daddy sendiri yang akan merusak pesawat itu di depan kalian, " Jaya mengeluarkan korek api dari sakunya.

"Ini gara gara lo! Kenapa mental lu selembek itu sih?! Gara gara lo, semua barang barang itu harus di buang! Padahal, itu satu satunya kenangan yang ngebuktiin kalau keluarga kita juga pernah bahagia! Lu cowok elliot! Lu cowok! Ga usah alay!" Bentakan gerhana membuat Cakra terdiam, kok rasanya ada yang sakit ya?

PULANG (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang