Oma menatap sekilas kehadiran cakra di meja makan, setelahnya ia hanya melanjutkan makan tak peduli.
Berbeda dengan davina yang melirik cakra terus menerus, wajahnya juga nampak risau. Seperti ada yang ingin di katakan namun ia tahan.
Hanya Langit yang sadar dengan tingkah laku davina, namun seolah sudah terbiasa ia melanjutkan makannya dengan khidmat. Sudah lama ia tidak makan di rumah kakaknya.
Sedangkan cakra tidak peduli dengan sekitar, dia asik dengan sarapannya. Bahkan mengabaikan miya yang terus memperhatikan cakra dengan mata bulatnya.
"Kak elli, kok...miya rasa, martabat kak elli kayak ilang gitu ya?" Pertanyaan dari miya di sambut batukan tersedak oleh cakra. Mandala yang ada di sampingnya langsung memberikan air.
Lain halnya dengan gerhana yang dengan jijik menyingkirkan dua piring lauk yang terkena cipratan jigong cakra.
"Ini makhluk, sapa sih?" Cakra menunjuk sebal ke arah miya yang ada di sampingnya.
Oma sudah mengisyaratkan Jaya untuk membungkam anak bungsu nya itu.
"Makan yang tenang, jangan membuat daddy menyeret mu kembali ke rumah sakit," ujar Jaya tenang.
"Tapi ni ana-"
"Anak gadis tersesat yang sempat menggantikan peran mu, dia hanya anak hilang yang di pungut untuk meredakan kegilaan bundamu," Oma menyahut dari sebelah Jaya. Senyuman manis terpasang di wajah tuanya yang masih terlihat segar itu.
"Ma! Jaya menatap berang.
Hingga ia teralihkan dengan teriakan mandala yang melihat cakra mimisan.
"Namanya miya!" Suara yang terdengar samar di telinga cakra membuat kedua hidungnya mengeluarkan darah.
"Jangan nakal sama miya ya? " Lagi, suara itu datang. Cakra merasakan kepalanya sakit, telinganya juga berdengung kencang.
"Gejala Elliot keluar lagi!" Langit dengan sigap berdiri dari duduknya.
Oma menatap malas kejadian di meja makan, setelahnya melirik sinis davina yang sudah menunduk takut.
Jaya yang sudah panik takut Elliot di racuni, gerhana yang jadi tak selera makan karena piringnya terkena darah cakra. Dan mandala yang sibuk membantu cakra di bantu langit.
Suasana meja makan pagi ini sangat berantakan. Semuanya, di karenakan bergabungnya Elliot di meja makan.
"Seharusnya, kak elli ngikutin kontrak itu kan?" Miya menatap takut keadaan berisik di sekitarnya.
*****
Cakra menatap sekitar asing, dia ada di tempat yang ia sendiri tak tau ada di mana.
"Eh? " Kakinya bergerak gesit menghindar saat melihat dua anak yang berlarian melewati dirinya.
"Kak ana! Mana elsanya?! Ajak main dong!" Kelakar bahagia di sambut tawa di layangkan oleh anak kecil yang nampak sedang di kejar. Yang sedang mengejar tampak marah dan melangkah lebih cepat.
Membuat cakra mengikuti arah kedua anak yang sedang saling kejar itu menuju taman yang ia lihat tadi malam dari ruang keluarga.
Tawa anak anak itu berhenti kala melihat siluet pertengkaran dari dalam rumah.
"INI ANAK SIAPA?" nampak sosok yang mengaku sebagai daddy nya itu membentak davina sembari menunjuk seorang gadis kecil yang asik sendiri dengan es creamnya.
"Ibumu mau anak perempuan, jadi..." Davina yang menyahut takut membuat Jaya tampak berang.
Cakra penasaran! Ini gosip seru, ngga boleh ketinggalan!
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG (END)
Novela JuvenilHATI HATI! ISINYA ORANG SAKIT JIWA SEMUA cakra si anak manja, anak kesayangan, dan anak emas tiba tiba pindah ke raga anak yang memiliki kelainan jiwa? ya culture shock dong! "CAKRA MAU PULANG MAMI!!! " "gilanya bertambah, padahal bunda tidak perna...